Sukses

Fashion Show Busana Daur Ulang dari Kresek hingga Karung Pukau Pengunjung Piknik Hijau Hijau

Lima anak terpilih curi perhatian pengunjung Festival Piknik Hijau Hijau di Taman Hutan Kota, Gelora Bung Karno dengan penampilan parade fashion show busana dari bahan daur ulang.

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar lima anak terpilih bikin terpukau pengunjung Festival Piknik Hijau Hijau di Taman Hutan Kota, Gelora Bung Karno dengan penampilan parade fashion show busana daur ulang pada Sabtu 23 September 2023. 

Para model muda ini berlenggak lenggok mengikuti irama musik sambil menampilkan busana daur ulang unik hasil rangkaian mereka. Beberapa kali penonton tampak bersorak riuh selama pertunjukan. 

Mereka adalah bagian dari aksi kolaborasi Child Campaigner dengan yayasan Save The Children. Child Campaigner sendiri sedang memiliki kampanye nasional bernama aksi generasi iklim. Kampanye tersebut dipimpin oleh anak anak dan orang muda yang berusia 12 sampai 24 tahun.

"Kita diundang oleh Uni Eropa karena temanya masih sesuai, kita sama-sama punya visi yang sama untuk berbicara tentang penanganan krisis iklim khususnya dan mengenai keterlibatan dan partisipasi anak-anak dan generasi muda," kata pendamping Child Campaigner kepada Liputan6.com di Festival Piknik Hijau Hijau.

<p>Kostum parade fashion show daur ulang di Festival Piknik Hijau Hijau. Putra yang mengkombinasikan kain perca bekas (sebelah kiri atas), Tania memanfaatkan kain bekas dan karung beras (sebelah kiri bawah), Tiara dengan kresek bekas hitam dan putih (tengah), Awa dengan karung beras dan kain bekas berhiaskan jerami serta koran-koran bekas (sebelah kanan atas), Sandi karung beras dan kain bekas berhiaskan jerami serta koran-koran bekas (sebelah kanan bawah).</p>
<p> </p>

Terdapat lima model yang hadir antara lain Tiara yang bergaya ala gothic dengan gaun berwarna hitam dan putih dari kresek bekas. Awa, bergaya ala street wear dengan rompi karung beras dan kain bekas berhiaskan jerami serta koran-koran bekas.

Ada Sandi yang mengkolaborasikan jas hujan bekas dengan bungkus makanan. Sedangkan Putra bergaya gothic dan cyberpunk dengan mengkombinasikan kain perca bekas. Terakhir, Tania memanfaatkan kain bekas dan karung beras untuk busananya. 

Tak hanya menjadi sebuah peragaan busana, parade ini juga menjadi ajang kolaborasi yang mengangkat isu serius terkait perubahan iklim. 

Model yang hadir merupakan anak muda yang berfokus pada pengelolaan sampah plastik khususnya di Jakarta mengingat masih tingginya tingkat banjir dan banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan alih-alih diolah. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Anak-anak Menyusun Ide Desain Busana Sendiri

Parade ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa sampah dapat didaur ulang dan menjadi gaya hidup. 

Tak sembarangan tampil, model anak-anak muda ini terlebih dahulu diberi pembekalan mengenai perubahan iklim. Mereka diikutkan ke program Sekolah Cerdas Iklim sehingga mengetahui pengetahuan dasar tentang apa itu perubahan iklim beserta dampaknya terutama terhadap anak anak dan kelompok rentan. Selain itu mereka juga mempelajari kontribusi sampah plastik terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.

Child Campaigner menekankan proses child-led dalam penyusunan ide busana daur ulang dalam parade ini. Anak-anak menyusun sendiri ide desain busana yang akan dipakai meski dalam proses pembuatannya, dibantu oleh komunitas Kertabumi. Bahan-bahan yang digunakan adalah barang bekas di rumah yang telah tidak terpakai. 

"Kalau berbicara tentang Child Campaigner, mereka sebetulnya benar-benar child-led, jadi ide-idenya itu dari mereka tetapi dalam proses pembuatannya itu mereka dibantu. Jadi kita berkolaborasi dengan komunitas yang fokus dalam bidang lingkungan juga, namanya Kertabumi," jelas pendamping dari Child Campaigner kepada Liputan6.com.

Parade fashion show busana daur ulang di Festival Piknik Hijau Hijau tahun ini telah membuktikan bahwa anak-anak dan generasi muda memiliki peran penting dalam upaya kita untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

3 dari 4 halaman

Piknik Hijau Hijau, Ajakan untuk Masyarakat Terlibat Lestarikan Lingkungan

Piknik Hijau Hijau ini adalah festival ramah keluarga mengusung tema 'Lebih Hijau Lebih Setara' yang bertujuan untuk menyoroti upaya kolaboratif antara Uni Eropa dan negara-negara anggotanya serta Indonesia, dalam melakukan transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan didukung oleh energi yang lebih ramah lingkungan sambil memastikan kemajuan yang inklusif.

Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menyelenggarakan 'Piknik Hijau Hijau' sebagai acara utama EU Green Diplomacy Weeks 2023.

Piknik Hijau Hijau merupakan ajakan kepada masyarakat untuk terlibat, belajar, dan bertindak demi kelestarian lingkungan. Pengunjung dilibatkan dalam serangkaian lokakarya interaktif, diskusi, film, dan musik yang menggarisbawahi pentingnya lingkungan dalam mempertahankan kehidupan dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melindungi kelestariannya.

12 Duta Besar Negara Anggota Uni Eropa menandai komitmen mereka terhadap masa depan yang lebih hijau dengan menaiki MRT ke lokasi acara. Perjalanan simbolis ini diakhiri dengan mengendarai sepeda listrik yang unik bersama Direktur Konstruksi MRT, Ibu Weni Maiulina, sebagai bentuk komitmen kolektif terhadap transisi energi dan transportasi publik untuk mendukung kota yang berkelanjutan.

Sebagai bagian utama dari Piknik Hijau Hijau, 10 kedutaan negara anggota UE juga menampilkan inisiatif dan inovasi ramah lingkungan mereka, termasuk pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, proyek energi ramah lingkungan, dan peluang beasiswa dalam topik isu keberlanjutan. Selain itu juga, ada pula kontribusi dari mitra lokal, seperti Kehati, Hutan Itu Indonesia, dan Masyarakat Energi Terbarukan. Sementara itu, Waste4Change memastikan acara tersebut tetap netral sampah dan tidak diperbolehkan menggunakan plastik sekali pakai selama acara berlangsung.

4 dari 4 halaman

Beragam Kegiatan di Piknik Hijau Hijau

Ada beragam kegiatan bagi semua usia di Piknik Hijau Hijau, ada anak-anak yang menjelajahi alam bersama Sekolah Murid Merdeka, hingga orang dewasa yang menemukan hiburan melalui sesi mindfulness bersama Hutan Itu Indonesia dan Setali. Tidak ketinggalan booth produk berkelanjutan, pemutaran film Seme7ta, dan sesi berbagi buku dengan Bbbbookclub yang semakin memperkaya pengalaman.

"Aksi lingkungan dapat dilakukan oleh semua orang. Itulah sebabnya, Piknik Hijau Hijau dirancang untuk keluarga, agar dapat diakses semaksimal mungkin dan menciptakan kenangan abadi tentang pentingnya bekerja sama demi kelangsungan manusia, bumi, dan kesejahteraannya. Bersama-sama, kita sebagai UE dan Indonesia menanam benih keberlanjutan – yang masing-masing merupakan bentuk janji bagi bumi kita dan generasi mendatang," ujar Henriette Faergemann, First Counsellor for the Environment, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia.

Sebelum Piknik Hijau Hijau, Uni Eropa mendukung 'lokakarya aksi iklim pemuda I-ACT' yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Italia, IRENA, Youth4Energy Asia Tenggara, serta mendukung komunitas dalam kegiatan bersih-bersih pada World Clean Up Day (WCD) sebagai bagian dari serangkaian inisiatif ramah lingkungan, public event, dan dialog.

Pada bulan Oktober 2023, Delegasi Uni Eropa juga akan menyelenggarakan Climate Dialogue Roadshows dan Green Conference di berbagai kota di Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.