Sukses

Threads Muncul Warga +62 Mulai FOMO, Apa Artinya?

Kini banyak orang berbondong-bondong mengunduh aplikasi Threads. Bahkan, muncul lagi kata FOMO bagi mereka yang hanya ikut-ikutan saja untung mengunduh Threads. Lantas, apa itu FOMO?

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi baru yang kini jadi perbincangan adalah Threads. Pada Kamis, 6 Juli 2023, pendiri sekaligus Bos Meta Mark Zuckerberg mengumumkan perilisan aplikasi baru dari keluarga Meta tersebut.

Threads muncul tak lama setelah Elon Musk menantang Mark Zuckerberg untuk bertarung. Selain itu, Threads dirilis ketika Twitter sedang mengalami kontroversi pembatasan tweet yang diterapkan Elon Musk.

Aplikasi Threads memungkinkan pengguna untuk menghubungkan username Instagram sebagai username Threads.

Berbeda dengan Instagram yang merupakan aplikasi untuk berbagi gambar dan konten video, Threads lebih mirip dengan Twitter yang memudahkan percakapan antara satu dengan banyak akun.

Jadi pesaing Twitter, Threads memungkinkan pengguna untuk mengunggah status berupa kata-kata tanpa batasan karakter. Pengguna juga bisa mengunggah foto dan video singkat di platform ini.

Kini banyak orang berbondong-bondong mengunduh aplikasi ini. Bahkan muncul lagi kata FOMO bagi mereka yang hanya ikut-ikutan saja untung mengunduh Threads. Lantas, apa itu FOMO?

Dilansir dari Techtarget, Kamis (6/7/2023), FOMO sendiri berarti "fear of missing out" atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah takut ketinggalan.

FOMO adalah respons emosional terhadap keyakinan bahwa orang lain hidup lebih baik, kehidupan yang lebih memuaskan atau bahwa peluang penting terlewatkan. FOMO sering menyebabkan perasaan tidak nyaman, ketidakpuasan, depresi dan stres.

Maraknya media sosial telah meningkatkan prevalensi FOMO selama beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan itu paling tersebar luas di seluruh komunitas milenial.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Media Sosial dan Penyebab FOMO Lainnya

FOMO disebabkan oleh perasaan cemas seputar gagasan bahwa pengalaman menarik atau peluang penting akan terlewatkan atau diambil oleh orang lain.

Perasaan tersebut rupanya diambil oleh bagian otak yang mendeteksi apakah sesuatu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup atau tidak. Bagian otak ini merasakan kesan ditinggalkan sebagai ancaman, menciptakan stres dan kecemasan.

Seseorang akan lebih mungkin mengalami FOMO jika sudah sangat sensitif terhadap ancaman lingkungan. Ini termasuk orang-orang yang bergumul dengan kecemasan sosial, perilaku obsesif atau kompulsif termasuk gangguan obsesif-kompulsif yang didiagnosis atau memiliki bentuk trauma emosional di masa lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.