Sukses

Turki: Lebih dari 550 Ribu Pengungsi Suriah Akan Dipulangkan

Ada 240 ribu rumah yang akan dibangun di Suriah utara, tempat 1 juta pengungsi Suriah akan dimukimkan.

Liputan6.com, Ankara - Lebih dari 550 ribu pengungsi Suriah di Turki telah dipulangkan ke negara mereka. Demikian diumumkan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

"Kami mengirim kembali 553 ribu imigran ke wilayah yang bebas terorisme," ungkap menlu Turki dalam wawancara yang disiarkan langsung di saluran NTV, seperti dilansir Anadolu, Minggu (28/5/2023).

Cavusoglu menuturkan bahwa 240 ribu rumah akan dibangun di Suriah utara, tempat 1 juta pengungsi akan dimukimkan.

"Kami ingin mengirim warga Suriah tidak hanya ke tempat-teman yang aman, tetapi juga ke tempat-tempat yang dikendalikan oleh rezim Bashar al-Assad," ujar Cavusoglu.

Lebih lanjut Cavusoglu mengatakan, "Kami menyepakati persiapan infrastruktur untuk kembalinya warga Suriah dengan aman ke wilayah yang dikuasai rezim... Kami telah memutuskan untuk membentuk komisi di tingkat wakil menteri, di mana institusi yang relevan juga akan berpartisipasi.

"Dengan kata lain, kami sudah bertekad untuk memulangkan warga Suriah. Kedua, kami tidak melakukan ini dengan wacana rasis, kami tidak lupa bahwa mereka juga manusia," tambahnya.

Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, dan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad melangsungkan pertemuan pada 10 Mei di Moskow untuk bertukar pandangan tentang normalisasi hubungan antara Ankara dan Damaskus. Selain itu, tatap muka juga untuk membahas penanggulangan terorisme, proses politik dan masalah kemanusiaan termasuk kembalinya warga Suriah secara sukarela, aman dan bermartabat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Turki Tuan Rumah Pengungsi Terbesar di Dunia.

Lebih dari 3,7 juta warga Suriah saat ini tinggal di Turki, menjadikannya negara tuan rumah pengungsi terbesar di dunia.

Menyusul dimulainya perang saudara Suriah pada tahun 2011, Turki mengadopsi kebijakan "pintu terbuka" bagi warga Suriah yang melarikan diri dari penganiayaan dan kebrutalan.

Suriah terlibat dalam perang saudara setelah rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keras.

Menurut perkiraan PBB, ratusan ribu orang tewas dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.