Sukses

Ahli: Perubahan Iklim Picu 'Hutan Hantu', Kuburan Pohon Mati di Pesisir Pantai AS

Hutan di North Carolina dan Massachusetts, AS, dipenuhi garam karena naiknya permukaan laut dan menciptakan "hutan hantu" yang menakutkan.

Liputan6.com, Massachusetts - Hutan di North Carolina dan Massachusetts, AS, dipenuhi garam karena naiknya permukaan laut dan menciptakan Ghost Forests (Hutan Hantu) yang menakutkan.

Menurut para ahli, climate change atau perubahan iklim telah memicu terjadinya Ghost Forests. Kuburan barisan pohon mati yang menyebar dengan cepat di sepanjang pantai di North Carolina dan Massachusetts, AS.

Media Mirror yang dikutip Selasa (20/6/2023) melaporkan, hutan-hutan itu mulai dipenuhi oleh garam karena naiknya permukaan laut sehingga mengubah pepohonan subur menjadi kuburan pohon mati.

Permukaan laut kini naik tiga kali lebih cepat dari tingkat global dan mengancam banyak hutan untuk menjadi kuburan pohon. Termasuk salah satunya Chesapeake Bay di Maryland - yang surut 15 kaki (sekitar 4 meter) per tahun.

Matthew Kirwan, seorang ahli ekologi pesisir di Institut Ilmu Kelautan Virginia mengatakan, "Hutan hantu adalah indikator paling mencolok dari perubahan iklim yang kita miliki di manapun di Pantai Timur.

"Kami terbiasa melihat gambar gletser yang telah mencair dan mundur bermil-mil jauhnya, selama beberapa dekade terakhir. Nah, hal yang sama terjadi di sini," katanya.

Matthew mengatakan bahwa hutan hantu ini adalah hasil dari naiknya permukaan laut dan banjir pesisir yang membawa garam ke tanah.

Tingkat garam di tanah jadi berlebihan sehingga membuat mereka akhirnya mati, tanpa ada pohon baru di sekitar untuk menggantikannya di hutan.

"Kami memiliki sisa-sisa pohon yang menandai di mana tanah kering beberapa dekade yang lalu."

Walaupun prosesnya tidak langsung dan bisa bertahap, lama kelamaan seluruh kelompok pohon akan hilang dari hutan.

Para ilmuwan meyakini pada abad berikutnya, hingga 18.000 mil persegi tanah kering di AS dapat terendam air.

Matthew berkata, "Semua orang berpikir tentang kenaikan permukaan laut dalam hal banjir jalan-jalan kota, kereta bawah tanah, dan bencana badai seperti Katrina.

"Tetapi sebenarnya dampak kenaikan permukaan laut ada pada banyak tempat yang tidak terlalu terlihat."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Solusi

Ahli ekologi itu mengatakan tidak ada solusi untuk menghentikan hilangnya ribuan hektar hutan akibat perubahan iklim.

"Jadi, saya berkontribusi dengan mencoba memastikan jika kita akan kehilangan semua hutan itu, setidaknya kita mendapatkan sesuatu dari peristiwa itu," katanya. "Dan itu rawa-rawa."

Tim penelitinya sedang bekerja untuk mematangkan rawa-rawa yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah pepohonan.

Dia menambahkan, "Mereka menyaingi hutan hujan tropis. Mereka menyerap karbon, dan juga meningkatkan kualitas air," katanya. "Jadi, walaupun hilangnya pohon tidak bisa dihindari. Hasil rawa yang terbentuk untuk menggantikannya dan jenis rawa apa itu, itu masih bisa diatur."

Di New Jersey, ada rencana serupa untuk mencoba menghutankan kembali 10.000 hektar pohon yang dihancurkan oleh Superstorm Sandy dan air asin.

Bill Zipse, seorang rimbawan, berniat untuk menanam pohon jauh di pedalaman agar terhindar dari air asin.

Dia berkata, "Menurut saya itu penting untuk diingat orang. Ini bukanlah cerita tanpa harapan.

"Hutan ini bisa dipulihkan. Mereka bisa diselamatkan, dan Anda bisa beradaptasi."

3 dari 4 halaman

Gelombang Panas

Selain meningkatnya permukaan laut, perubahan iklim juga dapat mengakibatkan gelombang panas yang berbahaya.

Sebuah studi baru meyakini bahwa ada beberapa negara dan wilayah yang akan terkena dampak paling parah bila tidak siap menghadapinya.

Saat ini, gelombang panas sudah memecahkan rekor dan suhu masih terus meningkat. 

Oleh sebab itu, para ilmuwan menganalisis kumpulan data suhu selama lebih dari 60 tahun, serta model iklim, untuk menghitung kemungkinan terjadinya gelombang panas ekstrem walaupun sebelumnya belum ada catatan pernah di sejarah.

Hasilnya, mereka mengidentifikasi wilayah berikut sebagai hot spots atau lokasi terdampak gelombang panas berisiko tinggi:

  • Afghanistan
  • Papua Nugini
  • Amerika Tengah – termasuk Guatemala, Honduras, dan Nikaragua
4 dari 4 halaman

Dampak Gelombang Panas

Gelombang panas memiliki dampak negatif yang luas. Mereka mengurangi kualitas udara, memperburuk kekeringan, meningkatkan risiko kebakaran hutan, dan dapat menyebabkan infrastruktur rusak.

Selain itu, mereka juga sangat merugikan kesehatan manusia, menjadikan panas ekstrem sebagai salah satu bencana alam paling mematikan.

Ketika terkena cuaca panas ekstrem, manusia biasanya kelelahan atau dapat serangan panas. Hal ini dapat memicu ke berbagai gejala berbahaya lain, seperti sakit kepala, pusing, mual, dan kehilangan kesadaran. 

Namun menurut Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), heat stroke adalah penyakit terkait panas yang paling serius karena menyebabkan suhu tubuh meningkat dalam hitungan menit, dan bahkan dapat menyebabkan cacat permanen ataupun kematian.

Bahayanya, situasi gelombang panas kemungkinan akan terus memburuk ke depannya.

Untuk baca selengkapnya mengenai lokasi yang rentan terdampak gelombang panas ekstrem, klik di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini