Sukses

Perahu Kyoto dengan 29 Penumpang Terbalik, 1 Orang Tewas dan 1 Lainnya Hilang

Pada tanggal 28 Maret 2023, sebuah perahu wisata di Kyoto terbalik, memakan satu korban jiwa, dan satu lagi tidak ditemukan.

Liputan6.com, Kyoto - Sebuah perahu wisata di Kyoto terbalik saat tengah perjalanan tur. Peristiwa itu mengakibatkan satu orang tewas pada Selasa pagi 28 Maret 2023.

Laporan masuk sekitar pukul 11.55 (02.55 GMT) bahwa sebuah perahu telah terbalik di Katsura River, sungai yang mengalir melalui Kota Kameoka.

Menurut polisi Kyoto dan asosiasi kapal wisata lokal, kapal tersebut membawa 29 orang, yaitu 25 penumpang termasuk tiga anak dan empat awak kapal.

Kapal kayu tradisional itu sedang dalam pelayaran sungai yang populer di Prefektur Kyoto, saat terbalik dan menewaskan satu orang.

Disadur Liputan6.com dari Kyodo News, Rabu (29/3/2023), wisata pelayaran perahu sungai yang berlangsung sekitar sekitar 90 menit ini menawarkan pemandangan indah bunga sakura di musim semi dan pemandangan alam yang berubah seiring musim.

Ini merupakan salah satu tempat wisata populer di Kyoto yang menarik sekitar 300.000 wisatawan setiap tahunnya.

Tur dimulai dari Kameoka dan melintasi jeram sebelum berakhir di Arashiyama di pinggiran ibu kota prefektur Kyoto.

 

Wisata perahu itu langsung dihentikan setelah insiden terjadi, kata Hozugawa Yusen Kigyo Kumiai, operator tur wisata, di situs webnya.

Dengan adanya satu orang yang masih hilang, Dewan Keselamatan Transportasi Jepang, sebuah badan kementerian transportasi, memutuskan untuk mengirim dua penyelidik kecelakaan kapal ke lokasi tragedi pada Selasa malamnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Satu Korban Jiwa

Berdasarkan laporan polisi, satu orang yang tewas adalah anggota staf yang mengayuh perahu, sementara seorang staf lainnya tidak ditemukan.

Pada awalnya, polisi menyelamatkan staf itu, Saburo Tanaka. Ia sempat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan serangan jantung, di mana dia kemudian dipastikan meninggal dunia.

Sementara semua, 25 penumpang kapal dan dua staf lainnya telah dipastikan selamat setelah insiden yang terjadi di Sungai Katsura, juga dikenal sebagai Sungai Hozu, di prefektur Jepang barat, kata polisi.

Sembilan wanita di antara penumpang dikirim ke rumah sakit untuk perawatan, terutama karena hipotermia dan memar, menurut pemadam kebakaran Kota Kyoto.

Kecelakaan itu terjadi sekitar 15 menit setelah kapal berangkat dari lokasi hulu sekitar pukul 10.40 waktu setempat, menurut Hozugawa Yusen Kigyo Kumiai, operator tur wisata.

Setelah salah satu dari empat staf melakukan kesalahan kemudi dan jatuh ke dalam air, perahu menabrak karang dan terbalik, jelas Hozugawa Yusen Kigyo Kumiai.

3 dari 4 halaman

Kyoto Jadi Kota Besar Terbaik di Dunia

Bicara soal Jepang, pada tahun 2020, sebagai bagian dari Condé Nast's Readers ’Choice Awards, Kyoto kampiun sebagai Kota Besar Terbaik di Dunia, sebagaimana dilansir Rabu, 14 Oktober 2020. Posisinya menggantikan Tokyo yang mengklaim singgasana teratas selama empat tahun terakhir.

Tokyo masih jadi pilihan utama, meski turun ke peringkat enam, dikalahkan Lyon, Singapura, Sydney, dan Wina. Tapi, Kyoto juga merupakan tujuan wisata populer selama hampir satu dekade.

Secara konsisten, kota ini jadi salah satu wilayah paling populer di Asia selama hampir 10 tahun. Pada 2015, popularitas Kyoto bahkan menembus 10 besar dunia.

Daya tarik Kyoto juga tak bisa disangkal bagi para pelancong dunia. Jejak sejarah dan arsitektur berusia ratusan tahun menjadi pemikatnya, tak ketinggalan dengan makanan dan banyak budaya tradisional untuk dijelajahi.

4 dari 4 halaman

Jadi Tujuan Wisata Turis Dunia, Kyoto Malah Dihindari Wisatawan Lokal

Masih soal pesona Kyoto yang menarik hati banyak turis dari berbagai penjuru dunia. Tradisi budaya yang kental dan keberadaan banyak kuil dan taman membuat orang enggan melewatkan kesempatan bertandang ke sana.

Seiring meningkatnya kunjungan turis asing, wisatawan lokal justru menghindari tur wisata ke Kyoto. Studi terbaru Asosiasi Wisata Kota Kyoto dan Biro Konvensi Kyoto menemukan pada Desember 2018, jumlah orang Jepang yang tinggal di hotel-hotel utama di Kyoto menurun hingga 12,2 persen dibandingkan bulan yang sama pada 2017.

Hal yang sama juga terjadi pada jumlah traveler lokal di Kyoto dalam setahun. Pada 2018, hotel di Kyoto menampung 2.062.716 tamu lokal atau 4,8 persen lebih sedikit dari tahun sebelumnya.

Lalu apa yang terjadi dengan penurunan turis Jepang dari Kyoto? Berdasarkan penelitian, faktor utama penyebab penurunan itu adalah keramaian yang terjadi. Semakin banyak turis asing yang tertarik mengunjungi Kyoto setiap tahun yang terlihat dari jumlah tamu hotel yang meningkat 5,3 persen dari tahun sebelumnya.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.