Sukses

Kenapa Kucing Suka Main dengan Mangsanya? Ini Penjelasannya

Apakah anda pernah melihat kucing suka bermain dengan hewan buruannya? yuk simak alasan dibalik itu.

Liputan6.com, Jakarta Bagi pemilik kucing pasti pernah melihat, peliharaannya berburu layaknya predator di luar ruangan. Saat berkeliaran di halaman rumah, mungkin kucing bisa tiba-tiba melompat ke depan pagar, memukul burung atau tikus kecil, bahkan kadal.

Umumnya kucing mempermainkan buruannya tersebut beberapa menit, sebelum hewan itu benar-benar mati. Kemudian setelah dipermainkan, hewan buruannya dibawa ke hadapan anda dan meletakan bangkainya di depan pemiliknya.  

Mengutip dari livescience, Selasa (28/3/2023), bagi pemilik kucing, perilaku ini adalah bukti bahwa kucing mereka aktif, dan tidak salah arah atau doofuses. Tetapi, bagi konservasionis, tindakan ini adalah sebagai mesin pembunuh, dengan empat kaki penuh pisau. 

Perbedaan persepsi ini telah memicu perdebatan sengit antara pelestari lingkungan dan penggemar kucing mengenai apakah kucing harus diizinkan keluar rumah.

Banyak juga pertanyaan seperti mengapa kucing rumahan mengejar dan bermain dengan mangsanya bahkan setelah mati? Apakah mereka hewan yang menggemaskan atau pembunuh berantai berbulu?, tetapi kebenaran terletak di antara keduanya.

Untuk menjawab pertanyaan ini, bisa dilihat melalui domestikasi kucing. Kucing liar pertama yang mengambil langkah tentatif menuju domestikasi mungkin melakukannya sekitar 8.000 tahun yang lalu di Mesir dan daerah sekitarnya, menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution.

Kucing ini adalah anggota dari spesies Felis silvestris lybica, juga dikenal sebagai kucing liar Afrika, dan mereka berada di kota dengan alasan memburu tikus untuk dimakan. 

Manusia, pada gilirannya, memelihara kucing-kucing ini karena mereka mengendalikan populasi hewan pengerat yang menyebarkan penyakit dan pemakan biji-bijian. Dalam masyarakat tertentu, seperti Mesir kuno dan Cina, kucing dianggap beruntung atau bahkan dihormati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manusia Hidup dengan Kucing Ribuan Tahun yang Lalu

Manusia telah hidup bersama kucing selama ribuan tahun, meski domestikasi kucing yang 'sejati' hanya dapat ditelusuri kembali ke sekitar 200 tahun yang lalu, Martina Cecchetti, seorang ilmuwan konservasi yang mempelajari perilaku kucing di University of Exeter di Inggris, mengatakan kepada live science. 

Dalam konteks ini, Cecchetti mengklarifikasi, domestikasi "sejati" berarti dibiakkan secara selektif dan sengaja oleh manusia, bukan sekadar hidup bersama dengan spesies kita.

Karena mereka baru saja dijinakkan, kucing mempertahankan banyak naluri yang diturunkan dari leluhur liar mereka, yang berburu mangsa kecil sepanjang hari, menurut sebuah studi tahun 2006 di The Journal of Nutrition.

Sisa-sisa evolusioner ini mendorong seekor kucing untuk menangkap mangsa meskipun tidak lapar, kata Cecchetti. 

Terlebih lagi, naluri bermain kucing, seperti memukul, menerkam, dan mencakar, berasal dari perilaku berburu. Kucing liar sering bermain dengan mangsanya untuk membuatnya lelah sebelum memakannya, yang mengurangi risiko cedera pada kucing. 

3 dari 4 halaman

Kucing Rumahan Dapat Memiliki Gangguan Ketika Berada di Luar Ruangan

Studi menunjukkan bahwa kucing rumahan yang dibiarkan berkeliaran di luar dapat menyebabkan gangguan lingkungan yang serius.

Satu studi 2013 di jurnal Nature Communications, diperkirakan bahwa kucing membunuh lebih dari 1,3 miliar burung dan 6,3 miliar mamalia kecil setiap tahun di Amerika Serikat, dengan mayoritas pembunuhan dilakukan oleh 30 juta hingga 80 juta kucing liar, termasuk kucing peternakan dan kucing yang diberi makan oleh manusia, tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Jadi bagaimana orang menghentikan kucing mereka dari penyebab begitu banyak kerusakan ekologis?. Penelitian Cecchetti menunjukkan, bahwa beberapa dorongan kucing peliharaan untuk berburu dapat terhalang dengan memberi mereka waktu bermain yang cukup di rumah dan memberi mereka makanan kaya daging berkualitas tinggi yang memberikan keseimbangan mikronutrien yang tepat.

"Kucing domestik adalah karnivora," kata Cecchetti, jadi jika mereka tidak mendapatkan cukup daging di rumah, mereka mungkin mencarinya di tempat lain.

4 dari 4 halaman

Program Trap Neuter Return Bagi Kucing Liar

Jika anda memilih untuk menyediakan makanan bagi kucing liar, Humane Society merekomendasikan untuk memanggil program trap-neuter-return (atau TNR). Program-program ini dikhusukan sementara untuk menangkap kucing liar, mensteril mereka, memvaksinasi terhadap rabies, mengidentifikasi dengan ujung telinga (pengangkatan seperempat inci atas telinga kiri saat dibius) dan mengembalikannya ke area di mana mereka ditemukan.

Tempat penampungan lokal tidak dapat menampung mereka. Proses ini membantu mengendalikan populasi kucing yang tidak dimiliki, yang pada gilirannya dapat mengurangi jumlah hewan liar yang mereka bunuh.

Tapi mungkin cara terbaik untuk memastikan bahwa kucing anda tidak mengamuk di ekosistem lokal adalah dengan cara meletakannya di dalam ruangan (dengan banyak mainan dan ruang minimal 20 kaki persegi, atau 1,8 meter persegi) atau mengambilnya di luar dengan menggunakan tali harnes. Dengan begitu, mereka dapat melepaskan naluri berburu sesuka hatinya,  tanpa mengorbankan satwa liar di sekitarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.