Sukses

NASA-Rusia Pertimbangkan Misi Penyelamatan Ruang Angkasa untuk Soyuz

NASA dan badan antariksa Rusia Roscosmos sedang mengevaluasi apakah mereka perlu melakukan misi penyelamatan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Liputan6.com, Jakarta - NASA dan badan antariksa Rusia Roscosmos sedang mengevaluasi apakah mereka perlu melakukan misi penyelamatan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah menemukan kebocoran cairan pendingin dari pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia yang saat ini berlabuh di stasiun tersebut.

Pesawat ruang angkasa yang bocor, bernama Soyuz MS-22, membawa astronot AS Frank Rubio, bersama dengan kosmonot Dmitri Petelin dan Sergey Prokopyev ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 21 September.

"Rabu malam lalu ... Kami telah mendeteksi kebocoran cairan pendingin di atas stasiun luar angkasa. Kosmonot Rusia sedang mempersiapkan EVA [spacewalk]. Mereka belum keluar dari kendaraan sehingga tidak ada kekhawatiran kontaminasi," kata manajer program Stasiun Luar Angkasa Internasional Joel Montalbano selama telekonferensi dengan media.

"Mission Control Center Moscow membatalkan bahwa EVA dan tim fokus untuk lebih memahami kebocoran cairan pendingin," demikian seperti dikutip dari MSN News, Sabtu (24/12/2022).

"Sejak itu, tim Mission Control Center Houston dan Mission Control Center Moscow telah berbicara secara teratur untuk memahami apa yang terjadi, penyebab dari apa yang terjadi dan langkah-langkah di masa depan."

Sergei Krikalev, direktur eksekutif untuk program penerbangan luar angkasa manusia di Roscosmos, menepis spekulasi bahwa kebocoran itu disebabkan oleh dampak dari meteor Geminid, dengan mengatakan lintasan tumbukan tidak cocok dengan hujan meteor.

"Sekarang kami melakukan analisis termal untuk melihat apakah kami dapat menggunakan kendaraan ini untuk melakukan masuk kembali secara normal ... atau kita perlu mengirim kendaraan penyelamat ke stasiun di masa depan," kata Krikalev.

Jika pesawat ruang angkasa Soyuz terbukti tidak layak untuk masuk kembali, NASA dan Roscosmos harus meluncurkan pesawat ruang angkasa baru untuk memastikan kru dapat dengan aman kembali ke Bumi.

Pejabat Rusia mengatakan bahwa mereka akan siap untuk meluncurkan Soyuz baru pada bulan Februari jika diperlukan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gangguan Teknis Gagalkan Upaya Spacewalk Astronot Rusia di ISS

Spacewalk yang direncanakan sebelumnya oleh kosmonot Rusia di luar Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) dibatalkan karena alasan teknis, kata perusahaan antariksa negara Rusia Roscosmos, pada Kamis (15/12).

"Keberangkatan kosmonot Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin dari ISS dibatalkan karena alasan teknis," kata kantor berita Rusia TASS mengutip Roscosmos, dikutip dari Xinhua, Kamis (15/12/2022).

Rencana tersebut ditangguhkan karena penurunan tekanan pada sistem suplai panas pesawat ruang angkasa Soyuz yang berlabuh di ISS.

“Kami mencoba mencari tahu situasinya, mencoba melakukan pengukuran jarak jauh tambahan dan melihat betapa kritisnya semuanya,” kata spesialis Pusat Kendali Misi Rusia.

Spacewalk awalnya dijadwalkan akan dimulai pada pukul 05:20 waktu Moskow.

Misi ini tadinya ingin dilakukan untuk melakukan penukar panas radiator akan dipindahkan dari modul penelitian kecil Rassvet ke modul laboratorium multiguna Nauka di segmen ISS Rusia.

 

3 dari 3 halaman

Rusia Bakal Keluar dari ISS Setelah Tahun 2024

Moskow mengatakan pada Selasa (26 Juli) bahwa mereka akan meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) "setelah 2024" di tengah ketegangan dengan Barat, dalam sebuah langkah yang diperingatkan para analis dapat menyebabkan penghentian penerbangan awak Rusia.

Dilansir laman Channel News Asia, Rabu (27/7/2022), konfirmasi dari langkah yang telah lama diperdebatkan itu muncul ketika hubungan antara Kremlin dan Barat terurai atas intervensi militer Moskow di Ukraina dan beberapa putaran sanksi yang menghancurkan terhadap Rusia, termasuk sektor luar angkasanya.

Pakar luar angkasa mengatakan keberangkatan Rusia dari Stasiun Luar Angkasa Internasional akan secara serius mempengaruhi sektor luar angkasa negara itu dan memberikan pukulan signifikan bagi program penerbangan awaknya, yang merupakan sumber utama kebanggaan Rusia.

"Tentu saja, kami akan memenuhi semua kewajiban kami kepada mitra kami, tetapi keputusan untuk meninggalkan stasiun ini setelah 2024 telah dibuat," kata Yury Borisov, kepala baru badan antariksa Rusia Roscosmos, kepada Presiden Vladimir Putin, menurut akun Kremlin. dari pertemuan mereka.

"Saya pikir pada saat ini kita akan mulai menyusun stasiun orbital Rusia," tambah Borisov, menyebutnya sebagai "prioritas" utama program luar angkasa domestik.

"Bagus," jawab Putin.

ISS akan pensiun setelah 2024, meskipun badan antariksa AS NASA mengatakan itu dapat tetap beroperasi hingga setidaknya tahun 2030.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.