Sukses

Dicurigai sebagai Agen Rahasia Israel, 4 Pria Dieksekusi Iran

Iran pada Minggu (4/12) mengeksekusi empat pria yang dituduh telah bekerja sama dengan agen intelijen Israel Mossad, lapor media pemerintah Iran.

Liputan6.com, Jakarta - Iran pada Minggu (4/12) mengeksekusi empat pria yang dituduh telah bekerja sama dengan agen intelijen Israel Mossad, lapor media pemerintah Iran.

Negara Republik Islam itu telah lama menuduh musuh bebuyutannya Israel melakukan operasi rahasia di wilayahnya. Teheran baru-baru ini menuduh dinas intelijen Israel dan Barat merencanakan perang saudara di Iran.

Negara tersebut akhir-akhir sedang dihantam gelombang protes anti-pemerintah yang merupakan demonstrasi terbesar sejak Revolusi Islam 1979, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (4/12/2022).

Media pemerintah Iran melaporkan pada Rabu bahwa Mahkamah Agung negara itu telah menguatkan hukuman mati yang dijatuhkan kepada empat orang "atas kejahatan bekerja sama dengan dinas intelijen rezim Zionis dan atas penculikan.”

Selain mereka, terdapat tiga terdakwa lainnya yang dijatuhi hukuman penjara antara lima dan 10 tahun.

Mereka dinyatakan bersalah atas kejahatan yang mencakup tindakan melawan keamanan nasional, membantu penculikan, dan memiliki senjata ilegal, kata kantor berita Mehr.

Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa para tahanan telah ditangkap pada bulan Juni - sebelum kerusuhan melanda negara itu - menyusul kerja sama antara Kementerian Intelijen dan Pengawal Revolusi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rayakan Kekalahan Timnas di Piala Dunia 2022, Pria di Iran Ditembak Mati Polisi

Pada kabar lain, seorang pria di Iran ditembak mati pasukan keamanan setelah tim nasional Iran kalah dari AS dan tersingkir dari Piala Dunia 2022. Ini terjadi ketika demonstrasi anti-pemerintah terjadi di dalam dan di luar stadion di Qatar dan di seluruh Iran.

Dilansir The Guardian, Kamis (1/12/2022), Mehran Samak (27) ditembak mati setelah membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, sebuah kota di pantai Laut Kaspia, barat laut Teheran, menurut aktivis hak asasi manusia.

Samak "menjadi sasaran langsung dan ditembak di kepala oleh pasukan keamanan, menyusul kekalahan tim nasional melawan Amerika," kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.

Konflik antara kedua negara yang memutuskan hubungan diplomatik lebih dari 40 tahun lalu itu terjadi dengan latar belakang represi kekerasan di Iran setelah protes yang dipicu oleh kematian dalam tahanan Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, pada bulan September.

Sementara itu, pasukan keamanan Iran telah menewaskan sedikitnya 448 orang dalam penumpasan protes, termasuk 60 anak di bawah usia 18 tahun dan 29 wanita, menurut IHR.

Dalam kejutan yang luar biasa, pemain gelandang Timnas Iran Saeid Ezatolahi, yang bermain dalam pertandingan Piala Dunia melawan AS dan berasal dari Bandar Anzali, mengungkapkan bahwa dia mengenal Samak dan memposting foto mereka bersama di tim sepak bola remaja.

 

3 dari 3 halaman

Misteri Postingan Pemain Timnas

Saeid tidak mengomentari keadaan kematian temannya tetapi mengatakan: "Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap."

Dia menambahkan: “Ini bukan yang pantas didapatkan oleh kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita.”

Ezatolahi, bingung dengan hasilnya, terlihat setelah peluit akhir dihibur baik oleh rekan setimnya maupun para pemain AS.

Banyak orang Iran menolak untuk mendukung tim nasional, dan setelah pertandingan pada Selasa malam, rekaman di media sosial menunjukkan penonton bersorak dan menyalakan kembang api.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.