Sukses

Hujan Misil Rusia: Ukraina Tangkal 41 Serangan Rudal

Hujan misil Rusia menghujani sejumlah lokasi di Ukraina, termasuk Kiev.

Liputan6.com, Kyiv - Serangan udara Rusia menghantam sejumlah kota di Ukraina pada Senin (10/10/2022). Sebagian dari hujan misil ini berhasil ditangkal oleh militer Ukraina, meski ada yang menewaskan warga. 

Berdasarkan situs pemerintah Ukraina, Ukrinform, ada sekitar 41 misil dari 75 misil Rusia yang berhasil ditembak jatuh pihak Ukraina. 

"Pagi ini agresor sudah menembak 75 misil. Empat puluh satu di antaranya dinetralisir oleh sistem pertahanan anti-aircraft kita," ujar Panglima Tinggi Angkatan Bersenjata Ukraina Valerii Zaluzhnyi. 

Zaluzhnyi berkata pihak militer berusaha melindungi warga sipil di tengah serangan yang berlangsung.

"Saya meminta semuanya tetap berada di shelter," ujarnya. 

Ukrinform menyebut suara ledakan terjadi di Kiev, Khmelnytskyi, Lviv, Zhytomyr dan Dnipro. Sistem pertahanan anti-aircraft diaktivasi di daerah Ternopil dan Vinnytsia. Sejumlah misil juga ditembak jatuh di daerah Mykolaiv.

Sementara, media pemerintah Rusia, TASS, menyebut salah satu ledakan berada di dekat gedung Ukrainian Security Service.

Hingga berita ini ditulis, Liputan6.com masih berusaha menghubungi KBRI Kiev untuk menanyakan kabar WNI. Hingga kini memang masih ada WNI di Ukraina karena alasan pribadi, seperti hubungan pernikahan. 

Pemimpin Eropa Sebut Putin Barbar

Sebelumnya dilaporkan, beberapa jam sejak militer Rusia mulai menyerang kota-kota di sekitar Ukraina, reaksi sejumlah pemimpin Eropa muncul.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan panggilan darurat dengan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelensky.

Macron menegaskan kembali dukungannya untuk Ukraina dan menyatakan "keprihatinan" atas laporan korban sipil, kata Istana Elysee dalam sebuah pernyataan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berbicara dengan Zelensky, meyakinkannya dukungan dari Berlin dan dari negara-negara G7 lainnya, kata juru bicara pemerintah Jerman, dikutip dari laman BBC, Senin (10/10/2022).

Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau menyebut serangan rudal itu sebagai "tindakan barbarisme dan kejahatan perang", menambahkan: "Rusia tidak bisa memenangkan perang ini. Kami mendukung Anda Ukraina!"

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penampakan Langit Kiev Ukraina Usai Dihantam Rudal Rusia

Ketika awal-awal serangan terjadi, rekaman video dan gambar dari warganet Ukraina berseliweran di media sosial usai serangan udara yang menghantam ibu kota Kiev.

Asap hitam terlihat membubung di langit Kiev usai dua serangan awal, yang kemudian dilaporkan oleh BBC disusul oleh ledakan lainnya. 

Wartawan Andriy Tsapliyenko mengatakan bahwa setidaknya satu warga sipil tewas dalam serangan itu, dikutip dari BBC, Senin (10/10).

Wali Kota Kiev, Vitaliy Klitschko mengatakan, ledakan menghantam distrik Shevchenkivskyy di pusat kota.

Dua ledakan terdengar di pusat Kiev sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Ledakan tersebut direkam oleh jurnalis BBC yang kala itu tengah berada di balcon hotel.

"Kami menyaksikan salah satu serangan rudal. Sirene serangan udara terdengar sekitar 90 menit sebelumnya," kata jurnalis BBC.

Ini adalah pertama kalinya Kiev dihantam serangan selama beberapa bulan.

Ledakan itu digambarkan jauh lebih sentral daripada serangan Rusia pada awal perang.

3 dari 4 halaman

Serangan di Jembatan Krimea

Sebelum serangan udara di Kiev, jembatan yang menghubungkan Krimea ke Rusia terbakar pada Sabtu pagi dan menyebabkan lalu lintas terhenti.

Jembatan Kerch, sepasang jembatan paralel untuk jalan dan jalur kereta api, adalah rute pasokan utama bagi Rusia yang dibangun setelah pencaplokan Krimea pada 2014, Anadolu Ajansi mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (10/9).

Rekaman dan gambar yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan bahwa bagian jalan runtuh dan gerbong kereta api terbakar di jembatan terpanjang di Eropa itu.

Sebuah ledakan besar terdengar sebelum kebakaran besar terjadi, menurut saksi mata dan rekaman video.

Layanan kereta api ke Krimea untuk sementara dihentikan setelah ledakan dan penjualan tiket dihentikan sementara, menurut Russian Railways.

Pihak berwenang juga membatalkan perjalanan bus dari Krimea.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pembentukan komisi negara untuk menyelidiki insiden tersebut, menurut laporan kantor berita resmi TASS berdasarkan keterangan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Oleg Kryuchkov, seorang penasihat kepemimpinan Krimea, mengatakan di Telegram bahwa tangki penyimpanan bahan bakar telah terbakar, menurut laporan awal.

"Terlalu dini untuk berbicara tentang penyebab dan konsekuensinya. Pemadaman api sedang berlangsung," kata dia.

4 dari 4 halaman

Penyelidikan oleh Kementerian Transportasi Rusia

Kementerian Transportasi Rusia mengatakan mereka sedang menilai kerusakan yang terjadi di jembatan tersebut.

Kementerian Energi Rusia mengatakan Krimea memiliki cadangan bahan bakar sedikitnya untuk 15 hari dan pasokan bahan-bahan penting selama dua bulan.

Meskipun Ukraina tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan di jembatan tersebut, beberapa pernyataan oleh pejabat tinggi Ukraina menunjukkan kemungkinan itu.

Mykhailo Podolyak, penasihat senior Presiden Ukraina, mengatakan apa yang terjadi di jembatan itu hanyalah "permulaan."

"Semua yang ilegal harus dihancurkan, semua yang dicuri harus dikembalikan ke Ukraina, semua yang diduduki Rusia harus diusir," kata Podolyak di Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.