Sukses

Australia Tambah Izin Tinggal Permanen Akibat Kekurangan Pekerja

Australia akan menambah 35.000 izin tinggal permanen dalam tahun fiskal berjalan menjadi 195.000 ketika negara itu beralih pada pekerja migran jangka panjang.

Liputan6.com, Canberra - Australia akan menambah 35.000 izin tinggal permanen dalam tahun fiskal berjalan menjadi 195.000 ketika negara itu beralih pada pekerja migran jangka panjang untuk membantu sektor bisnis yang kekurangan staf.

Negara Kanguru itu menutup perbatasan selama dua tahun selama pandemi COVID-19.

Aturan ketat serta eksodus pekerja musiman dan mahasiswa asing membuat pengusaha kesulitan merekrut staf agar bisnis mereka tetap berjalan, demikian seperti dikutip dari Antara, Minggu (4/9/2022).

"Tanpa diminta, COVID memberi kita kesempatan untuk mereformasi sistem imigrasi kita yang tak akan pernah kembali normal. Saya ingin kita mengambil kesempatan itu," kata Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil dalam konferensi pemerintah tentang lowongan kerja, Jumat.

"Berdasarkan proyeksi, (reformasi) ini akan menarik ribuan perawat baru ke negara ini tahun ini, ribuan teknisi baru," katanya, menambahkan.

Tingkat pengangguran di Australia kini mendekati angka terendah dalam 50 tahun, yaitu 3,4 persen, tetapi lonjakan inflasi menurunkan upah riil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Desakan Sektor Bisnis

Sektor bisnis telah mendesak pemerintah untuk menaikkan batas jumlah migran tahunan yang saat ini hanya 160.000 dan meminta perubahan kebijakan untuk sementara agar kebutuhan pekerja terpenuhi.

Pemerintah partai Buruh yang baru terpilih menggelar konferensi dua hari itu di ibu kota Canberra dengan mengundang berbagai kelompok bisnis dan serikat pekerja untuk membantu mencari solusi atas masalah-masalah ketenagakerjaan yang penting.

Australia bersaing dengan kawasan ekonomi maju lainnya untuk menarik minat pekerja asing terampil ketika banyak negara melonggarkan aturan imigrasi.

Namun, waktu pengurusan visa yang lama di negara itu telah membuat jutaan calon pekerja menghadapi ketidakpastian sehingga memperburuk krisis tenaga kerja.

"Kami mengerti bahwa ketika orang menunggu dan menunggu, ketidakpastian bisa menjadi tak terkendali," kata Menteri Imigrasi Andrew Giles dalam konferensi itu.

"Ini tidak cukup baik, dan menunjukkan bahwa sistem visa telah mengalami krisis," kata dia.

Untuk mempercepat proses pemberian visa, Giles mengatakan pemerintah akan menyediakan dana 36,1 juta dolar Australia (Rp365,76 miliar) untuk meningkatkan kapasitas staf sebanyak 500 pegawai selama sembilan bulan ke depan.

 

3 dari 3 halaman

Finlandia Batasi Visa untuk Turis Asal Rusia

Finlandia, Kamis (1/9), memangkas jumlah visa yang dikeluarkan untuk warga Rusia menjadi sepersepuluh dari jumlah yang biasa dikeluarkannya, sebuah langkah yang dipandang sebagai unjuk solidaritas dengan Ukraina.

Finlandia, yang berbagi perbatasan terpanjang dengan Rusia dari semua negara anggota Uni Eropa, mengumumkan keputusan tersebut pada Agustus di tengah meningkatnya tekanan dari politisi dan warga biasa untuk membatasi pergerakan turis Rusia melalui negara Nordik itu saat Moskow melanjutkan perangnya di Ukraina.

'Sangat penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa pada saat Ukraina menderita, pariwisata seharusnya berlangsung seperti biasanya,'' kata Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Ibu Kota Ceko, Praha, Rabu.

Selengkapnya...

https://www.liputan6.com/global/read/5059076/finlandia-batasi-visa-secara-drastis-untuk-turis-asal-rusia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.