Sukses

Gedung Putih Sebut AS Khawatirkan Latihan Militer Rusia

Gedung Putih mengatakan Amerika "khawatir" akan negara-negara yang menggelar latihan militer dengan Rusia.

Liputan6.com, Washington D.C - Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Amerika "khawatir" akan negara-negara yang menggelar "latihan militer dengan Rusia, sementara Rusia mengobarkan perang brutal yang tidak beralasan terhadap Ukraina."

Komentar Jean-Pierre muncul setelah Rusia Senin mengatakan akan melakukan latihan militer di timur negara itu yang akan melibatkan pasukan dari China, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (31/8/2022).

Ini menunjukkan hubungan pertahanan yang semakin dekat antara Rusia dan China, di tengah ketegangan dengan Barat atas tindakan Rusia di Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Vostok 2022 atau Timur 2022 akan diadakan 1-7 September di berbagai lokasi di Rusia Timur Jauh dan Laut Jepang. Latihan ini melibatkan lebih dari 50.000 tentara, lebih dari 5.000 unit senjata, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal perang.

Kementerian itu merilis video pasukan China yang tiba di Rusia sebagai persiapan untuk latihan tersebut.

Latihan akan dilakukan di tujuh lapangan tembak di Rusia timur jauh dan akan melibatkan pasukan dari beberapa negara bekas Uni Soviet, China, India, Laos, Mongolia, Nikaragua, dan Suriah.

Militer Ukraina Klaim Berhasil Tembus Garis Pertahanan Rusia

Militer Ukraina mengatakan telah menembus garis pertahanan pertama Rusia di wilayah Kherson yang diduduki.

Dilansir BBC, Selasa (30/8/2022), dorongan yang dilaporkan tampaknya merupakan bagian dari serangan balasan yang telah lama ditunggu-tunggu yang diluncurkan oleh Kyiv dalam upaya untuk merebut kembali selatan negara itu.

Ini mengikuti minggu serangan Ukraina yang bertujuan untuk memotong pasukan Rusia di sana dari rute pasokan utama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rusia Klaim Militer Ukraina Menderita

Militer Rusia mengklaim bahwa pasukan Ukraina menderita "kerugian besar" selama upaya penyerangan yang gagal.

Klaim oleh Ukraina dan Rusia belum diverifikasi secara independen.

Kherson menjadi kota besar Ukraina pertama yang jatuh ke tangan Rusia setelah pasukan maju ke kota dari Semenanjung Krimea pada hari-hari awal perang.

Pada Senin pagi, kelompok operasional Kakhovka Ukraina di selatan mengatakan bahwa satu resimen pasukan yang didukung Rusia telah meninggalkan posisinya di wilayah Kherson. 

Ia menambahkan bahwa pasukan terjun payung Rusia yang menyediakan cadangan telah melarikan diri dari medan perang. Oleksiy Arestovych, penasihat kepala kantor Presiden Volodymyr Zelensky, kemudian juga mengatakan bahwa angkatan bersenjata Ukraina "telah menembus garis depan di beberapa tempat".

Sementara itu, saksi mata melaporkan mendengar lebih banyak ledakan di kota Kherson dan Nova Kakhovka, sekitar 55 km (34 mil) timur laut dari ibukota regional. 

Penyeberangan utama melintasi Sungai Dnipro di dua lokasi telah berulang kali menjadi sasaran militer Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

3 dari 4 halaman

Peringatan untuk Rusia

Kantor berita pemerintah Rusia Ria Novosti melaporkan bahwa Nova Kakhovka dibiarkan tanpa listrik dan pasokan air dalam semalam.

Dalam pidato video larut malamnya, Presiden Zelensky mengeluarkan peringatan keras kepada pasukan Rusia: "Jika mereka ingin bertahan, sudah waktunya bagi tentara Rusia untuk melarikan diri. Pulanglah."

Zelensky dan pejabat tinggi Ukraina lainnya telah bungkam tentang rincian serangan balasan yang dilaporkan, mendesak Ukraina untuk bersabar. 

4 dari 4 halaman

Serangan oleh Ukraina

Menanggapi klaim Ukraina, kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah mencoba melakukan serangan di Kherson dan wilayah tetangga Mykolaiv.

Kementerian yang dikutip oleh kantor berita milik pemerintah Rusia mengatakan operasi ini telah gagal, dan bahwa pasukan Ukraina telah "menderita kerugian besar".

Pejabat Kyiv mengklaim telah menggunakan sistem roket Himars yang dipasok AS untuk menghancurkan tiga jembatan yang melintasi Sungai Dnipro. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.