Sukses

Penerbit Naskah Kuno Lebanon Tertarik dengan Indonesia

Dar Ar-Risalah Wa-Annasirun adalah penerbit manuskrip kuno di Lebanon.

Liputan6.com, Beirut - Penerbit naskah-naskah kuno di Lebanon tertarik untuk ekspansi di Indonesia. Tujuan utamanya adalah menarik minat para pembaca konten Islami di Indonesia.

Menurut situs Kemlu RI, Sabtu (30/7/2022), penerbit itu adalah Dar Ar-Risalah Wa-Annasirun yang menerbitkan buku-buku keagamaan dan manuskrip kuno di Lebanon. Pihak penerbit bertemu dengan KBRI Beirut untuk membahas penjajakan rencana berinvestasi di Indonesia pada 20 Juni 2022 lalu.

Direktur perusahaan Lebanon tersebut, Marwan Dakbul, mengungkapkan niatnya untuk membuka cabang di Jakarta guna memudahkan penetrasi pasar buku-buku Muslim di Indonesia yang dipandang sangat prospektif.

Marwan Dakbul akan segera bertolak ke Indonesia guna menindaklanjuti rencana investasi dimaksud sekaligus guna mencari calon mitra produsen kertas di Indonesia guna diekspor ke Lebanon untuk kebutuhan produksi buku-buku terbitannya.

Perusahaan ini juga akan berpartisipasi langsung pada Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta pada tanggal 3-7 Agustus 2022 mendatang dalam rangka mencari mitra-mitra bisnis yang potensial.

Mengenal Pojok Baca Digital

Bagi pecinta buku, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) mendukung upaya peningkatan literasi dan kualitas layanan publik di Ombudsman RI. Sinergi dilakukan Perpusnas bersama Ombudsman RI melalui peresmian pojok baca digital (Pocadi) yang berada di Gedung Ombudsman RI di Jakarta. Peresmian dilakukan Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dan Wakil Ketua Ombudsman RI, Bobby Hamzar Rafinus.

Syarif Bando mengatakan, kehadiran infrastruktur Pocadi, yang didukung pustakawan berkualitas, dapat memperluas dan mempercepat akses terhadap informasi.

"Pocadi hadir menghasilkan banyak artikel, tapi untuk bapak dan ibu yang sibuk dengan tugas masing-masing, Insya Allah pustakawan tugasnya adalah menghimpun semua informasi yang berserakan di seluruh dunia, kemudian dibuatkan dalam sebuah diseminasi informasi. Siapapun yang membutuhkan informasi dapat bertanya ke pustakawan," ucapnya.

Perangkat keras yang terdapat di Pocadi berupa komputer dan tablet Android didukung perangkat lunak perpustakaan digital dengan jumlah koleksi berkualitas yang banyak. Salah satu aplikasi tersebut adalah iPusnas.

"Saya ingin menghadiahkan kepada seluruh hadirin minimal satu juta buku full text yang bisa dibaca melalui mobile phone, tinggal diinstal di Android atau IOS. Aplikasi ini kami bangun kerja sama legal dengan seluruh penerbit, dengan menggunakan sistem digital rights management," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemenkominfo Gelar Webinar Literasi Digital, Ungkap Rahasia Membuat Konten Viral

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi terus melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang.

Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 yang lalu, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. 

“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.

Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.

Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas.

Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif. Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Cakap Digital

Pada Kamis (21/7), Kemenkominfo bersama siberkreasi telah menyelenggarakan kegiatan webinar yang ke-9 untuk kelompok masyarakat / komunitas di wilayah Sumatra dengan tema “Tips Dunia Digital: Rahasia Membuat Konten Viral”.

Webinar tersebut dihadiri 1.600 orang, menghadirkan narasumber, termasuk akademisi. Mereka adalah Tio Prasetyo, Chief Business Officer Paberik Soeara Rakjat; Pradipta Nugrahanto, CEO & Co-Founder Paberik Soeara Rakjat; dan Bayu Sutjiatmo, Dosen Politeknik APP Jakarta, sebagai narasumber.

Dalam webinar tersebut, Tio Prasetyo membahas mengenai tips rahasia membuat konten viral ditinjau dari perspektif cakap digital. Menurut dia, dengan makin cakap bermedia digital,maka dapat menuntun kita menggunakan teknologi digital secara bijak.

"Dengan cakap bermedia digital berarti masyarakat secara sadar telah mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital. Konten yang viral harus merupakan sesuatu yang erat dengan keseharian masyarakat. Konteks edukasi, humor, dan terkait dengan aspek kekinian," papar Tio Prasetyo.

 

4 dari 4 halaman

Aman Digital

Pradipta Nugrahanto membahas mengenai tips rahasia membuat konten viral ditinjau dari perspektif etis digital. Ia menjelaskan, saat berinteraksi di lautan bebas yang bernama internet, kita suka lupa jika lautan bebas bernama internet bukan hanya milik kita pribadi melainkan milik bersama.

"Memiliki perilaku etis di ruang digital menjadi keharusan karena dapat meminimalisir dampak negatif dari adanya perbedaan budaya antar individu di ruang digital dan potensi timbulnya standar etika baru di ruang digital. Selain itu berperilaku etis di ruang digital dapat membantu kita berkolaborasi. Dalam konteks membuat konten viral ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, hindari plagiasi dalam membuat konten. Kedua, selalu sertakan sumber jika mengutip dari orang lain. Terakhir, selalu membuat dan menyebarkan konten yang bermanfaat dan membawa kebaikan kepada sesama”, ujar Pradipta Nugrahanto.

Bayu Sutjiatmo melengkapi pembahasan mengenai tips rahasia membuat konten viral ditinjau dari perspektif pilar Aman digital. Ia menjelaskan, keamanan bermedia digital sangat dibutuhkan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan beraktivitas di ruang digital ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar aman dan nyaman bermedia digital.

"Pertama, waspada terhadap berbagai jenis tindak penipuan yang ada di dunia digital seperti peretasan akun, impersonasi, penjualan palsu, lowongan kerja palsu, dan modus percintaan. Kedua, aktifkan dan gunakan password yang kuat pada perangkat digital kita. Ketiga, kelola privasi profil pada media sosial kita. Terakhir, tidak terpancing menekan link, kecuali dari sumber terpercaya," papar Bayu Sutjiatmo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.