Sukses

Serangan Drone di Pangkalan Udara Markas Pasukan Yaman, 30 Tentara Tewas

Setelah enam tahun berlalu, serangan Houthi terhadap pemerintah Yaman terjadi lagi.

Liputan6.com, al-Anad - Pangkalan udara al-Anad sudah ditargetkan dengan drone bersenjata dan rudal, kata juru bicara pasukan selatan Yaman, seperti dilansir dari BBC, Senin (30/08/2021).

Seorang tentara yang menyaksikan insiden di al-Anad pada hari Minggu mengatakan dia dan rekan-rekannya berkumpul di dalam hanggar setelah sarapan ketika mereka melihat sebuah pesawat tak berawak melayang di atas kepala.

"Kami mencoba menembak dan menjatuhkannya, tetapi kami tidak bisa mengenainya," katanya kepada AFP. 

"Pesawat itu terbang dan langsung menuju hanggar, di mana dia menembakkan dua rudal."

Nasser Saeed, salah satu prajurit yang terluka dalam serangan itu mengatakan ada 50 tentara di dalam hanggar ketika terkena rudal dan drone bermuatan bom, lalu mereka menembak jatuh salah satu dari merdeka.

Juru bicara Yemeni southern forces atau pasukan selatan Yaman, Mohammed al-Naqeeb mengatakan sedikitnya 30 tentara tewas dan 60 lainnya terluka, banyak dari mereka kritis.

Dia memperingatkan bahwa jumlah korban tewas mungkin meningkat karena tim penyelamat masih mencari di lokasi tersebut.

Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi menyatakan belasungkawa kepada keluarga mereka yang tewas dan berjanji bahwa Houthi akan membayar mahal untuk semua kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Yaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peristiwa Serupa Sebelumnya

Mohammed menyalahkan gerakan pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang berperang melawan pemerintah yang didukung Saudi.

Houthi belum mengomentari laporan tersebut, tetapi mereka telah menyerang pangkalan udara yang sama di masa lalu.

Yaman telah hancur oleh konflik yang meningkat pada 2015, ketika Houthi menguasai sebagian besar negara Yaman dan koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan operasi untuk memulihkan pemerintahan Presiden Hadi.

Pertempuran saat itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari 130.000 orang dan memicu apa yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan 12 juta orang bergantung pada bantuan makanan dan setengah dari anak-anak balita menghadapi kekurangan gizi.

Kemudian, pada Januari 2019, enam tentara tewas dalam serangan pesawat tak berawak Houthi di al-Anad, yang terjadi ketika perwira tinggi sedang menonton parade.

 

Reporter: Cindy Damara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini