Sukses

Patung Tak Terlihat Pertama di Dunia Dijual dengan Harga 257 Juta Rupiah

Patung tak terlihat yang dibuat oleh seniman Italia Salvatore Garau baru-baru ini diakuisisi oleh kolektor swasta yang membayar seharga 15.000 euro selama lelang.

Liputan6.com, Jakarta - Patung tak terlihat yang dibuat oleh seniman Italia Salvatore Garau baru-baru ini diakuisisi oleh kolektor swasta yang membayar seharga 15.000 euro selama lelang.

Jika Anda salah satu dari orang-orang yang tidak dapat memahami bagaimana seseorang dapat membayar sejumlah besar uang untuk aset digital seperti 'skin' video game, aksesoris atau non-fungible (token NFTs) yang semakin populer, maka penjualan patung imaterial Salvatore Garau benar-benar akan membingungkan Anda.

Berjudul "I am", karya seni yang tidak terlihat pada dasarnya mewakili kekosongan, ruang kosong secara teknis yang sebenarnya ditempati oleh energi patung.

Kedengarannya seperti sesuatu yang membuat anda akan tertarik? Tidak? Yah, sudah terlambat pula, karena seseorang telah menyambarnya dengan membayar 12 ribu euro atau sekitar Rp 257 juta awal bulan ini, demikian seperti dikutip dari Odditycentral, Sabtu (29/5/2021).

Penasaran apa yang akan diberikan pemilik baru patung tak terlihat ini demi uang mereka? Nah, jika kita berbicara hal-hal yang terlihat, nyata, ia akan menerima sertifikat keaslian yang membuktikan "I Am" adalah milik pembeli. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali --setidaknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyimpan Karya Seni yang Tidak Terlihat

Jadi bagaimana seseorang menyimpan patung tak terlihat? Nah, seniman menyarankan menyimpan karya seni di ruangan khusus, di ruang yang bebas dari penghalang, sekitar 150×150 cm (4,92×4,92 kaki).

Pencahayaan khusus dan kontrol iklim bersifat opsional, karena "I Am" tidak memerlukannya.

"Hasil lelang yang berhasil bersaksi untuk fakta yang tak terbantahkan: kekosongan tidak lain adalah ruang yang penuh energi, dan bahkan jika kita mengosongkannya dan tidak ada yang tersisa, menurut prinsip ketidakpastian Heisenberg bahwa ketiadaan memiliki berat badan," kata Salvatore Garau.

"Oleh karena itu, memiliki energi yang mengembun dan mengubah dirinya menjadi partikel, singkatnya, dalam diri kita! Ketika saya memutuskan untuk 'memamerkan' patung imaterial di ruang tertentu, ruang itu akan memusatkan kuantitas dan kepadatan pikiran tertentu dalam titik yang tepat, menciptakan patung yang dari judul saya saja akan mengambil bentuk yang paling bervariasi. Lagi pula, bukankah kita memberikan bentuk kepada Tuhan yang belum pernah kita lihat?"

Garau menganggap patungnya yang tak terlihat sebagai metafora sempurna di masa kita. Ini juga tampaknya lebih unggul dari karya seni NFT, karena tidak hanya sama uniknya dan tidak mungkin untuk bereproduksi, tetapi juga tidak memiliki 'dampak lingkungan.'

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.