Sukses

Rakyat Geruduk Parlemen Kirgizstan, Hasil Pemilihan Legislatif Dibatalkan

Hasil pemilihan legislatif di Kirgizstan resmi dibatalkan agar tak memicu kegaduhan.

Liputan6.com, Bishkek - Hasil pemilihan legislatif di Kirgizstan resmi dibatalkan setelah adanya gelombang protes di ibu kota Bishkek dan kota-kota lainnya. Pendukung oposisi bahkan berhasil menduduki gedung-gedung pemerintah.

Rakyat juga berhasil menerobos masuk ke White House di Kirgizstan yang merupakan pusat parlemen dan pemerintah. Politikus partai oposisi sampai mengumumkan rencana melengserkan presiden.

Dilaporkan AP News, Selasa (6/10/2020), Komisi Pusat Pemilihan di Kirgizstan lantas memutuskan untuk membatalkan hasil pileg yang dicoblos pada akhir pekan lalu agar mencegah ketegangan.

Rakyat protes karena dugaan jual-beli suara dan berbagai pelanggaran selama pileg. Dua partai yang dekat dengan penguasa mendapatkan suara terbanyak, sementara partai oposisi kesulitan mendapat hasil minimum untuk tembus ke parlemen.

Pendukung lusinan partai oposisi kemudian turun ke jalan pada Senin 5 Oktober 2020. Mereka menuntut agar pileg Kirgizstan dibatalkan dan ada pileg baru.

Pada malam hari, polisi diterjunkan dengan water cannon, teargas, dan granat flashbang untuk membubarkan kerumunan. Sekitar 590 orang terluka akibat bentrok dengan aparat dan satu orang tewas.

Presiden Kirgizstan Sooronbai Jeenbekov meminta agar pemimpin oposisi menenangkan pendukung mereka dan membawa mereka pergi dari jalanan.

"Saya mengajak semua kekuatan untuk meletakan nasib negara di atas ambisi politik mereka dan kembali kepada hukum," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hasil Pileg

Hasil pileg Kirgizstan pada Minggu lalu mengumumkan hanya 5 dari 16 partai yang mendapat bangku di parlemen. 

Partai-partai pro-pemerintah seperti  Birimdik mendapat 26 persen suara, begitu pula partai Mekenim Kyrgyzstan mendapat lebih dari 24 persen. Suara di atas 20 persen itu sangatlah fantasis dibandingkan partai-partai lain.

Partai-partai oposisi pemerintah kesulitan melampaui parliamentary treshold, yakni 7 persen. Mereka pun meminta agar ada pemilu ulang.

Presiden Jeenbekov berasal dari Partai Sosial Demokrat yang tidak ikut pada pileg 2020.

Ada hal unik ketika demo terjadi, sekelompok orang juga menyambangi Komite Keamanan Nasional Negara dan menuntut agar mantan presiden Almazbek Atambayev agar dibebaskan. Atambayev divonis 11 tahun dan 2 bulan penjara.

Aparat keamanan lantas membebaskan Atambayev setelah bernegosiasi dengan pendemo. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.