Sukses

Nostalgia namun Realistis, 6 Ciri Generasi Z yang Mengagumkan Sekaligus Aneh

Fitur-fitur ini menjadi ciri khas Generasi Z dan pembeda utama mereka dari generasi lain.

Liputan6.com, Jakarta - Generasi Z, alias Gen Z, adalah orang yang lahir setelah tahun 1997 dan yang tumbuh pada era internet.

Mereka menghadapi permasalahan yang sama dengan generasi sebelumnya, yakni para Milenial, namun memiliki nilai dan cara pandang yang sangat berbeda.

Sebagai contoh, mereka mengambil akun media sosial mereka dengan sangat serius dan menganggap blog dan permainan komputer sebagai bisnis yang serius dan bukan sebagai hiburan.

Fitur-fitur ini menjadi ciri Generasi Z dan pembeda utama mereka dari generasi lain.

Seperti dirangkum dari Brightside.me (1/8/2020), berikut 6 ciri lain dari Generasi Z yang mengagumkan sekaligus aneh.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Nostalgia akan masa lalu yang tidak pernah mereka jalani

Generasi Z cenderung merasa nostalgia tentang masa lalu, bahkan jika mereka tidak hidup di dalamnya --mereka mengidealkan nilai-nilai masa lalu dan meniru estetika tahun 1980-an dan 1990-an.

Kecenderungan ini berhubungan dengan musik juga. Popularitas beberapa band yang terkenal pada 1990-an belum menurun, bahkan sekarang.

3 dari 7 halaman

2. Punya standar trendi yang variatif

Menurut psikolog, jumlah hal yang dianggap trendi telah meningkat baru-baru ini. Remaja modern memiliki lebih banyak pilihan untuk mewujudkan potensi kreatif mereka, dan mereka tidak terbiasa dihambat oleh "kotak" tertentu.

Sudah jelas bahwa keinginan untuk mengikuti tren selalu ada --hanya saja hari ini ada lebih banyak pilihan untuk memenuhi mereka dalam kehidupan nyata.

Misalnya, pada tahun 2000-an, gadis paling cantik di sekolah adalah gadis genit yang glamor, yang hampir pasti berpakaian pink.

Padahal saat ini, trend apa pun dapat dianggap sebagai 'cantik' --orang aneh dengan rambut cerah, tomboi, atau siswa sekolah menengah yang lebih suka pakaian yang nyaman dan tidak pernah memakai makeup.

Dengan cara ini, Generasi Z secara bertahap menghapus peran yang ada seperti "bombshell," "geek," dan "hooligan" yang dulu sangat dicintai oleh para penulis naskah film remaja.

4 dari 7 halaman

3. Cenderung melihat masa depan secara realistis

Jika kita membandingkan Generasi Milenial dengan Generasi Z, yang pertama cenderung lebih optimis tentang masa depan, sementara Gen Z lebih realistis.

Para peneliti percaya bahwa ini dapat dihubungkan dengan fakta bahwa Gen Z memiliki peluang jauh lebih sedikit untuk percaya pada "standar kesuksesan" tertentu, seperti memiliki mobil yang bagus dan pekerjaan yang stabil.

Sebaliknya, mereka mencari produk dan pesan yang mencerminkan kenyataan, bahwa dunia bukan tempat yang sempurna. Inilah sebabnya mengapa Generasi Z menghindari cita-cita tradisional akan 'kesempurnaan' dan cara-cara untuk menjalani kehidupan yang bebas, tidak seperti generasi sebelumnya.

5 dari 7 halaman

4. Lebih rentan terhadap masalah mental

Mereka menderita kecemasan dan depresi lebih sering dan itu sebagian besar disebabkan oleh menghabiskan banyak waktu di jejaring sosial.

Psikolog Jean M. Twenge telah membuktikan hubungan antara penggunaan ponsel cerdas dan suasana hati.

Menurutnya, sebagian besar generasi pasca-milenium merasa lebih nyaman menghabiskan waktu di Internet daripada yang mereka lakukan dengan teman-teman. Mereka bahkan terus bergulir di smartphone mereka ketika nongkrong di pesta-pesta.

Dari sudut pandang fisik, mereka memiliki gaya hidup yang lebih aman daripada generasi lain. Namun, mereka yang mengikuti gaya hidup ini cenderung mendapatkan masalah kesehatan mental.

Selain itu, itu adalah fakta yang terkenal bahwa cahaya layar yang terang memiliki efek negatif pada proses tidut dan, sebagai akibatnya, generasi yang sedang tumbuh ini menderita insomnia lebih sering dan tidak dapat cukup tidur.

6 dari 7 halaman

5. Tidak takut untuk saling meniru satu sama lain

Generasi Z tidak takut untuk saling meniru karena mereka memiliki serangkaian fungsi dan solusi yang siap pakai untuk melakukannya (misalnya, blog yang sukses di jejaring sosial). Menurut sebuah penelitian, remaja rata-rata menonton sekitar 68 video per hari, dan itu hanya di platform YouTube.

Remaja memahami bahwa siapa pun dapat menjadi pembuat konten dan bahwa mereka tidak perlu memiliki bakat super spesial untuk itu.

Gen Z hidup dalam perubahan yang konstan, dalam pencarian yang konstan, dan dalam menemukan makna baru untuk hal-hal yang tampaknya biasa.

 

7 dari 7 halaman

6. Dapat berkomunikasi dengan bantuan bahasa alternatif

Generasi Z secara aktif menggunakan apa yang disebut bahasa hiper atau alternatif dalam komunikasi. Ini adalah generasi pertama yang sepenuhnya dapat berbicara dengan bantuan meme, stiker, gif, dan emoji, bukan teks.

Gamifikasi telah memengaruhi budaya bahasa secara signifikan: Anda sering dapat melihat bahasa gamer di bahasa gaul remaja saat ini.

Aspek-aspek ini terhubung dengan sosiopati, kecanduan internet, dan multitasking, yang merupakan hal-hal yang ada sebagai bagian dari Gen Z.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.