Sukses

Warga Yunani Tolak Hagia Sophia Diubah Menjadi Masjid

Hagia Sophia pernah berfungsi sebagai salah satu katedral yang paling signifikan bagi umat Nasrani, masjid, dan museum sebelum kembali dikonversi menjadi tempat ibadah Muslim.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bel berdentang dan bendera-bendera dikibarkan setengah tiang di ratusan gereja di seluruh Yunani, Jumat (24/7), sebagai protes atas keputusan Turki mengubah Hagia Sophia, ikon penting kota Istanbul menjadi sebuah masjid.

Beberapa ratus orang juga turun ke jalan-jalan di Athena yang secara damai mengecam keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (26/7/2020).

Hagia Sophia pernah berfungsi sebagai salah satu katedral yang paling signifikan bagi umat Nasrani, masjid, dan museum sebelum kembali dikonversi menjadi tempat ibadah Muslim.

Memenuhi impian masa mudanya yang berorientasi pada Islam, Erdogan mengeluarkan dekrit pengembalian bangunan ikon itu sebagai sebuah masjid pada awal bulan ini, tak lama setelah pengadilan tinggi Turki memutuskan Hagia Sophia secara ilegal dijadikan museum lebih dari delapan dekade lalu.

Struktur bangunan yang terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO, sejak itu dinamai "The Grand Hagia Sophia Mosque."

Menyusul pengumuman itu, ribuan umat Islam dari seluruh Turki ambil bagian dalam serangkaian ibadah salat Jumat di monumen era Bizantium itu untuk bergabung dalam doa-doa peresmian masjid itu.

Sementara itu, pemimpin Gereja Ortodoks Yunani, Uskup Agung Ieronymos, mengadakan sebuah kebaktian khusus di Katedral Athena, pada Jumat malam.

Gereja-gereja di Athena dan kota terbesar kedua di Yunani, Thessaloniki, juga melakukan doa bersama.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ribuan Muslim Salat Jumat di Hagia Sophia

Ribuan Muslim melangsungkan salat Jumat di Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, untuk pertama kalinya dalam 86 tahun, Jumat (24/7).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan sekitar 500 tamu kehormatan hadir di lokasi yang dulunya merupakan katedral, sempat menjadi masjid, dan kemudian menjadi museum, dan kini kembali menjadi masjid itu.

Media-media di Turki melaporkan, Muslim yang hadir mengikuti salat itu termasuk mereka yang datang dari berbagai penjuru negara itu. Beberapa di antara mereka bahkan menyempatkan diri berkemah dekat lokasi sejak malam sebelumnya agar mendapat kesempatan salat di sana. Puluhan di antara mereka bahkan bergegas ke Hagia Sophia dengan mengabaikan pos pemeriksaan polisi dan peraturan sosial distancing.

Sementara itu, para pemimpin gereja Ortodoks di Yunani dan Amerika Serikat, pada hari yang sama, memperingati Jumat (24/7) sebagai hari berduka, sebagai protes atas penyelenggaraan salat Jumat di Hagia Sophia.

Sejumlah gereja membunyikan lonceng mereka dan mengibarkan bendera setengah tiang. Beberapa di antara mereka menyelenggarakan misa khusus dan acara renungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.