Sukses

Tak Punah, 113 Spesies Hewan Terdampak Parah Kebakaran Hutan Australia

Sebanyak 24 kobaran api masih tersisa di seluruh negara bagian Australia.

Liputan6.com, Australia - Sebanyak 24 kobaran api masih tersisa di seluruh negara bagian Australia. Pemerintah Negeri Kanguru pun merilis daftar 113 spesies hewan paling terdampak krisis kebakaran hutan yang melanda negara itu.

Daftar tersebut, disusun panel ahli yang dibentuk Menteri Lingkungan Hidup Sussan Ley, meliputi 19 mamalia, 20 reptil, 13 burung, 17 katak, 17 spesies ikan air tawar, 22 udang karang berduri dan lima invertebrata.

Setiap spesies dalam daftar tersebut diprioritaskan untuk dilakukan "intervensi manajemen mendesak" selama 12 bulan ke depan.

Para ahli, termasuk Komisioner Spesies Terancam Sally Box, memperingatkan bahwa setidaknya 30 persen habitat dari sebagian besar spesies di dalam daftar itu terdampak oleh kebakaran hutan. Tidak ada kepunahan akibat kebakaran hutan, tetapi panel tersebut mengimbau tindakan mendesak.

"Ada beberapa spesies yang sebelumnya tidak terdaftar dengan status terancam, tidak berada dalam kondisi membahayakan sebelum kebakaran, tetapi tampaknya mereka terkena dampak yang sangat parah," ujar Box kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).

"Hal itu karena sebagian besar dari jangkauan habitat kebanyakan spesies ini kemungkinan berada dalam jalur kebakaran tersebut."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hewan Paling Butuh Bantuan

Hewan-hewan yang paling membutuhkan bantuan di antaranya meliputi dunnart Pulau Kanguru, kadal salak (water skink) Blue Mountains, burung superb lyrebird, walabi batu ekor sikat (brush-tailed rock wallaby), dan possum kerdil pegunungan (mountain pygmy possum).

Box memperingatkan bahwa spesies yang tidak terdampak oleh kebakaran itu masih bisa terkena risiko "akibat kurangnya sumber daya atau meningkatnya ancaman dari hewan liar" dan hujan lebat belum lama ini yang mengguyur sebagian besar wilayah di negara tersebut.

"Hujan jelas merupakan fenomena alam yang sangat disambut baik lantaran dapat memadamkan api kebakaran ini, tetapi hujan juga membawa bahaya baru," imbuhnya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (13/2/2020).

"Spesies ikan, misalnya, yang hidup jauh di hilir peristiwa kebakaran tersebut dapat sangat terdampak jika hujan lebat menyapu sedimen dan abu.

"Dan muatan sedimen yang besar dapat menyebabkan banyak ikan mati."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.