Sukses

India dan Pakistan Bersitegang, Warga Kashmir Rayakan Idul Adha dengan Ketar-Ketir

Masyarakat Kashmir merayakan Idul Adha dengan ketar-ketir.

Liputan6.com, Kashmir - Penduduk Kashmir, perbatasan India-Pakistan, yang mayoritas muslim merayakan Idul Adha pada Senin. Perayaan hari raya kurban kali ini sedikit berbeda, mereka khawatir akan serangan yang dapat terjadi kapan pun. 

Saat ini, sejumlah besar pasukan tetap di jalan-jalan Kashmir, berpatroli. Pasukan keamanan sebelumnya telah menggunakan gas air mata untuk membubarkan sebuah demonstrasi oleh sekitar 8.000 orang yang menentang langkah pemerintah untuk mencabut otonomi khusus Kashmir, seperti dikutip dari RTL Today, Sabtu (10/8/2019)

Internet dan saluran telepon juga telah diputus. Pembatasan jam malam telah diberlakukan. Kedua hal itu untuk mencegah protes atas langkah konstitusional yang menurut Perdana Menteri Narendra Modi diperlukan untuk membawa perdamaian dan kemakmuran ke wilayah yang bermasalah.

"Kita bisa berbuat lebih banyak tetapi itu masih sulit, semua orang diawasi dengan ketat," kata seorang warga. "Kehidupan kita masih didominasi oleh kawat berduri dan pos pemeriksaan."

"Mesin-mesin bank kehabisan uang sehingga ada antrian di setiap mesin di mana uang kertas mungkin tersedia. Orang-orang juga membutuhkan makanan untuk Idul Fitri," tambah warga kedua.

Modi mengatakan dalam pidato nasional pekan ini, orang-orang Kashmir akan "tidak punya masalah" untuk festival itu.

Namun laporan media mengatakan, pihak berwenang hanya akan memutuskan hari Minggu apakah pembatasan akan dihilangkan selama Idul Adha. 

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ribuan Penduduk Melarikan Diri

Sementara itu, ribuan penduduk desa yang tinggal di sepanjang Garis Kontrol (LoC) telah melarikan diri ke daerah yang lebih aman. Daerah kontrol tersebut sangat termiliterisasi dan merupakan perbatasan Kashmir India dan Pakistan seperti dikutip dari Al Jazeera.

Para penduduk desa khawatir akan terjadi baku tembak artileri yang melintasi perbatasan.

Pihak berwenang mengatakan sekitar 20.000 orang meninggalkan rumah mereka selama sepekan terakhir ketika artileri India menyebarkan kepanikan di Lembah Neelum di sisi Pakistan dari LoC.

Awal bulan ini, Pakistan menuduh India telah menggunakan amunisi tandan yang membunuh seorang bocah lelaki dan perempuan berusia empat tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.