Sukses

Indonesia Beri Pelatihan Capacity Building Sumber Daya Mineral untuk Afghanistan

Indonesia dan Afghanistan bekerja sama dalam program capacity building pada bidang energi dan sumber daya mineral.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Afghanistan bekerja sama dalam program capacity building pada bidang energi dan sumber daya mineral. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka program tersebut.

Dia menjelaskan, program tersebut adalah kelanjutan dari fase I pada 2018 terkait Islam Wasathiyah.

Dalam program tersebut, pemerintah Afghanistan melalui Kementerian Minyak Bumi dan Sumber Daya Mineral mengirimkan pegawainya ke Indonesia untuk mengikuti pelatihan di Bandung dan Cepu, Jawa Tengah, sebanyak 65 orang berpartisipasi dan 7 orang dari mereka adalah perempuan.

Kali ini pemerintah melakukan pendekatan dengan pembangunan ekonomi melalui hal tersebut. Retno menjelaskan program tersebut adalah bagian dari permintaan pihak Afganistan.

Menurut Retno, program tersebut bertujuan untuk meningkatkan sumber daya alam yang mereka miliki.

"Pemberian capacity building ini diharapkan dapat membantu Afghanistan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi. Karena apa, kapasitas ekonomi akan sangat membantu dalam proses perdamaian sendiri," kata Retno usai membuka acara Program Capacity Building bidang energi dan sumber daya mineral untuk Afghanistan di Auditorium Sekretariat Wapres, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bidang Ekonomi

Retno menjelaskan, tidak hanya memberikan dukungan dalam sektor politik saja, Indonesia juga bekerja sama dalam bidang ekonomi. Salah satunya mineral dan energi.

Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM I Gusti Myoman Wiratmaja menjelaskan pelatihan tersebut dibuat dalam bentuk kelas, laboratorium, dan lapangan di Migas. Peserta kata dia akan dididik selama 100 hari.

"Pelatihannya dari Indonesia karena kita sudah sangat maju. Industri oil dan gas kita," kata I Gusti.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.