Sukses

5 Destinasi Keren di Mars yang Bisa Dikunjungi Manusia di Masa Depan

Berikut lima destinasi keren di Mars yang bisa dikunjungi oleh manusia di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Mars adalah planet yang sangat kontras, yang terdapat gunung berapi besar, ngarai yang dalam, dan kawah yang mungkin menampung air cair.

Planet Merah ini akan menjadi lokasi yang luar biasa untuk dijelajahi oleh para wisatawan di masa depan (jika memungkinkan).

Situs pendaratan untuk misi masa depan di Mars kemungkinan akan memerlukan medan pendataran yang datar, dengan alasan keamanan dan praktis.

Lalu, mana saja titik di Mars yang bisa dijelajahi oleh manusia di masa mendatang? Berikut 5 di antaranya, seperti dilansir dari Space.com, Rabu (10/7/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Olympus Mons

Olympus Mons adalah gunung berapi paling ekstrem di tata surya. Terletak di wilayah vulkanik Tharsis, ukurannya hampir sama dengan negara bagian Arizona, menurut NASA. Tingginya 16 mil (25 kilometer) membuatnya hampir tiga kalinya Gunung Everest Bumi, yang menjulang sekitar 5,5 mil (8,9 km).

Olympus Mons adalah gunung api perisai raksasa yang terbentuk setelah lava perlahan merangkak menuruni lerengnya. Kemungkinan gunung itu mungkin mudah didaki oleh penjelajah masa depan, karena rata-rata kemiringannya hanya lima persen.

Sedangkan puncaknya punya lebar sekitar 53 mil (85 km), dibentuk oleh ruang magma yang kehilangan lava (kemungkinan selama letusan) dan runtuh.

3 dari 6 halaman

2. Gunung Berapi Tharsis

Saat Anda mendaki sekitar Olympus Mons, ada baiknya Anda melihat-lihat gunung berapi lainnya di wilayah Tharsis. Tharsis memiliki 12 gunung berapi raksasa di zona seluas kurang lebih 2.500 mil (4000 km), menurut NASA.

Seperti layaknya Olympus Mons, gunung berapi Tharis cenderung jauh lebih besar daripada yang ada di Bumi, mungkin karena Mars memiliki tarikan gravitasi yang lebih lemah yang memungkinkan gunung berapi tumbuh lebih tinggi. Tharis mungkin telah meletus selama dua miliar tahun yang lalu, atau setengah dari sejarah Mars.

Gambar di atas menunjukkan wilayah Tharsis timur, seperti yang dicitrakan oleh "Viking 1" pada tahun 1980. Di sebelah kiri, dari atas ke bawah, Anda dapat melihat tiga gunung berapi pelindung yang kira-kira tingginya 25 km: Ascraeus Mons, Pavonis Mons, dan Arsia Mons.

Sedangkan di sebelah kanan atas adalah gunung berapi perisai lain yang disebut Tharsis Tholus.

4 dari 6 halaman

3. Valles Marineris

Mars tidak hanya menyediakan gunung berapi terbesar di tata surya, tetapi juga ngarai yang luas, salah satunya ialah Valles Marineris yang panjangnya sekitar 1.850 mil (3.000 km), menurut NASA.

Ngarai tersebut lebih panjang empat kali dari Grand Canyon yang memiliki panjang sekitar 500 mil (800 km).

Para peneliti tidak yakin bagaimana Valles Marineris muncul, tetapi ada beberapa teori tentang pembentukannya. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa ketika wilayah Tharsis terbentuk, ia berkontribusi pada pertumbuhan Valles Marineris.

Lava bergerak melalui wilayah vulkanik, mendorong kerak ke atas yang memecahnya menjadi patahan di daerah lain. Seiring waktu, fraktur ini tumbuh menjadi Valles Marineris.

5 dari 6 halaman

4. Kutub Utara dan Selatan

Mars memiliki dua daerah es di kutubnya, dengan komposisi yang sedikit berbeda; kutub utara (seperti foto di atas) dipelajari dari dekat oleh lander Phoenix pada 2008, sedangkan pengamatan kutub selatan berasal dari pengorbit (orbiter).

Selama musim dingin, menurut NASA, suhu di dekat kutub utara dan selatan sangat dingin sehingga karbon dioksida mengembun dari atmosfer menjadi es di permukaan.

Proses itu terbalik ketika musim panas, saat karbon dioksida menyublim kembali ke atmosfer. Karbon dioksida benar-benar menghilang di belahan utara, meninggalkan lapisan es air.

Tetapi beberapa es karbon dioksida tetap berada di atmosfer belahan selatan. Semua pergerakan es ini memiliki efek luas pada iklim Mars, menghasilkan angin dan efek lainnya.

6 dari 6 halaman

5. Kawah Gale dan Gunung Sharp (Aeolis Mons)

Dua idang ini menjadi terkenal dengan pendaratan penjelajah Curiosity pada tahun 2012, Gale Crater adalah tuan rumah bagi banyak bukti air di masa lalu Mars.

Curiosity menemukan streambed dalam beberapa minggu pendaratan, dan menemukan bukti air yang lebih luas sepanjang perjalanannya di sepanjang dasar kawah.

Curiosity sekarang meneliti gunung berapi terdekat yang disebut Gunung Sharp (Aeolis Mons) dan melihat fitur geologis di setiap strata-nya.

Salah satu penemuan Curiosity yang lebih menarik adalah menemukan molekul organik yang kompleks di wilayah tersebut, pada beberapa kesempatan.

Hasil riset tahun 2018 mengumumkan, organik ini ditemukan di dalam batuan berumur 3,5 miliar tahun.

Bersamaan dengan hasil organik tersebut, para peneliti mengumumkan Curiosity juga menemukan konsentrasi metana di atmosfer Mars yang berubah selama bergantinya musim.

Metana adalah elemen yang dapat diproduksi oleh mikroba, serta fenomena geologis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.