Sukses

Cerita 2 Pilot Argentina yang Selamat Meski Pesawat Jatuh di Permukiman

Beruntung sekali dua pilot Argentina ini bisa selamat, meski pesawat yang mereka kemudikan jatuh di permukiman padat penduduk.

Liputan6.com, San Jose - Sebuah pesawat kecil jatuh di daerah padat penduduk ibu kota Kosta Rika pada Jumat 10 Mei 2019 waktu setempat. Pihak berwenang mengatakan bahwa dua orang pilot Argentina yang berada di dalamnya beruntung bisa selamat.

"Para pilot memanjat keluar dari puing-puing pesawat setelah jatuh di lingkungan Pavas San Jose, di daerah yang penuh dengan rumah dan sekolah,"" kata saksi dan pejabat seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (11/5/2019).

"Pilotnya baik-baik saja, mereka berhasil keluar dari pesawat sendiri," kata kepala otoritas penerbangan sipil Kosta Rika, Guillermo Hoppe, berbicara di tempat kejadian.

Damian Barreira, salah satu dari dua pilot menggambarkan singkat bagaimana pesawat mereka bisa jatuh ke area permukiman.

"Itu adalah situasi yang rumit, pesawat kehilangan daya," ujar Barreira dalam rekaman video yang direkam pada ponsel warga setempat dan disiarkan di saluran berita.

Sementara itu, Hoppe mengatakan otoritas Argentina telah memberitahunya bahwa orang-orang itu membeli pesawat di Amerika Serikat dan menerbangkannya kembali ke negara asal mereka dalam penerbangan jarak pendek, sebuah perjalanan yang diperkirakan akan memakan waktu satu bulan.

Tak lama setelah lepas landas dari lapangan terbang di San Jose, pesawat kehilangan daya dan pilot mencari ruang terbuka di distrik perumahan untuk melakukan pendaratan darurat. Ketika ketinggian menurun, pesawat menabrak pohon besar yang meredam dampak tabrakan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesawat Jatuh dan Meledak di Permukiman

Insiden serupa terjadi pada 4 Mei 2002 lalu, saat kecelakaan udara cukup besar terjadi di Nigeria. Kala itu pesawat EAS Airlines jatuh di Kota Kano.

Insiden itu menyebabkan 148 orang tewas. Nahasnya lagi, burung besi tersebut meledak di tengah-tengah wilayah padat pendudukan di Utara Nigeria.

Rencananya pesawat dengan nomor penerbangan BAC 1-11-500 akan berangkat dari Kano menuju salah satu kota besar di Nigeria Lagos dengan membawa 76 penumpang. Pesawat itu lepas landas pukul 01.30 lewat tengah malam.

Belum lama mengudara, pesawat itu oleng. Tak lama, EAS BAC 1-11-500 jatuh di permukiman padat penduduk.

Sejumlah bangunan seperti masjid dan belasan rumah porak-poranda. Tiga blok jalan di Kano bahkan hancur lebur tak berbentuk lagi.

Banyak orang yang mati terbakar. Namun, ajaibnya dua orang penumpang berhasil selamat. Salah satu yang menjadi saksi hidup peristiwa tragis itu adalah Najib Ibrahim.

"Saya pikir saya sudah tak punya kesempatan hidup lagi. Saya dikelilingi api. Tapi saya beruntung karena duduk dekat pintu keluar," ucap Najib seperti dikutip dari History.com.

Pasca-kejadian, Otoritas Nigeria langsung melakukan investigasi. Mereka menarik kesimpulan insiden terjadi karena banyak pesawat tua yang masih digunakan.

Tidak ingin kejadian serupa terulang Pemerintah Nigeria segera mengambil keputusan besar. Mereka resmi melarang penggunaan pesawat yang umurnya sudah di atas 22 tahun.

3 dari 3 halaman

Pesawat

Pesawat jatuh di permukiman juga pernah terjadi di Kongo.

Kala itu, sebuah pesawat kargo jenis Antonov 26 jatuh di dekat pasar di Kingasani, sekitar lima kilometer dari ibu kota Kongo, Kinshasha, Kamis 4 Oktober 2007. Musibah ini menewaskan sedikitnya 19 orang.

Jasad korban ditemukan di sekitar reruntuhan pesawat. Pesawat ini jatuh di kawasan permukiman hingga hancur dan hangus terbakar. Beberapa rumah warga di sekitar lokasi kecelakaan dekat pasar turut terbakar.

Menurut sejumlah saksi mata, pesawat kargo tujuan Kota Tshikapa tersebut jatuh setelah lepas landas. Adapun Menteri Urusan Kemanusiaan Republik Demokratik Kongo Jean Claude Muyambo mengatakan, pesawat tersebut milik maskapai penerbangan Afrika One. Afrika One adalah salah satu maskapai yang dicekal pihak Uni Eropa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.