Sukses

15 Pasien Gagal Ginjal di Venezuela Meninggal Akibat Krisis Listrik

Pasien gagal ginjal tahap lanjut tersebut meninggal akibat tak bisa melakukan cuci darah setelah listrik mati di Venezuela.

Liputan6.com, Caracas - Sebanyak 15 orang pasien yang mengalami masalah gagal ginjal di Venezuela dilaporkan meninggal dunia menyusul krisis dan pemadaman listrik secara besar-besaran di Venezuela atau dikenal sebagai blackout.

Pasien gagal ginjal tahap lanjut tersebut meninggal akibat tak bisa melakukan cuci darah setelah listrik mati.

"Antara kemarin dan hari ini, ada 15 kematian karena kurangnya dialisis," kata Francisco Valencia, direktur kelompok hak kesehatan Codevida, demikian dikutip dari situs business-standard.com, Minggu (10/3/2019).

"Situasi orang dengan gagal ginjal sangat sulit dan kritis," tambah Valencia.

Dia memperingatkan bahwa ada lebih dari 10.200 orang yang tergantung pada dialisis di seluruh negeri yang menghadapi risiko pemadaman listrik.

Venezuela sejak Kamis sore telah berada dalam cengkeraman pemadaman terburuk dalam sejarah negara penghasil minyak tersebut.

Pemerintahan Nicolas Maduro menuduh Amerika Serikat adalah dalang di balik ini semua. Negeri Paman Sam juga dituduh meretas sistem yang ada di Venezuela, sehingga pasokan listrik terhambat.

Di satu sisi, Donald Trump adalah pendukung pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, yang kini diakui sebagai presiden sementara negara tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengunjuk Rasa Oposisi Venezuela Bentrok dengan Polisi

Polisi anti huru-hara memblokade pengunjuk rasa oposisi Venezuela ketika ribuan orang turun ke jalan pada Sabtu (9/3). Hal ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara pemimpin oposisi Juan Guaido dan Presiden Nicolas Maduro.

Dikutip dari laman france24.com, Baik Guaido dan Maduro, yang terjebak dalam perebutan kekuasaan, telah meminta para pendukung mereka untuk memenuhi jalan-jalan di Caracas dan kota-kota lain dalam aksi demonstrasi.

"Kami ingin berbaris! Ya kami bisa!" teriak pengunjuk rasa oposisi ketika polisi anti huru hara mencegah mereka mengakses jalan di Caracas timur.

Semalam, layanan keamanan telah menghentikan pengunjuk rasa oposisi yang berupaya mendirikan panggung di jalan -- di mana protes mereka akan berlangsung.

"Mereka pikir mereka bisa menakuti kita tetapi mereka akan mendapat kejutan dari orang-orang di jalan," tulis Guaido dalam akun Twitter-nya.

"Mereka pikir dapat membuat kita lelah, tetapi tidak ada cara lain untuk menampung populasi yang telah memutuskan untuk mengakhiri hal ini," lanjutnya.

AS telah memberlakukan sanksi minyak yang melumpuhkan pemerintah Venezuela dalam upaya untuk memotong sumber pendanaannya, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Sebagian besar wilayah di Venezuela tanpa listrik setelah pemadaman hari Kamis, salah satu yang terlama dan penyebabnya masih belum diketahui.

Pemadaman itu memperburuk krisis politik dan ekonomi Venezuela, membahayakan pasien di rumah sakit dan memaksa penutupan sekolah dan bisnis.

Layanan perlahan-lahan kembali di Caracas dan di negara bagian Miranda dan Vargas dimana bandara internasional dan pelabuhan utama negara itu terletak. Pemadaman listrik berlanjut di negara bagian barat Tachira dan Zulia sementara listrik di negara bagian barat lainnya tidak stabil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.