Sukses

Seperti Manusia dan Hewan, Apakah Tanaman Juga Bisa Kentut?

Manusia dan hewan mengeluarkan gas lewat anusnya, yang umum disebut kentut. Apakah tanaman juga seperti itu?

Liputan6.com, Jakarta - Semua orang mengeluarkan gas melalui lubang anusnya yang biasa disebut kentut. Selain manusia, hewan seperti kucing, kambing, musang, katak, paus, dan sejumlah binatang lain --kecuali gurita, burung, dan beberapa spesies lain yang tidak terbebani oleh kelebihan gas-- juga bisa kentut.

Tetapi, bagaimana dengan kaktus, pakis, dan tanaman umum lainnya? Apakah mereka juga kentut?

Jika Anda mendefinisikan kentut seperti yang dituliskan dalam KBBI, yakni mengeluarkan gas berbau busuk dari perut melalui anus, maka tumbuhan tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain, mereka tidak kentut, karena mereka tidak memiliki anus.

Akan tetapi, tumbuhan bisa mengeluarkan gas (termasuk metana --zat kimia yang ditemukan dalam kentut manusia dan hewan), sehingga tanaman pada dasarnya kentut dengan cara mereka sendiri.

Menurut Popular Science yang dikutip oleh Mental Floss dan dilansir Liputan6.com pada Rabu (2/1/2019), mikroba dalam tumbuhan menghasilkan gas dengan cara yang sama seperti mikroba dalam tubuh manusia, yaitu memecah makanan dan membuat gas.

Metana kemudian merembes keluar dari kulit atau batang tanaman tersebut.

Ahli biokimia sekaligus Direktur Asosiasi dari Smithsonian Environmental Research Center, Patrick Megonigal, mengatakan ia masih belum menemukan manfaat 'kentut' seperti itu bagi tumbuhan.

"Namun, para peneliti lain telah menemukan bahwa beberapa pohon ada yang berkentut," klaim Megonigal kepada Popular Science.

Fakta terkait beberapa tanaman berdaun lebat melepaskan metana, hanya ditemukan pada tahun 2006.

Sebelumnya, diketahui bahwa tanaman rawa mampu melepaskan metana, yang meleleh ke permukaan dalam lumpur atau air. Tetapi, para ilmuwan belum menemukan hal serupa yang berlaku untuk tanaman dan pohon lain.

Beberapa kentut tanaman, kata Megonigal, bahkan terdeteksi lebih jelas.

Menurut sebuah studi yang dilakukan tahun 2016, yang diterbitkan dalam Plant Physiology, "tanaman pemalu" (secara resmi dikenal sebagai tanaman Mimosa pudica) tidak pernah segan-segan untuk melepaskan gas berbau tak sedap dari tubuh mereka.

"Mereka akan mengeluarkan bau busuk ketika mereka disentuh atau dipegang. Para peneliti percaya bahwa gas yang kaya akan senyawa sulfur itu dilepaskan dari kantung kecil yang mirip rambut, yang kemudian mengalir di sepanjang akar tanaman," Megonigal menjelaskan.

Enam spesies Mimosa lain juga mampu kentut, dan para ilmuwan mengatakan bahwa fenomena ini bisa menjadi mekanisme pertahanan yang digunakan oleh tanaman tersebut untuk menangkal pengganggu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apakah Tanaman Juga Buang Hajat?

Selain kentut, tanaman juga disebut bisa buang hajat. Tapi tidak persis seperti manusia dan hewan pada umumnya.

Misalnya, ketika penangkap lalat Venus (Venus flytrap) menutup daunnya yang bergerigi karena ada serangga yang hinggap, tanaman dengan nama Latin Dionaea muscipula ini akan langsung melepaskan bahan kimia yang mampu melelehkan semua bagian tubuh serangga.

Setelah semuanya melunak, Venus hanya akan menyerap sari pati atau cairan dari mangsanya dan membuka kembali daunnya untuk membiarkan bagian tubuh mangsa yang lunak jatuh atau terbawa angin.

Padatan itulah yang disebut sebagai limbah dan dianggap sebagai kotoran tanaman.

Tanaman seperti Kantong Semar (Nepenthes), di sisi lain, menyimpan sisa-sisa tubuh mangsa di bagian bawah 'tabung kendi'. Di sana, sisa-sisa tubuh mangsa akan membusuk dengan bantuan mikroba sampai lenyap atau beberapa daun mereka mati.

Jadi, alih-alih buang air besar, tanaman Kantong Semar justru mengubah sebagian tubuh mereka menjadi sistem septik.

Kemampuan tumbuhan untuk mengeluarkan enzim seperti kotoran adalah kemampuan untuk menghilangkan garam, logam, dan zat asing lain dengan menyebarkannya melalui daun, kulit kayu, serat kayu, dan akar.

Pohon bakau, yang umumnya hidup di air laut, membuang banyak garam melalui daunnya. Sedangkan pohon-pohon lain biasanya mengirim kotoran ke kulit kayu.

Daun-daun cantik yang berubah warna dan jatuh saat musim gugur tiba adalah salah satu bukti nyata bahwa pohon juga bisa buang air besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.