Sukses

Donald Trump Ingin Pertemuan Kedua dengan Kim Jong-un, Ini Alasannya

Presiden AS Donald Trump mengaku ingin kembali melakukan pertemuan langsung dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkeinginan untuk mengadakan pertemuan puncak kedua dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dengan alasan bahwa masa depan perdamaian sudah semakin dekat.

"Banyak kemajuan sedang dibuat", katanya, berbicara bersama Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di New York.

"Hubungannya sangat bagus dan dalam beberapa hal ... luar biasa," tambah Trump sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (25/9/2018).

Setahun yang lalu, AS dan Korea Utara secara terbuka berbicara tentang konfrontasi nuklir. Tetapi, tidak sampai setahun kemduian, Donald Trump justru melakukan pembicaraan bersejarah --yang juga bersahabat-- pertama dengan Kim Jong-un pada bulan Juni di Singapura.

Berbicara sebelumnya, di markas besar PBB di New York, Presiden Trump mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan mengatur pertemuan berikutnya dengan Kim Jong-un "dalam waktu dekat".

"Belum ada keputusan yang diambil untuk tempat tersebut," ujar Donald Trump.

Di lain pihak, Presiden Moon Jae-in belum lama ini melakukan kunjungan tiga hari ke Pyongyang, yang merupakan sejarah perdana pemimpin Korea Selatan berkunjung ke Utara dalam lebih dari satu dekade silam.

Presiden Moon mengatakan pada hari Senin bahwa dia "dapat mengkonfirmasi komitmen tegas Ketua Kim untuk menyelesaikan denuklirisasi" dan bahwa dia juga menyatakan keinginannya untuk bertemu Donald Trump lagi segera.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjanjian Denuklirisasi Tidak Lengkap

KTT Singapura adalah pertemuan pertama antara presiden AS yang sedang berkuasa dan pemimpin Korea Utara.

Kedua pemimpin negara menandatangani dokumen yang berjanji untuk membangun hubungan baru, bekerja menuju "denuklirisasi penuh", dan untuk membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

Namun rincian perjanjian itu tidak jelas, tanpa waktu atau indikasi bagaimana denuklirisasi akan dicapai dan diverifikasi.

Sejak itu, Korea Utara telah membuat tawaran ke Selatan dan mencoba memperbaiki citranya.

Sementara sedikit perubahan konkrit telah terjadi, Korea Utara telah menghentikan uji coba rudal kontroversialnya, yang sebelumnya merupakan sumber utama ketegangan regional.

Kim Jong-un telah berjanji untuk membongkar fasilitas pengujian dan peluncuran rudal utama Korea Utara, dan mengatakan ia dapat menghentikan situs uji nuklir utama, jika AS mengambil tindakan timbal balik yang sesuai.

Sementara itu, sebelum pertemuan di New York, Donald Trump dan Moon Jae-in telah menandatangani revisi perjanjian perdagangan, yang bertujuan untuk memperluas peluang bisnis bagi produsen mobil dan perusahaan farmasi AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.