Sukses

Wanita Diduga Mata-Mata Rusia Bekerja di Kedubes AS di Moskow

Sebuah laporan intelijen terbaru menyebut bahwa ada seorang wanita asal Rusia sebagai mata-mata Kremlin di Kedubes AS di Moskow.

Liputan6.com, Jakarta Para penyelidik kontra-intelijen Amerika Serikat (AS) menemukan bukti, bahwa seorang mata-mata Rusia berhasil bekerja tanpa terdeteksi selama lebih dari satu dekade di kedutaan besar Negeri Paman Sam di Moskow.

Warga Rusia berjenis kelamin wanita itu kabarnya disewa sebagai tenaga lokal, yang memiliki akses ke intranet dan sistem surat elektronik, sehingga kemungkinan besar bisa masuk ke pencarian internal yang sangat rahasia, termasuk jadwal presiden dan wakilnya.

Wanita itu mulai dicurigai memiliki aktivitas mata-mata pada 2016, selama pemeriksaan keamanan rutin yang dilakukan oleh dua penyelidik dari Kantor Keamanan Regional Departemen Luar Negeri AS (RSO). Mereka menetapkan bahwa wanita itu kerap mengadakan pertemuan rutin dan tidak sah dengan anggota FSB, agen keamanan utama Rusia.

Dikutip dari The Guardian pada Jumat (3/8/2018), RSO sempat memperingatkan adanya potensi ancaman mata-mata tersebut pada Januari 2017, namun lembaga intelijen AS tidak segera meluncurkan penyelidikan skala penuh.

Sebaliknya, wanita tersebut sengaja dibiarkan pergi berbulan-bulan, yang menurut beberapa sumber, mungkin menyimpan hal memalukan bagi pemerintah AS.

Sebuah sumber intelijen mengatakan kepada The Guardian, wanita itu diberhentikan musim panas lalu setelah kementerian luar negeri mencabut izin keamanannya. Pemecatan itu terjadi tidak lama sebelu poengusiran para pejabat AS oleh Kremlin, menyusul pemberlakuan lebih banyak sanksi terhadap Moskow oleh Washington.

Perintah Rusia itu menghapus lebih dari 750 pegawai AS dari total 1.200 misi diplomatiknya, sehingga diduga kuat memberi "perlindungan" terhadap risiko wanita Rusia terduga mata-mata itu dipecat.

"Dinas Rahasia sedang mencoba menyembunyikan pelanggaran dengan memecat (dia)," kata sumber itu.

"Kerusakan sudah terjadi, tetapi manajemen senior dari Dinas Rahasia tidak melakukan penyelidikan internal, untuk menilai dampak bburuk sekaligus melihat apakah terduga merekrut karyawan lain untuk memberikan informasi lebih banyak kepadanya," lanjutnya menjelaskan.

"Hanya investigasi intensif oleh sumber luar yang dapat menentukan kerusakan yang dia (mata-mata Rusia) lakukan."

Selain itu, belum diketahui jelas mengapa wanita Rusia tersebut, dipekerjakan oleh Dinas Rahasia di ring satu, dan jenis pemeriksaan seperti apa yang membuatnya lolos tidak terdeteksi hingga bertahun-tahun.

Sebuah sumber menyebut bahwa potensi pelanggaran tersebut tidak dilaporkan ke salah satu komite intelijen atau pengawas kongres.

"Sebuah komite pemerintah perlu menyelidiki Dinas Rahasia karena menyembunyikan pelanggaran ini," jelas sebuah sumber.

Pilihan lain adalah memasukkannya ke dalam penyelidikan penasihat khusus Robert Mueller tentang dugaan kolusi Rusia dalam pemilihan presiden 2016.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tugas Pegawai Dinas Asing

Dengan peran membantu mengurusi kegiatan Dinas Rahasia AS, wanita tersebut memiliki peluang akses yang besar terhadap intranet, email internal, dan sistem pelacakan palsu.

Dalam sebuah pernyataan, Dinas Rahasia mengatakan: "Kami mengakui bahwa semua pegawai dinas asing (FSN) yang menyediakan layanan demi kemajuan misi kami, administratif atau lainnya, dapat menjadi sasaran pengaruh intelijen asing."

"Ini adalah penekanan khusus di Rusia. Dengan demikian, semua pegawai dinas asing dikelola sedemikian rupa, untuk memastikan bahwa kepentingan pemerintah Amerika Serikat dilindungi sepanjang waktu," lanjut pernyataan di atas.

Adapun tugas pegawai dinas asing terbatas pada terjemahan, interpretasi, bimbingan budaya, humas, dan pendukung administrasi.

"Secara khusus tugas dari posisi FSN di Moskow untuk membantu atase dan agen kami dengan melibatkan pemerintah Rusia, termasuk Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), Kementerian Dalam Negeri Rusia (MVD), dan Layanan Pelindung Federal Rusia (FSO). "

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.