Sukses

Anwar Ibrahim Operasi Tulang Belakang di Turki, Recep Erdogan Menjenguk

Anwar Ibrahim, figur top oposisi Malaysia, menjalani operasi tulang belakang di Istanbul, Turki. Mengetahui kabar tersebut, Presiden Recep Erdogan datang menjenguk.

Liputan6.com, Ankara - Anwar Ibrahim, figur top oposisi Malaysia, menjalani operasi tulang belakang di Istanbul, Turki.

Dalam sebuah unggahan di akun Facebooknya, pada Minggu 8 Juli 2018, Anwar menjelaskan, ia terbang dari Jakarta ke Turki untuk menjalani operasi tulang belakang demi mengobati penyakit central disk herniation pada lumbar central stenosis-nya. Demikian seperti dikutip dari Channel NewsAsia, Senin (9/7/2018).

Sebelumnya, pada 23 Juni 2018, Anwar Ibrahim sempat dibawa ke ruang gawat darurat setelah mengeluh sakit punggung dan bahu usai kembali dari perjalanannya ke Turki.

Operasi awal sempat dilakukan di Rumah Sakit Universitas Medipol Mega, katanya, menambahkan bahwa operasi lain di bahunya dijadwalkan dilakukan pada Kamis, 12 Juli 2018.

Di sela-sela periode itu, Anwar sempat bersafari politik ke Indonesia pada pekan lalu, menjadi pembicara dalam forum kepemimpinan bisnis di Jakarta serta bertemu dengan beberapa pejabat.

Selepas dari Jakarta, Anwar Ibrahim bertolak ke Turki.

Selama tinggal di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan istrinya menyempatkan diri menjenguk pemimpin de facto Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu.

"Saya dikunjungi oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dan istrinya selama sesi pemulihan pasca operasi saya di Istanbul. Kunjungan mereka sangat dihargai meskipun waktu mereka terbatas karena kemenangan baru-baru ini dalam pemilihan," katanya di pos lain di Facebook.

Anwar menambahkan bahwa dia menerima respon positif dari pemimpin Turki ketika dia menyatakan keinginannya untuk memperkuat hubungan dan kerjasama antara Malaysia dan Turki.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan dia akan menyerahkan kendali kepada Anwar. Namun, sebelum sampai pada posisi itu, Anwar harus berhasil terpilih dalam pemilu sela sebagai Anggota Parlemen atau terpilih sebagai senator.

Anwar (70), dibebaskan dari penjara pada 16 Mei 2018 setelah menerima pengampunan kerajaan dari raja Malaysia.

Dia mulai menjalani hukuman lima tahun pada Februari 2015 setelah pengadilan tinggi Malaysia menjatuhkan vonis dengan tuduhan menyodomi mantan asisten pribadi. Namun, pada 2018 Anwar menerima pengampunan penuh dari Raja Malaysia.

Usai pembebasannya pada Mei 2018, Anwar Ibrahim telah dirawat di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras selama beberapa bulan pulih dari operasi untuk masalah bahu.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anwar Ibrahim: Saya Memaafkan Najib Razak dan Mahathir Mohamad

Sebelumnya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, angkat bicara soal sejumlah dinamika politik dan hukum yang tengah terjadi di negerinya.

Hal itu ia utarakan kala menyampaikan pidato kunci dalam The ECGL Leadership Forum 2018, di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Rabu 4 Juli 2018. Dalam kesempatan tersebut, Anwar berkomentar tentang hubungannya dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Ia juga membahas secara khusus tentang mantan PM Najib Razak, yang kini menjadi terdakwa kasus megakorupsi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.

Tentang hubungannya dengan sang PM Malaysia yang kini tengah menjabat, Anwar membicarakan mengenai "perselisihan" dengan Mahathir pada masa lalu, dan bagaimana sekarang ia telah "memaafkan" pria berusia 92 tahun itu.

"Pada suatu kesempatan setelah saya bebas dari penjara (pada 16 Mei 2018), saya pernah berbicara kepada Mahathir. Saya bilang kepada Beliau, 'saya dan Anda (Mahathir) sudah berselisih sengit selama 20 tahun terakhir'," Anwar bercerita dalam pidatonya.

"Saya lanjut katakan ke Pak Mahathir: tapi kini saya sudah memaafkan Anda ... Ini demi negara, dan sekarang, saya berharap kita berdua bisa sukses demi Malaysia," jelasnya.

Anwar juga menjelaskan bahwa Mahathir mengaku "lega" mendengar hal tersebut.

"Ia (Mahathir) berjanji akan memberikan ruang sepenuhnya kepada saya demi melanjutkan agenda reformasi, hukum, dan ekonomi," ucap mantan pemimpin oposisi ini.

Sementara itu, berkomentar mengenai hubungannya pada masa lalu dengan mantan Perdana Menteri Najib Razak, Anwar juga telah memaafkan pria yang kini menjadi terdakwa kasus megakorupsi 1MDB itu.

"Pemenjaraan saya selama 3,5 tahun itu (sejak 2015) terjadi atas keputusan Pak Najib dan pada masa pemerintahannya. Tapi kini, saya secara pribadi memaafkan Beliau," ujarnya.

"Dan saya harap, Beliau (Najib), yang saat ini tengah terjerat tuduhan korupsi 1MDB, mendapatkan proses hukum yang adil. PM Mahathir pun telah menjanjikan itu terhadap proses hukum Najib Razak."

Lebih lanjut, Anwar mengatakan sambil bercanda, "Meski demikian, ketika dulu saya terjerat kasus, proses hukum yang adil tidak dijanjikan (oleh pemerintah Malaysia) kepada saya," ucapnya diiringi tawa dari para peserta forum The ECGL Leadership Forum 2018 di Jakarta.

Anwar Ibrahim mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sungai Buloh, Malaysia, sejak Februari 2015--pada masa pemerintahan PM Najib Razak--usai menerima vonis 5 tahun penjara atas kasus sodomi terhadap mantan asisten pribadinya.

Kala itu, kasus tersebut dinilai sarat kontroversi. Beberapa pihak menyebutnya sebagai "peristiwa yang dibuat-buat" oleh lawan politiknya, guna mendiskreditkan Anwar Ibrahim dalam kancah perpolitikan Malaysia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.