Sukses

17-6-1961: Penari Balet Uni Soviet Membelot ke Prancis

Liputan6.com, Paris - Sosok penari balet dan koreografer Uni Soviet Rudolf Khametovoch Nureyev menjadi perbincangan hangat pada 1961, setelah ia memutuskan untuk membelot ke Prancis.

Ketika kelompok Kirov Ballet (atau yang sekarang bernama Mariinsky) tengah mempersiapkan tur ke Paris dan London, karakter pemberontak dan non-konformitas Nureyev membuatnya tidak memungkinkan untuk masuk dalam kandidat yang akan melakukan perjalanan ke Barat. Mengingat, lawatan tersebut sangat penting bagi ambisi pemerintah Soviet, demi menggambarkan supremasi budaya mereka.

Selain itu, hal lain yang membuat Nureyev tidak mungkin berangkat adalah saat itu ia juga tengah bersitegang dengan direktur artistik Mariinsky, Konstantin Sergeyev.

Namun, perwakilan dari penyelenggara tur Prancis yang sempat melihat tarian Nureyev di Leningrad pada tahun 1960, mendesak pemerintah Soviet untuk mengizinkannya menari di Paris. Dan Nureyev pun berangkat.

Di Paris, penampilan Nureyev menggetarkan penonton dan kritikus.

Meski secara performa sangat memukau, Nureyev dianggap melanggar peraturan tentang bergaul dengan orang asing dan diduga ia kerap mengunjungi bar gay di Paris. Hal tersebut memicu kekhawatiran pada manajemen Mariinsky dan agen KGB yang mengamatinya.

KGB ingin memulangkannya ke Soviet.

Pada 16 Juni 1961, kelompok Mariinsky berkumpul di bandara Le Bourget di Paris untuk terbang ke London. Saat itu, Sergeyev menegaskan pada Nureyev bahwa ia harus kembali ke Moskow, untuk tampil di Kremlin.

Nureyev curiga dan menolak permintaan Sergeyev. Selanjutnya, ia diberitahu bahwa ibunya sakit parah dan ia harus segera pulang untuk menemuinya. Nureyev kembali menolak ajakan pulang tersebut. Ia percaya bahwa ketika kembali ke Uni Soviet, ia akan dipenjara.

Tepat pada 17 Juni, Nureyev yang berusia 23 tahun kala itu, berlari melewati barikade keamanan di bandara Le Bourget dan berteriak dalam bahasa Inggris, "I want to be free." Demikian Today in History seperti dikutip dari BBC.

Pemuda itu dibawa ke kantor polisi bandara oleh dua perwira polisi Prancis, seraya diikuti oleh dua pengawal Rusia yang geram dengan tingkahnya. Pertengkaran sengit dilaporkan sempat terjadi sebelum akhirnya Nureyev berhasil mendapatkan suaka sementara dan kasusnya dirujuk ke Kantor untuk Perlindungan Pengungsi dan Warga Tanpa Negara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meninggal Akibat Komplikasi AIDS

Kelompok Kirov Ballet pun terpaksa melanjutkan perjalanan tanpa penari utamanya.

Terdapat spekulasi bahwa selama di Paris, Nureyev, jatuh cinta dengan Clara Saint, putri dari seorang pelukis tajir asal Chile yang menetap di ibu kota Prancis. Ada pun Clara menjelaskan bahwa ia hanya berteman dengan Nureyev, dan tidak ada yang serius di antara mereka.

Spekulasi lain menyebutkan bahwa Neruyev memikirkan tentang prospek masa depan kariernya di bawah bimbingan Serge Lifar, mantan direktur Paris Opera dan bintang di kelompok Balet Russes. Selama Nureyev berada di Paris, keduanya dikabarkan dekat.

Dalam waktu satu pekan setelah membelot, ia mendaftarkan diri pada Grand Ballet du Marquis de Cuevas dan berhasil tampil dalam pertunjukan The Sleeping Beauty bersama dengan Nina Vyroubova.

Ketika tur ke Denmark ia bertemu dengan Erik Bruhn, solois di Royal Danish Ballet, yang menjadi kekasih, teman terdekat, sekaligus pelindungnya hingga Bruhn tutup usia pada 1986.

Otoritas Soviet dikabarkan berupaya membujuk Neruyev untuk kembali dengan membuat ayah, ibu, dan guru tarinya menulis surat padanya. Mereka berjanji tidak akan ada efek jika ia bersedia pulang. Neruyev bergeming.

Pada tahun-tahun berikutnya, pria itu mengajukan petisi kepada pemerintah Soviet agar diizinkan mengunjungi ibunya. Dan ketika ibunya dalam kondisi sekarat, Mikhail Gorbachev mengabulkan permintaannya. Peristiwa itu terjadi pada 1987.

Tahun 1989, Neruyev diundang untuk menari di Teater Mariinsky di St. Petersburg. Kunjungan itu memberinya kesempatan untuk melihat banyak guru dan kolega yang belum pernah ia lihat sejak pembelotannya.

Nureyev meinggal pada usia 54 tahun, tepatnya pada 6 Januari 1993, akibat menderita komplikasi AIDS.

Kecerdasannya sebagai seorang penari, diapresiasi oleh banyak pihak. Salah satunya Oleg Vinogradov dari Mariinsky Ballet, "Apa yang dilakukan Nureyev di Barat, tidak akan pernah bisa dilakukannya di sini (Rusia)."

Peristiwa bersejarah lain terjadi pada 17 Juni 1962, yaitu Brasil berhasil menjadi juara Piala Dunia FIFA 1962. Itu merupakan gelar juara untuk yang kedua kalinya.

Lalu pada 17 Juni 1950, operasi transplantasi ginjal pertama kali dilakukan di Chicago, Amerika Serikat dalam waktu 45 menit oleh Dr. Richard H. Lawler.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.