Sukses

Eks Pesepak Bola Terbaik Dunia Incar Jabatan Presiden

George Weah, mantan striker AC Milan berkebangsaan Liberia, tengah bertarung untuk memperebutkan posisi presiden di negara asalnya.

Liputan6.com, Monrovia - George Tawlon Manneh Oppong Ousman Weah atau lebih dikenal dengan George Weah adalah nama yang mungkin tak lagi asing bagi banyak pencinta sepak bola. Mantan striker AC Milan ini merupakan orang Afrika pertama dan satu-satunya yang mendapat gelar FIFA World Player of the Year atau pesepak bola terbaik di dunia. Gelar itu ia raih pada 1995.

Pencapaian besar lain sebagai mantan seorang pemain juga telah ia torehkan. Deretan gelar individual, seperti Ballon d'Or (1995), African Footballer of the Year (1989, 1994, 1995), hingga top skor UEFA Champions League (1994-1995) berjajar rapi di lemari pribadinya.

Saat ini, seperti dikutip dari BBC, Kamis (2/11/2017), Weah sedang kembali "bertarung". Bedanya, ia ikut dalam ajang pemilihan presiden di negara asalnya, Liberia.

Sebelumnya, ia juga sempat mengikuti pemilihan presiden Liberia pada 2005. Namun, ia kalah oleh Ellen Johnson Sirleaf -- perempuan pertama yang jadi presiden di Afrika.

George Weah dijadwalkan akan berhadapan langsung dengan Joseph Boakai, yang merupakan Wakil Presiden Liberia saat ini, pada pemilihan 7 November. Pemilihan ini diadakan untuk menggantikan posisi Ellen Johnson Sirleaf yang telah menjabat selama dua periode.

Sebelumnya, pemilihan sudah berlangsung sejak 10 Oktober 2017. Karena tidak ada kandidat yang menang mutlak, maka dipilihlah dua kandidat teratas yang meraih hasil terbesar dari pemungutan suara -- George Weah dan Joseph Boakai -- untuk bertarung di babak final. 

Pemilihan pada bulan lalu itu adalah pemungutan suara independen pertama di Liberia setelah berakhirnya perang saudara pada 2003.

Pemilihan putaran kedua ini kemudian ditentang oleh pihak yang menempati urutan ketiga pada putaran pertama, yakni Charles Brumskine dan Partai Liberty yang mengusungnya.

Brumskine meyakini bahwa putaran pertama ditandai dengan penyimpangan dan kecurangan sistematis yang besar. "Itu dapat terlihat dari waktu pemungutan suara yang dibuka terlambat, sehingga menghambat banyak orang untuk ikut memilih," ujar Brumskine.

Pengadilan setempat lantas berpendapat, pemilihan harus ditunda sampai tuduhannya diselidiki dengan benar.

Pihak Liberty tidak sendirian dalam tuduhannya. Tuduhan penyimpangan tersebut didukung oleh dua partai politik lainnya -- termasuk "Partai Persatuan" yang mengusung Boakai. Mereka menuduh bahwa presidennya sendiri telah ikut campur dalam proses tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, mereka menuding Ellen Johnson Sirleaf telah berusaha memengaruhi hasil jajak pendapat tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sangkalan yang Diberikan Pihak Seberang

Menurut Jonathan Paye-Layleh, seorang wartawan BBC yang bertugas di Monrovia -- ibu kota Liberia, hubungan antara Sirleaf dan wakilnya itu memang tidak hangat. Beberapa pejabat dari partai berkuasa di sana juga mengatakan, Boakai bukanlah pilihan dari Sirleaf untuk menggantikannya.

Namun sebaliknya, Sirleaf telah mengatakan berkali-kali bahwa dia mendukung Boakai. Boakai sendiri di putaran pertama kalah secara angka oleh Weah, dengan hanya mendapatkan 28,8 persen suara -- berbanding 38,4 persen suara untuk Weah.

Congress for Democratic Change (CDC) selaku pihak Weah, menangkal tuduhan dengan menganggap apa yang dilakukan oleh pihak oposisi yang telah berkuasa di negara selama 12 tahun itu menyedihkan.

Sirleaf selaku pihak tertinggi di Liberia saat ini, lantas mendesak para pihak yang ambil bagian dalam pemilihan untuk menjalankan proses dengan damai dan dapat diselesaikan dengan baik.

Terkait dengan proses putaran pertama yang ditenggarai terdapat kecurangan, publik luar -- termasuk Uni Eropa, tidak mempermasalahkannya lebih lanjut. Meskipun begitu, mereka tetap mengamati kemungkinan adanya kecurangan yang timbul di dalamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini