Sukses

5.000 Tentara Dikerahkan Pasca-Teror Bom Manchester

Pemerintah Inggris mengerahkan militer untuk membantu kepolisian pasca-ledakan di konser Ariana Grande di Manchester Arena.

Liputan6.com, Manchester - Pemerintah Inggris mengerahkan militer untuk membantu kepolisian pasca-ledakan di konser Ariana Grande di Manchester Arena, Senin, 22 Mei 2017. Pengerahan angkatan bersenjata juga dilakukan untuk menekan kemungkinan serangan kedua setelah ledakan nahas yang menewaskan 22 orang tersebut.

Tindakan tersebut dilakukan setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menetapkan status kritis domestik. Penetapan status kritis berarti ada kemungkinan besar bahwa serangan lanjutan akan terjadi pasca-serangan yang pertama.

Menurut PM May, para personel militer dikerahkan di tempat-tempat umum bukan untuk membuat para warga cemas. Mereka tetap beroperasi di bawah komando aparat penegak hukum sipil setempat, yakni kepolisian, dan ditujukan untuk menggandakan pengamanan di sejumlah lokasi rawan di Inggris.

Kantor berita The Guardian (24/5/2017) menjelaskan bahwa sekitar 5.000 personel militer akan ditempatkan untuk menggantikan sejumlah titik lokasi yang semula dikawal polisi bersenjata. Sementara itu, para polisi bersenjata tersebut akan ditempatkan di titik lokasi lain yang sebelumnya luput dari pengawasan aparat penegak hukum.

Hingga kini London dilaporkan tengah dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan angkatan bersenjata. Sejumlah lokasi rawan yang menjadi tempat berkumpul orang banyak akan dikawal ketat oleh aparat.

Sabtu, 27 Mei 2017, Wembley Stadium, Greater London Area, akan menyelenggarakan perhelatan final sepak bola FA Cup, sedangkan Twickenham Stadium London akan menyelenggarakan partai final olahraga rugby. Menurut Kepolisian London seperti yang diwartakan The Guardian, dua tempat yang menjadi lokasi berkumpul khalayak ramai itu akan dikawal ketat.

"Petugas khusus kepolisian sedang meninjau setiap perhelatan yang akan diselenggarakan di Ibu Kota. Termasuk juga acara kecil yang biasanya tak pernah dipantau oleh kepolisian kini akan dijaga ketat, baik oleh petugas bersenjata dan berseragam lengkap, maupun petugas yang menyamar," kata juru bicara Metropolitan Police Service London.

Satu hari setelah insiden, Kepolisian Manchester menangkap pria 23 tahun yang diduga terkait dengan bom di Kota Manchester.

"Sehubungan dengan investigasi yang kami lakukan terkait serangan di Manchester Arena, kami mengonfirmasi kami telah menangkap pria 23 tahun di Manchester Selatan," sebut keterangan Kepolisian Greater Manchaster, seperti dikutip dari RT, Selasa, 24 Mei 2017.

Pria 23 tahun itu diduga kuat memiliki hubungan dengan pelaku bom bunuh diri yang bernama Salman Ramadan Abedi, 22 tahun. Penyelidikan kini berfokus untuk mengetahui apakah Abedi disokong oleh organisasi teror atau bergerak sendiri.

Hasil penyelidikan kepolisian menunjukkan bahwa Abedi menggunakan perangkat ledakan buatan sendiri. Namun, alat itu cukup stabil, memiliki daya ledak yang cukup kuat, dan diimprovisasi dengan menambahkan serpihan benda tajam agar menimbulkan dampak korban yang lebih banyak.

Saat kejadian, sejumlah saksi mata mengklaim melihat seorang pria--diduga kuat sebagai Abedi--yang tampak sedang mengaktifkan alat peledak berisi serpihan benda tajam berupa paku sesaat sebelum ledakan terjadi, seperti yang diwartakan oleh CNN, BBC, The Guardian, dan The New York Times, Selasa, 23 Mei 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.