Sukses

Disiram Air Keras, 2 Aktivis Anti-Pemerintah Rusia Buta

Alexei Navalny, seorang aktivis anti-korupsi, menuding Kremlin sebagai dalang di balik serangan cairan kimia yang dialaminya.

Liputan6.com, Moskow - Dua aktivis oposisi Rusia dilaporkan buta sebagian akibat siraman air keras. Peristiwa berbeda yang menimpa keduanya terjadi dalam dua hari berturut-turut.

Insiden tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa pemberantasan terhadap resistensi politik di Negeri Beruang Merah meningkat.

Seperti dilansir Independent, Selasa (2/5/2017) yang mengutip jaringan televisi independen Dozhd, penyerang melemparkan cairan berwarna hijau ke wajah Alexei Navalny pada Kamis, 27 April waktu setempat. Peristiwa itu menyebabkan luka bakar di mata kanan pria yang sebelumnya berprofesi sebagai pengacara tersebut.

Lembaga anti-korupsi pimpinan Navalny dikabarkan tengah menyelidiki kekayaan lingkar dalam Presiden Vladimir Putin.

Sementara itu di hari berikutnya, Natalia Fyodorova, aktivis asal partai oposisi Yabloko, dilaporkan diserang orang tidak dikenal saat meninggalkan rumahnya. Wajahnya juga disiram dengan cairan kimia.

Pimpinan partai Yabloko Moskow mengatakan kepada Interfax bahwa Fyodorova telah kehilangan penglihatannya. Namun, ia akan dapat melihat kembali seiring dengan berjalannya waktu.

Navalny dikenal sebagai salah satu kritikus terkemuka Presiden Putin. Ia sendiri telah mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Pihak Navalny menuding Kremlin berada di balik serangan yang menimpanya.

"Ini adalah bukti terbaik bahwa FSB (Badan Keamanan Federal Rusia) dan pemerintah juga terlibat. Ini gaya mereka," tulis Navalny di media sosial Twitter tidak lama setelah sebuah video yang merekam penyerangan muncul di REN TV, sebuah saluran televisi pro-pemerintah.

Pihak berwenang sendiri membantah terkait dengan serangan terhadap keduanya.

Kasus penyiraman air keras juga terjadi di Indonesia belum lama ini. Salah seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram cairan kimia jenis H2SO4 atau asam sulfat.

Peristiwa tersebut terjadi pada 11 April 2017. Penyiraman diduga dilakukan oleh dua orang yang berboncengan menggunakan sepeda motor.

Novel merupakan Kepala Satuan Tugas yang tengah menangani sejumlah kasus besar. Salah satunya, perkara dugaan korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Polisi mengaku telah mendapatkan identitas pelaku, tapi tidak akan membeberkannya ke publik demi kepentingan penyelidikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.