Sukses

Mirip Jakarta, Paris Berlakukan Aturan Pelat Nomor Ganjil-Genap

Pelonjakan tingkat polusi diduga disebabkan oleh udara dingin yang hampir tidak berangin sehingga asap pencemar terperangkap.

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun tingkat polusi di Prancis tetap tinggi, banyak pengendara kendaraan bermotor yang tidak ambil pusing menaati aturan untuk tidak berkendara.

Hari Jumat ini merupakan hari ke-4 berlakunya larangan di Paris dan sekitarnya. Larangan serupa berlaku di Lyon dan Villeurbanne di dekatnya.

Di ibu kota, hanya pengendara kendaraan berpelat nomot ganjil yang diperbolehkan berada di jalan raya. Aturan ganjil-genap ini berlaku sejak Selasa lalu.

Dikutip dari The Local, Jumat (9/12/2016), pihak berwenang telah menggratiskan angkutan umum di Paris selama empat hari berturut-turut. Angkutan gratis itu memakan biaya hingga 4 juta euro (Rp 56,5 miliar) setiap hari.

Selain itu, pihak berwenang akan menegakkan aturan pengurangan kecepatan hingga hanya 20 kilometer/jam di sejumlah kawasan.

Wali Kota Lyon, Gérard Collomb, juga menyerukan angkutan umum gratis pada Jumat ini, apalagi dengan datangnya perhelatan tiga hari "Festival Cahaya" yang dimulai pada Kamis lalu.

Sejumlah pihak memandang larangan berkendara itu tidak benar-benar mengurangi polusi—polusi pada hari pertama pembatasan berkendara malah meningkat di Paris.

Pihak berwenang juga harus berhadapan dengan para pengendara kendaraan bermotor yang nakal. Pada Selasa lalu saja polisi telah menerbitkan 1.700 surat tilang kepada para pengendara yang bersikukuh melanggar.

Kata seorang bernama Jug (31), "Saya tidak sudi membeli satu kendaraan tambahan hanya untuk pergi kerja hari ini."

Truk yang dikemudikannya sedang dihentikan oleh polisi dan akan dikenakan tilang sebesar 22 euro (lebih dari Rp 310 ribu).

Pihak berwenang lalu lintas melaporkan bahwa kemacetan lalu lintas terjadi sepanjang 415 kilometer di seluruh Paris, padahal biasanya hanya 300 kilometer.

Tentu saja tidak semua kota menerapkan pembatasan, tapi kota Marseille di selatan dan Rennes di barat Prancis bersiap-siap untuk melaksanakannya. Kota Orleans dan Rouen di utara juga telah mengamati peningkatan kadar polusi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengapa Polusi?

Polusi parah melanda sejumlah kota di Prancis. (Sumber Prev'air)

Pelonjakan tingkat polusi diduga disebabkan oleh udara dingin yang hampir tidak berangin. Dengan demikian, asap kendaraan, asap kebakaran hutan, dan pencemar lainnya terperangkap, demikian menurut layanan pemantauan polusi AirParif.

Angka partikel halus di udara Paris masih pada angka PM10. Namun demikian, walaupun keadaan ini sudah sangat buruk menurut standar Paris, kadar polusi tersebut masih 60 persen angka tingat polusi Beijing dan belum apa-apa dibandingkan dengan New Delhi, ibu kota paling tercemar sedunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.