Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Orangtua Juga Bisa 'Nakal' Ketika Anak-Anak Berlibur

Apa saja yang dilakukan orangtua ketika anak-anak berlibur tanpa mereka? Ternyata, orangtua bisa 'nakal' lagi.

Liputan6.com, New York - Di sejumlah negara empat musim, ada kebiasaan mengirimkan anak-anak mengikuti kamp musim panas supaya anak-anak mendapat pengalaman baru dan berlatih hidup lebih mandiri. Lalu, apa yang dilakukan orangtua di rumah?

Ternyata, dikutip dari New York Post pada Senin (15/8/2016), ada saja pasangan suami istri yang memanfaatkan kekosongan di rumah dan waktu luang untuk 'nakal' lagi.

Misalnya pasangan Elle (39) dan suaminya yang mengirimkan dua anak mereka, lelaki berusia 9 tahun dan wanita berusia 8 tahun, pergi kamp selama 3 minggu.

Pasutri dari Long Island itu sangat bergembira melambaikan selamat tinggal kepada anak-anak. Tak lama kemudian, mereka menyewa bus bersama 30 teman lainnya untuk menyaksikan penampilan kelompok Dead & Company di stadion Citi Field, New York. Tak lupa sajian minuman beralkohol untuk menemani rombongan tersebut.

Wanita instruktur kebugaran itu mengatakan, "Begitu anak-anak pergi, kami pesta tiada henti, seperti menikmati kebebasan selama 7 minggu." Ia bahkan mengaku berpesta ganja, ekstasi, dan…seks berkelompok.

"Inilah pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir ini yang tidak pernah saya miliki sebagai seorang ibu, yaitu sejenak terbebas dari tanggungjawab," kata wanita yang tentunya menggunakan nama samaran.

Apa saja yang dilakukan orangtua ketika anak-anak berlibur tanpa mereka? Ternyata, orangtua bisa 'nakal' lagi. (Sumber shutterstock.com via New York Post)

"Ada teman-teman yang bertukar-tukar pasangan dan saya sendiri ikutan seks berkelompok…tanpa tekanan, ikuti aliran. Beginilah musim panas."

Biasanya, anak-anaklah yang membandel ketika orangtuanya sedang keluar kota. Tapi, beberapa saat belakangan, orangtualah yang berduaan di rumah.

"Ketika kita tahu bahwa anak-anak bergembira dan aman, kita bisa lega," kata Melanie (38) -- nama samaran--yang juga berasal dari Long Island. Ia mengirimkan dua anaknya yang berusia 12 dan 10 tahun ke kamp beberapa minggu lalu. Inilah kesempatan musim panas ke dua bagi mereka, dan mereka tidak menunggu berlama-lama membuka botol-botol minuman.

Wakil presiden suatu perusahaan busana itu mengaku juga berpesta malam bersama dengan beberapa teman wanita di Fire Island hingga bar tutup jam 5 pagi. Katanya, "Pasangan-pasangan yang ada tidak sungkan-sungkan, bahkan ada beberapa yang telanjang," kata Melanie lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesempatan dalam Kesempitan

Bagi para orangtua yang memiliki anak yang relatif masih kecil, waktu luang ketika anak-anak pergi ke kamp memberikan kesempatan mendapatkan apa yang tak mungkin dilakukan saat ada anak-anak.

Lori Zalsow (39), pakar hubungan dan pendiri layanan perjodohan Project Soulmate, mengatakan, "Itulah kesempatan ke dua jika orang belum sempat bandel sewaktu masih lebih muda dulu."

Kata ibu dua anak dari East Side di Manhattan yang telah menikah selama 16 tahun itu, "Ada harga yang harus dibayar untuk menjalani hidup sebagai orangtua. Saya bisa melakukan apapun yang saya mau. Saya tidak akan buang-buang waktu."

Pakar hubungan ini bahkan mengusulkan, "Inilah saatnya melakukan seks di kamar tidur anak dan bersenang-senang."

Ia biasanya cukup santun ketika anak-anaknya ada di sekitarnya, tapi semua berubah ketika anak-anak pergi mengikuti kamp.

"Saya bisa berpakaian lebih nakal, misalnya mengenakan pakaian-pakaian yang paling ketat. Saya tidak pernah mengenakan bikini di hadapan mereka, saya tidak ingin berbuka-buka. Tapi sekarang saya jalan-jalan telanjang dalam rumah."

Tapi, bagi sebagian teman-temannya, saat anak-anak berada di luar rumah tidak selalu menyenangkan lagi. Katanya, "Banyak pasangan yang menyadari bahwa mereka tidak lagi mempunyai banyak kesamaan."

Tidak demikian dengan seorang wanita dengan nama samaran Tara (44) dan suaminya. Ibu dua anak pra-remaja ini menggunakan waktu luang tersebut untuk sungguh-sungguh tersambung lagi satu sama lain.

Kata petinggi tata busana ini, "Aturan pertama, bukalah seluruh pakaian ketika masuk rumah. Anak-anak sedang di luar kota, dan kami ingin melakukan seks setiap hari. Keren bisa melakukannya, seperti dalam permainan."

Pasangan yang juga tinggal di kawasan East Side di Manhattan ini juga menikmati makan malam "pesta Playboy" dengan teman-teman mereka. Selama makan malam, kaum wanita mengenakan pakaian seminim mungkin, sementara kaum lelaki berpakaian seperti Hugh Hefner, sang pimpinan perusahaan Plyaboy yang terkenal bergaya flamboyan.

Apa saja yang dilakukan orangtua ketika anak-anak berlibur tanpa mereka? Ternyata, orangtua bisa 'nakal' lagi. (Sumber shutterstock.com via New York Post)

Atau, ada permainan "tenis dan tequila" di suatu kelab. Tequila adalah salah satu jenis campuran minuman beralkohol khas Meksiko dan memiliki rasa yang eksotis.

"Kami merasa seperti anak-anak dalam kamp khusus dewasa. Bolehlah," lanjut Tara. "Kami adalah orangtua yang baik, tapi kadang-kadang anak-anak perlu jeda dari orangtua mereka dan orangtua perlu jeda dari anak-anak mereka."

Gary Katz, seorang ahli terapi yang praktik di kawasan Chelsea --juga di Manhattan--sepakat bahwa waktu bersuka ria menyehatkan bagi orangtua. Kata ahli terapi itu, "Dalam setiap kita ada sisi-sisi yang bandel."

Tapi bisa ruwet juga, "Saya kenal seorang profesional yang kerja di Wall Street dan ditangkap karena kencing sembarangan di sebuah kelab. Ia menghabiskan akhir pekan dalam penjara."

Wall Street di Manhattan, New York, adalah kawasan pusat bisnis keuangan dan perbankan tersohor sedunia.

Sialnya, "Itu terjadi seminggu setelah anak-anak berangkat kamp."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.