Sukses

Terkuak, Misteri Mesin Primitif Pelindung 'Harta Karun' Piramida

Untuk melindungi kamar sang firaun, bangsa Mesir Kuno membangun serangkaian alur dan blok batu yang tersembunyi di dalam dinding piramida.

Liputan6.com, New York - Guna melindungi makam firaun dari serbuan perampok, bangsa Mesir kuno menciptakan sistem blok dan alur dalam Piramida Agung Giza.

Baru-baru ini, ahli Mesir Kuno bernama Mark Lehner mencoba melakukan rekonstruksi mesin yang dimaksud menggunakan bantuan animasi komputer.

Dikutip dari Live Science pada Kamis (14/7/2016), Lehner adalah pimpinan Ancient Egypt Research Associates (AERA), suatu tim peneliti yang telah malang melintang selama 30 tahun dalam proses ekskavasi Giza.

Banyak cendekiawan berpendapat bahwa Ruang Raja berisi jasad Firaun Khufu yang berkuasa antara 2551 hingga 2528 SM. Dialah yang diduga memerintahkan pendirian Piramida Giza yang menjadi piramida tertinggi di Mesir. Para penulis masa lalu bahkan menyebutnya sebagai "keajaiban dunia".

Selain keberadaan Ruang Raja, Piramida Agung Giza juga mempunyai dua ruang besar lain yang sekarang disebut sebagai Ruang Ratu dan Ruang Bawah Permukaan. Keperluan dua ruang tersebut masih menjadi misteri.

Untuk melindungi ruang fir'aun, bangsa Mesir Kuno membangun serangkaian alur dan blok batu yang tersembunyi di dalam dinding piramida. (Sumber cuplikan video Science Channel)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mesin Perlindungan yang Bobol

Untuk melindungi ruang fir'aun, bangsa Mesir Kuno membangun serangkaian alur dan blok batu yang tersembunyi di dalam dinding piramida.

Keberadaan alur-alur dan blok-blok ini sudah diketahui setidaknya sejak Abad ke-19, tapi baru sekaranglah diupayakan bantuan animasi komputer untuk menggambarkan pembuatannya.

Dalam animasi terlihat bagaimana blok-blok batu dijatuhkan ke alur-alur di dekat Ruang Raja setelah tuntasnya pemakaman sang firaun. Menurut Lehner, sistem ini merupakan yang sangat canggih pada masanya.

Untuk melindungi ruang fir'aun, bangsa Mesir Kuno membangun serangkaian alur dan blok batu yang tersembunyi di dalam dinding piramida. (Sumber cuplikan video Science Channel)

Sistem itu menyumbat jalan masuk ke Ruang Raja menggunakan blok-blok raksasa sehingga menyulitkan penerobosan oleh para penjarah makam. Namun demikian, mesin itu tidak berhasil melindungi makam Khufu.

Sekarang, yang tersisa dalam makam hanyalah peti mati granit berwarna merah. Ruang itu "mungkin sudah dijarah antara akhir masa kekuasaan Khufu dan runtuhnya Kerajaan Lama (sekitar 2134 SM)," demikian ditulis Lehner dalam bukunya, "The Complete Pyramids" terbitan Thames and Hudson (1997).

3 dari 3 halaman

Pengamanan Tambahan

Beberapa cendekiawan Mesir berpendapat bahwa Khufu mungkin telah mengelabui para penjarah dengan cara lain. Selain sistem keamanan tersebut, piramida itu juga memiliki empat terowongan kecil.

Dua terowongan berasal dari Ruang Raja dan dua lagi berasal dari Ruang Ratu. Penjelajahan menggunakan robot mengungkapkan kemungkinan adanya 3 pintu dengan gagang tembaga.

Untuk melindungi ruang fir'aun, bangsa Mesir Kuno membangun serangkaian alur dan blok batu yang tersembunyi di dalam dinding piramida. (Sumber cuplikan video Science Channel)

Zahi Hawass, seorang ahli Mesir Kuno yang juga adalah mantan menteri kepurbakalaan, menjelaskan kepada Live Science pada 2013 tentang dugaan bahwa terowongan-terowongan itu akhirnya mengarah ruang pemakaman Khufu yang sebenarnya.

"Saya sangat yakin bahwa ruang Cheops (nama lain untuk Khufu) belum ditemukan, dan 3 ruang itu sekedar pengecoh untuk para penjarah, dan harta karun Khufu masih tersembunyi di dalam Piramida Agung," kata Hawass.

Sekarang masih berlangsung suatu proyek untuk memindai Piramida Agung menggunakan beraneka teknologi. Para peneliti proyek berharap pemindaian akan mengungkapkan keberadaan ruang rahasia pemakaman, jika masih ada.

Saksikan animasi cara kerja mesin pelindung makam firaun di sini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.