Sukses

Ketinggalan Kapal Pesiar yang Angkut Anaknya, Ibu Ini Histeris

Karena tak mematuhi jadwal, seorang ibu ketinggalan kapal yang telah mengangkut anaknya. Lalu bagaimana nasib sang ibu?

Liputan6.com, Nassau - Berlibur dengan kapal pesiar dengan orang-orang tercinta, misalnya keluarga, mungkin menjadi impian banyak orang. Namun ketika terwujud, tak selamanya berjalan mulus dan membahagiakan.

Seorang ibu yang sudah memesan tiket untuk berpesiar dengan keluarnya harus terkena batu atas ulahnya sendiri.

Pasalnya, ia ketinggalan kapal karena tak mematuhi jadwal. Tak hanya itu, anaknya justru sudah berada di dalam kapal yang mulai berlayar.

Sang ibu pun berteriak histeris meminta kapal yang telah mulai berlayar untuk merapat kembali. Kejadian tersebut sempat direkam oleh seorang penumpang bernama Scott Thomas.

"Itu seseorang yang telah ketinggalan kapal," ujar Thomas dalam video yang direkamnya.

"Rupanya anaknya berada dalam kapal, dan ia tak ada di sana. Ada seorang pria juga di sana," kata Thomas mendeskripsikan kejadian itu.

"Bagaimana bisa anaknya sudah berada di atas sedangkan ia tidak ?" ujar penumpang lain dalam video yang berdurasi dua menit itu.

Kapal pesiar seberat 144 ribu ton tersebut bernama Norwegian Breakaway dan berangkat pada 17.30.

Norwegian Breakaway yang mengangkut 4.090 penumpang berangkat dari New York City pada 17 April, dan berpesiar selama seminggu ke Bahama dan Bermuda.

Sementara peristiwa ibu yang ketinggalan kapal terjadi pada 21 April, ketika kapal hendak kembali ke New York.

Kapal pesiar Norwegian Breakaway (meyerwerft.de)

Pihak Norwegian Cruise Line berkata bahwa perempuan itu tak kunjung kembali ke kapal, padahal pengumuman yang mengatakan
bahwa kapal berangkat pada 17.30 telah tersebar luas.

Dalam rekaman itu, Thomas terdengar berteriak, "Aku telah mengatakan kepadamu bahwa mereka akan melakukannya. Ketika mereka mengatakan 17.30, benar 17.30. Bukan 17.31 atau 17.32."

Dikutip dari News.com.au, Kamis 28 April 2016, diyakini ibu tersebut memiliki setidaknya dua anak berumur 9 dan 12 tahun yang sudah berada di kapal.

Menurut perusahaan kapal pesiar kepada The Post, suaminya dipersilakan untuk turun dari kapal bersama dengan dokumen perjalanan keluarga untuk menunggu istrinya. Sementara anak-anak tinggal bersama paman dan keluarganya di dalam kapal sepanjang perjalanan.

"Perusahaan telah menawarkan asisten yang membantu perjalanan dan penginapan kepada pasangan itu," ujar NCL.

Namun tak semua orang bersimpati kepada orangtua itu.

"Kamu telah berkali-kali diberi tahu kapan waktunya untuk kembali ke kapal, setidaknya satu jam sebelum kapal meninggalkan pelabuhan. Kamu tak dapat memerahi kapten kapal karena telah tepat waktu," komentar salah satu penonton yang menyaksikan peristiwa itu di situs berbagi video.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.