Sukses

Israel Pamer Surat Permintaan Permohonan Ampun Petinggi Nazi

Adolf Eichmann mengaku ia bukan petinggi yang bertanggung jawab, melainkan orang yang dipaksa menjalankan tugas, membunuh kaum yahudi.

Liputan6.com, Tel Aviv - Presiden Israel, Reuven Rivlin, pamerkan dokumen-dokumen rahasia, termasuk surat bertuliskan tangan permintaan ampun dari petinggi Nazi penjahat perang Adolf Eichmann.

Melalui keterangan tertulisnya, Kantor PM menyatakan surat itu ditujukan kepada Presiden Yitzhak Ben-Zvi. Rencananya akan dipamerkan di Yerussalem untuk menandakan hari peringatan Holocaust Internasional.

Dalam surat itu, Eichmann menulis bahwa dirinya dibawa ke Israel secara ilegal pada 1960 dan dipaksa mengaku bersalah serta dijatuhkan hukuman mati setahun berikutnya. Saat itu pengadilan Israel terlalu membesar-besarkan perannya dalam mengatur logistik 'Final Solution' permintaan Hitler yang ternyata mengenyahkan 6 juta Yahudi dari muka Bumi.

"Harus ada garis yang jelas antara para pemimpin yang bertanggung jawab dan orang seperti aku, yang dipaksa untuk melakukan tugas atas permintaan pemimpin itu," tulis Eichmann dalam surat itu.

"Aku bukanlah pemimpin yang bertanggung jawab atas tragedi itu, dan itu membuatku tak merasa bersalah," tambah Eichmann.

"Dan aku melihat pengadilan tak melihat seperti itu, dan aku minta Yang Terhormat, Tuan Presiden, untuk meminta ampun dan membatalkan hukuman matiku."

Surat itu lalu ditanda tangan dan diberi tanggal, "Adolf Eichmann, Yerusalem, 29 Mei, 1962."

Dua hari kemudian, ia tewas dalam hukuman gantung.

Menyamar

Sebelumnya, Eichmann berhasil lolos dari tahanan perang setelah Perang Dunia ke-2. Ia kabur ke Argentina pada 1950. Selama di sana, ia menggunakan nama palsu sampai ia berhasil dikenali oleh agen Mossad.

Eichmann ditangkap saat pulang kerja dari rumahnya di Buenos Aires pada Mei 1960 dan diselundupkan ke Israel.

Dokumen lainnya yang akan dipamerkan adalah surat-surat kesaksian korban selamat Holocaust. Selain itu, surat permohonan pengurangan hukuman dari istri Eichmann, Vera dan kelima saudara laki-lakinya. Juga, surat balasan dari Ben-Zvi yang menolak permintaan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini