Sukses

TNI Berencana Membeli Sukhoi Tahun Depan

Pembelian Sukhoi dan pesawat dari Rusia akan dilakukan saban tahun sampai jumlah armada tempur ini mencapai satu skuadron. Menurut rencana, dana pembelian akan dialokasikan dalam APBN 2004.

Liputan6.com, Jakarta: Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto memastikan, tahun depan TNI akan kembali membeli delapan pesawat Sukhoi dan helikopter tambahan dari Rusia. Program ini akan dilakukan saban tahun, sampai jumlah kedua jenis armada tempur itu mencapai satu skuadron atau 16 buah. "Terdiri dari empat Sukhoi dan empat Mi-35," jelas Endriartono, usai serah terima resmi helikopter Mi-35 di Bandar Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu (20/9) pagi. Acara juga dihadiri Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi serta Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Widjanarko Puspoyo.

Endriartono juga menyatakan, TNI akan lebih berhati-hati agar pembelian Sukhoi berikutnya tak menimbulkan masalah seperti yang pertama. Untuk itu, dana realisasi rencana tersebut akan dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2004. "Sejauh masih bisa diakomodasi dalam anggaran," jelas penerima anugerah Bintang Jasa Yudha Dharma Nararya ini. Endriartono memang belum memastikan kepastian melaksanakan jual beli perangkat tempur dengan sistem imbal dagang, seperti yang dilakukan sebelumnya. Namun, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat 2000 ini menyatakan, Moskow telah memberi sinyal positif terhadap kemungkinan pola kerja sama cara tersebut.

Sejauh ini, Sukhoi dan helikopter Mi-35 diakui mampu memperkuat kedirgantaraan Indonesia. Maklum, peralatan tempur yang dimiliki TNI Angkatan Udara kini tak lagi memadai dan teknologinya pun jauh ketinggalan dibanding milik negara lain [baca: Heli Tempur Mi-35 Resmi Diserahterimakan].

Helikopter Mi-35 diketahui berdaya jelajah tinggi dan sengaja dirancang untuk misi-misi tempur, seperti untuk operasi gerilya. Kendaraan terbang ini didesain untuk menandingi kehebatan helikopter buatan Amerika Serikat yang sudah melegenda, AH-64 Apache. Mi-35 dilengkapi pula senjata andalan, antara lain kanon laras ganda GSH-30K kaliber 30 milimeter dengan 750 peluru siap tembak.

Sementara Su-27 layak dibeli lagi karena dikenal dengan manuver kobra serta multifungsi, terutama fungsi keunggulan di udara. Pesawat ini memiliki satu ciri khas yakni jarak jangkauan jelajahnya yang jauh, serta manuverabilitas yang tinggi. Su-27 memiliki kemampuan combat dengan radius sejauh 1.500 kilometer serta jarak jelajah maksimal 4.000 km, alias sepersepuluh keliling bumi. Artinya, apabila ada pesawat Australia bermain-main di sekitar negara Timor Leste atau Papua, Su-27 mampu mencegatnya walaupun pesawat itu take-off dari Makassar, Sulawesi Selatan [baca: Sukhoi Menambah Keperkasaan Kedirgantaraan Indonesia].(MTA/Christyanto dan Dwi Nindyas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.