Liputan6.com, Jakarta Aksesibilitas dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 dirasakan oleh koordinator Lumbung Informasi Rakyat atau LIRA Disability Care (LDC), Abdul Majid.
Pria penyandang disabilitas netra ini ditetapkan untuk memberikan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS) 06 Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca Juga
Perjuangan Atlet Atletik Paralimpik demi Bisa Hidup di Atas Kaki Sendiri hingga Dibuatkan Serial Dokumenter
British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik
Mendorong Masa Depan Inklusif, Kolaborasi Inggris-Indonesia untuk Penyandang Disabilitas
“Alhamdulillah saya terdaftar di TPS 06 Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Pengalaman nyoblos baik dan akomodatif,” kata Majid kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, Rabu (14/2/2024).
Advertisement
Hal yang membuat pemungutan suara berjalan baik dan akomodatif menurut Majid adalah karena adanya fasilitas jemput bola.
“Ada fasilitas pemungutan jemput bola untuk disabilitas, lanjut usia (lansia) atau pemilih yang tidak memungkinkan datang ke TPS,” jelas Majid.
Untuk menikmati fasilitas jemput bola ini, ada syarat yang perlu dipenuhi yakni daftar dengan membawa surat undangan yang diwakili saudara. Lalu, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) beserta pengawas pemilu mendatangi rumah tersebut.
“Syaratnya harus daftar membawa surat undangan diwakili saudara, kemudian data diverifikasi. Setelah itu, dua petugas TPS didampingi panitia pengawas pemilu (panwaslu) datang ke rumah-rumah.”
“Petugas dan saudara yang ditunjuk secara perlahan menuntun saya untuk mencoblos sesuai pilihan saya,” ujar Majid.
Dalam pencoblosan kali ini, Majid mengatakan bahwa tidak ada penyandang disabilitas lainnya di TPS yang sama.
Di momen pesta demokrasi ini, ia pun mengutarakan harapannya untuk calon pemimpin yang akan terpilih nantinya.
“Harapan ke depan, penyandang disabilitas lebih banyak terlibat sebagai peserta dan penyelenggara Pemilu. Harapan kepada pemimpin dan wakil rakyat yang akan datang agar memperbanyak program afirmatif disabilitas di berbagai sektor,” imbuhnya.
Pengalaman Difabel di Jaksel Saat Pemilu 2024
Bergeser ke DKI Jakarta, salah satunya anggota komunitas Disabilitas Maju (DiMA) Chris Chandra turut bercerita tentang pengalamannya mencoblos di Pemilu 2024.
Warga Jakarta Selatan ini berkisah bahwa dirinya mendapati tempat pemungutan suara yang licin, kotor, dan berlumpur. Pasalnya, sejak pagi wilayah Jakarta diguyur hujan lebat dan baru reda sekitar pukul 9.00 WIB.
“Karena habis hujan jadi aksesnya licin, kotor dan berlumpur,” kata pengguna kruk (tongkat) kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, Rabu (14/2/2024).
Advertisement
Aksesibilitas Sudah Terlihat meski Belum Optimal
Penyandang polio ini menggunakan hak suaranya di TPS 86 yang berlokasi di Ragunan, Jakarta Selatan.
Meski becek, ia tak memungkiri bahwa akses di TPS sudah terlihat meski belum optimal.
“Akses, tapi kalau kursi roda harus ada yang bantu dorong karena agak nanjak dan licin.”
Anggota komunitas Disabled Motorcycle Community atau DMC ini pun mengatakan bahwa dirinya tidak melihat penyandang disabilitas lain yang mencoblos bersamanya.
“Nggak ada kalau yang bersamaan saya, nggak tahu setelah atau sebelumnya.”
Ingin Pemilu Selanjutnya Dapat Dilakukan Secara Digital
Bagi Chandra yang menggunakan kruk, tak ada kesulitan berarti selama memberikan hak suara di TPS. Hanya saja, ia perlu lebih berhati-hati dengan pijakannya.
“Buat saya nggak (terkendala) sih, cuma harus hati-hati aja.”
Meski tak menemukan kendala besar, tapi Chandra memiliki harapan agar pencoblosan dapat dilakukan secara digital di masa yang akan datang.
“Kalau bisa next sudah bisa digital ya, nggak repot-repot begini,” ujarnya.
Advertisement