Liputan6.com, Jakarta Komunitas disabilitas Bandung Barrier Free Tourism (BBFT) sudah menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh yang diresmikan hari ini, Senin 2 Oktober 2023.
Menurut koordinator BBFT, Faisal Rusdi, yang mencoba kereta cepat ini pada 28 September lalu, Whoosh belum sepenuhnya ramah disabilitas.
Baca Juga
“Menurut saya masih belum yah, untuk akses menuju ke Stasiun Tegalluar-nya saja tidak ada transportasi publik yang akses terutama buat pengguna kursi roda,” ujar penyandang disabilitas fisik itu kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara.
Advertisement
“Lalu, ternyata dari peron masuk ke gerbongnya saja masih ada cela yang lumayan lebar dan tidak memungkinkan buat kursi roda elektrik untuk bisa melewatinya. Jadi harus ada tambahan transportable dan itupun belum disediakan,” tambahnya.
Penyandang cerebral palsy itu menambahkan, masih banyak hal yang masih harus diperbaiki atau ditambah.
“Contohnya, ketika saya rasakan menggunakan kursi roda ketika melewati guiding block saya rasanya juga memang seperti kosong, ternyata itu tempelan, jadi bukan guiding block yang utuh sebagai keramik jadi ada beberapa yang lepas kemarin.”
Aksesibilitas di Stasiun Kereta Cepat
Sementara, untuk aksesibilitas di kawasan stasiun, Faisal mengatakan bahwa fasilitasnya sudah lumayan mudah diakses atau ramah untuk penyandang disabilitas.
“Sudah disediakan toilet aksesibel, lalu menuju ke lantai dua dan tiga sudah tersedia lift, juga ada eskalator.”
Saran Teman-Teman Disabilitas terkait Whoosh
Pelukis profesional itu pun memberi saran dan harapan untuk Whoosh yang lebih ramah disabilitas.
“Saran-sarannya banyak sekali yah dari kami, dari penyediaan transportable, lalu juga alat X-Eay nya juga mungkin perlu agak lebih dilebarkan sedikit agar memudahkan juga kursi roda yang mungkin ukurannya lebih lebar.”
“Lalu guiding block-nya juga mungkin harus permanen agar tidak mudah lepas dan tidak mencelakakan orang lain juga, banyak sekali kayaknya masukan-masukannya.”
Advertisement
Tidak Ada Ruang Kursi Roda di Setiap Gerbong
Menurut pemantauan Faisal, tidak ada ruang kursi roda di setiap gerbong. Akibatnya, para pengguna kursi roda harus pindah ke kursi yang disediakan.
“Perlu disediakan ruang atau tempat pengguna kursi roda di gerbong. Jadi, idealnya pengguna kursi roda itu harus tetap duduk di kursi rodanya sendiri,” ucap Faisal.
“Masih banyak lagi mungkin saran-saran dari teman-teman yang disabilitas lainnya. Dan ini juga jadi catatan kami yang nantinya akan kami serahkan ke pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC),” ujarnya.
Akan Jadi Pelanggan Whoosh?
Usai menjajal Whoosh dan memperhatikan setiap aksesnya, Faisal belum bisa memastikan apakah dirinya akan menjadi pelanggan kereta cepat.
“Untuk saat ini, dalam waktu dekat belum yah. karena saya sendiri masih melihat apakah ada jadwal ke Jakarta. Lalu mungkin aksesnya juga kita lihat kembali apakah lebih memudahkan menuju ke stasiun Tegalluar atau menuju ke tempat-tempat transportasi publik lainnya.”
“Lalu kita lihat juga dari sisi biaya, untuk bisa membandingkan apakah lebih murah kereta cepat atau transportasi lainnya,” tandas Faisal.
Advertisement