Sukses

Jelang Forum Disabilitas ASEAN 2023, Mensos Risma Pilih Benteng Fort Rotterdam Jadi Lokasi Gala Dinner

Sebagai tuan rumah, Kemensos menjadikan forum bertajuk ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 ini menjadi ajang memperkenalkan sejarah Makassar.

Liputan6.com, Jakarta Jelang forum disabilitas ASEAN 2023, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini pilih Benteng Fort Rotterdam, Makassar jadi tempat gala dinner.

Sebagai tuan rumah, Kemensos menjadikan forum bertajuk ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 ini menjadi ajang memperkenalkan sejarah. Khususnya sejarah Makassar sebagai tuan rumah serta potensi wisatanya.

Untuk itu, Kemensos sudah berkoordinasi dengan pihak pengelola tempat wisata di Makassar untuk menyediakan fasilitas penunjang yang mempermudah akses penyandang disabilitas.

“Kita sedang proses membuat akses yang mudah bagi penyandang disabilitas di beberapa tempat. Ini untuk menunjukkan bahwa Makassar adalah masyarakat sipil yang menghormati hak-hak penyandang disabilitas,” ujar Risma dalam keterangan resmi dikutip Rabu (27/9/2023).

Forum tingkat tinggi tentang penyandang disabilitas ini akan dihadiri 200 peserta dari perwakilan Badan Sektor ASEAN, organisasi terafiliasi ASEAN, organsiasi penyandang disabilitas, mitra wicara ASEAN, dan akademisi. Agenda internasional ini akan dilaksanakan di Makassar pada tanggal 10 hingga 12 Oktober 2023.

Risma mengatakan, gelaran AHLF menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN kepada penyandang disabilitas.

"No one left behind, jadi tidak ada seorang pun yang tertinggal termasuk penyandang disabilitas," kata Risma.

2 dari 4 halaman

Agenda AHLF di Makassar

Rencananya, para delegasi diagendakan tiba di Makassar pada tanggal 8 dan 9 Oktober 2023 di Makassar. Sedangkan agenda utama akan dimulai pada 10 hingga 11 Oktober di mana para delegasi akan membahas empat isu utama.

Pelaksanaan AHLF tahun 2023 di Makassar dilakukan seiring dengan adanya review atau “tinjauan tengah” (Midterm Review of AEM 2025). Ini adalah tinjauan terhadap komitmen dan upaya nyata dalam pengarusutamaan hak-hak penyandang disabilitas yang telah berjalan selama ini.

Pembahasan akan dilaksanakan dalam diskusi panel yang membahas tentang:

  • Pengarusutamaan perspektif global tentang penyandang disabilitas dan agenda inklusi dalam tiga Pilar ASEAN: (tantangan, peluang, dan praktik terbaik).
  • Kemitraan untuk Inklusi dan pemberdayaan penyandang disabilitas dan langkah ke depan.
  • Pembangunan inklusif penyandang disabilitas setelah tahun 2025: ASEAN as an epicentrum of growth.
  • Peningkatan kapasitas penyandang disabilitas dalam ketenagakerjaan dan kewirausahaan.
3 dari 4 halaman

Kunjungan ke Sentra Wirajaya Makassar

Selain itu, pada 12 Oktober, para delegasi diagendakan untuk melakukan site visit ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos Sentra Wirajaya di Makassar.

Sentra Wirajaya menjadi salah satu best practice penanganan disabilitas yang dilakukan Kemensos.

"Kita ingin tunjukkan layanan disabilitas yang sudah kita tangani,” ujar Risma.

Dia memimpin sendiri persiapan menyambut AHLF dan sudah dua kali ke Makassar untuk memastikan tersedianya akses-akses yang ramah penyandang disabilitas.

4 dari 4 halaman

8 Prinsip Komitmen Bersama ASEAN

Sementara itu, ASEAN Enabling Masterplan (AEM) yang masih berkaitan dengan agenda ini akan menguatkan langkah nyata bersama menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas.

Komitmen bersama didasarkan pada delapan delapan prinsip dasar yakni:

  • Penghormatan terhadap martabat yang melekat, otonomi individu termasuk kebebasan untuk membuat pilihan sendiri, dan kemandirian orang.
  • Non-diskriminasi.
  • Partisipasi dan inklusi yang penuh dan efektif dalam masyarakat.
  • Menghormati Perbedaan dan penerimaan penyandang disabilitas sebagai bagian dari keragaman manusia dan kemanusiaan.
  • Kesetaraan kesempatan.
  • Aksesibilitas.
  • Kesetaraan antara pria dan wanita.
  • Menghormati kapasitas anak yang terus berkembang dengan disabilitas dan penghormatan terhadap hak anak penyandang disabilitas untuk melestarikan Identitas.

Pertemuan juga akan meneguhkan penguatan kerja sama di Kawasan Asia Tenggara melalui proyeksi kerja sama dan kemitraan yang efektif dalam isu pembangunan yang inklusif disabilitas.

Selain menjalani serangkaian pertemuan, delegasi juga akan menyaksikan pameran teknologi alat bantu dan akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas. Ada pula festival seni dan kewirausahaan disabilitas.