Sukses

Gemar Dengar Radio Sejak Kecil, Penyandang Disabilitas Netra di Depok Temukan Bakat di Bidang Vokal dan MTQ

Kebiasaan mendengarkan radio sejak kecil membuat penyandang disabilitas netra asal Depok, Jawa Barat, Athalah Syafiyah ikut terjun ke dunia tarik suara.

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan mendengarkan radio sejak kecil membuat penyandang disabilitas netra asal Depok, Jawa Barat, Athalah Syafiyah ikut terjun ke dunia tarik suara.

Gadis berusia 17 ini juga gemar mendengarkan pembacaan ayat suci Al-Quran atau murotal sehingga tertarik pula mengikuti berbagai ajang lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).

Dari berbagai perlombaan yang diikuti, baik tingkat daerah maupun nasional, tak jarang remaja kelahiran 23 Juni 2005 ini pulang membawa piala. Beberapa di antaranya bahkan sebagai juara satu.

Menurutnya, bakat di bidang vokal awalnya diasah secara mandiri. Ia pun sempat mengikuti les vokal, tapi tak berlangsung lama karena pandemi COVID-19.

Terkait latihan vokal, ia mengaku tak ada jadwal rutin dan cenderung mengalir begitu saja.

“Tidak ada jadwal rutin mengalir aja,” kata Athalah kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks ditulis Selasa (10/11/2022).

Athalah pun mengatakan bahwa di masa mendatang ia ingin menjadi guru musik. Dan setelah menekuni dunia tarik suara serta berbagai perlombaan, ia merasakan hal positif. Salah satunya yakni rasa percaya diri yang meningkat.

Ia pun berpesan kepada teman-temannya, terutama yang memiliki disabilitas khususnya disabilitas netra untuk terus semangat meraih prestasi dan terus berkarya.

“Jangan pernah menyerah karena keterbatasan (disabilitas) bukan suatu penghalang untuk terus berkarya,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kelahiran Athalah

Ayah Athalah, Deni Kostaman ikut berkisah. Menurut pria usia 57 ini, putrinya lahir prematur di usia kehamilan 6 bulan.  Saat lahir, berat tubuhnya tak seperti bayi pada umumnya.

“Prematur 6 bulan dengan berat badan 1.100 gram,” kata Deni.

Saat masa kehamilan Athalah, Deni mengatakan bahwa istrinya sering mengalami perdarahan. Dan setelah lahir, Athalah pun dinyatakan menyandang disabilitas netra.

Seperti orangtua pada umumnya, ia merasa sedih dan tak menyangka akan dikaruniai buah hati dengan disabilitas netra.

“Awalnya sedih tidak menyangka, tapi sekarang Alhamdulillah Allah telah menitipkan seorang anak yang luar biasa yang mengajarkan banyak sabar dan ikhlas atas takdir yang telah Tuhan berikan.”

Sejak kecil hingga sekarang, tidak ada penanganan atau perawatan khusus yang diberikan kepada Athalah. Mengingat, tak ada khusus yang diidapnya.

“Ngalir aja enggak ada perawatan karena Atha sama seperti anak lainnya kecuali kekurangan di matanya.”

Ia menambahkan, terapi khusus pun tidak ada.

3 dari 4 halaman

Mendukung Athalah

Sebagai bentuk dukungan bagi buah hatinya, ia selalu membantu dan menyertai Athalah dalam mengikuti berbagai lomba.

Ia pun sering menanamkan nilai-nilai baik bagi Athalah agar bisa menerima dan mensyukuri apa yang diberikan Tuhan padanya.

“Menerima dengan ikhlas karena sudah menjadi takdir dari yang kuasa dan mensyukuri bakat yang dia miliki karena tidak semua orang Allah kasih kelebihan.”

Selama proses bertumbuh, Deni mengaku tak pernah ada diskriminasi yang didapatkan terkait disabilitas putrinya.

“Alhamdulillah tidak ada diskriminasi, semua berjalan biasa saja.”

Ia pun berpesan pada orangtua-orangtua lain yang memiliki anak spesial. Menurutnya, setiap anak adalah titipan dan anugerah dari yang kuasa.

“Kita sebagai orangtua harus mendidik dan menerima semua kekurangannya dan mendukung bakat yang dia miliki. Harus sabar serta ikhlas dan harus semangat,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Teman Netra Lainnya

Tak hanya Athalah, penyandang disabilitas netra dari Surabaya, Jawa Timur, Tegar Maulana Razzak juga memiliki bakat di bidang musik dan vokal.

Bahkan, ia berhasil ciptakan lagu islami bertajuk Ramadhan. Seperti disampaikan sang ibu, Naning, di balik terciptanya lagu Ramadhan berawal ketika keduanya menunggu waktu salat.

"Lagu Ramadhan itu sebenarnya tiba-tiba, nunggu waktu salat lah dianya (Tegar) mencet-mencet piano dan nyanyi. Saya langsung minta untuk mengulang dan merekam. Itu hanya sepenggal karena sudah mau salat akhirnya disudahi besok lagi," kata Naning kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, Jumat (23/4/2021).

Lagu ini kemudian direkam dalam bentuk video yang menampilkan Tegar sedang bernyanyi sambil bermain piano. Kemudian, hasil rekamannya dibagikan ke Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) yang merupakan yayasan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sidoarjo, Jawa Timur.

Video tersebut diunggah di kanal YouTube Ananda Mutiara Indonesia oleh ketua Umum Yayasan Ananda Mutiara Indonesia, Yenni Darmawanti, SE.

Setelah diunggah, tanggapan baik pun berdatangan dari warganet. Bahkan menurut Yenni, ada orangtua asuh yang ingin memberikan beasiswa untuk Tegar setiap bulannya setelah menonton video tersebut.

“Alhamdulillah videonya saya share di grup dan membawa hasil. Ada yang berminat menjadi orangtua asuh meskipun tidak besar sebulan Rp 100 ribu,” ujar Yenni melalui pesan singkat.

“Saya tanyakan lagi pada ibu Tegar kebutuhan yang sangat diperlukan apa, ternyata les vokal. Jadi kami pengurus sepakat menambahkan supaya tegar bisa segera les vokal dan semakin baik lagi,” tambahnya.

Dengan bantuan dari Y-AMI melalui program beasiswa disabilitas berprestasi, Tegar mendapatkan beasiswa senilai Rp 500.000 setiap bulan untuk les vokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.