Sukses

Pengetahuan Guru dan Sistem Pendidikan Memegang Peran Penting Keberhasilan Anak Disleksia

Sistem pendidikan di seluruh dunia tidak melihat, mendukung atau memberdayakan anak-anak disleksia.

Liputan6.com, Jakarta Kini banyak orang membuktikan bahwa memiliki disleksia pun bisa menjadi pemikir, bintang olahraga, musisi, penulis, aktor, dan pengusaha. Misalnya Albert Einstein, John Lennon, Keira Knightley, David Beckham, Agatha Christie, dan Steve Jobs.

Dilansir dari Graziadaily, sebanyak satu dari lima orang menderita disleksia, yang merupakan 20 persen dari populasi global (lebih dari satu miliar orang). Namun saat ini, sistem pendidikan di seluruh dunia tidak melihat, mendukung atau memberdayakan anak-anak disleksia. Hanya 20 persen siswa disleksia yang diidentifikasi di sekolah, yang berarti bahwa 80 persen dibiarkan dan membuat mereka merasa bahwa sekolah tidak cocok untuk mereka. Berikut ini beberapa hal yang perlu semua pihak dipahami tentang disleksia.

Apa itu disleksia?

Disleksia adalah perbedaan genetik dalam kemampuan individu untuk belajar dan memproses informasi. Akibatnya, individu disleksia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Umumnya, profil kognitif disleksia akan tidak merata jika dibandingkan dengan profil kognitif neurotipikal. Dengan kata lain, individu disleksia benar-benar berpikir secara berbeda. Budaya membanding-bandingkan merugikan penderita disleksia, karena mengukur mereka terhadap hal-hal yang mereka anggap menantang.

Mengidentifikasi disleksia

Disleksia dapat diidentifikasi pada usia lima tahun atau lebih awal, yaitu ketika banyak anak disleksia menunjukkan tanda-tanda. Semakin dini ditemukan dan didukung, semakin cepat anak-anak disleksia mengejar dan mengikuti, karena penyesuaian dan akomodasi yang disertai identifikasi, sangat penting untuk kesuksesan mereka. Faktanya, 'label' sangat penting untuk pemahaman diri kita sendiri pada usia berapa pun dan penelitian menunjukkan bahwa disleksia yang tidak teridentifikasi dapat menyebabkan harga diri yang rendah di masa kanak-kanak dan hingga dewasa.

Indikator utama seorang anak menderita disleksia:

• Kesulitan belajar membaca dan, setelah mereka belajar, perlu membaca sesuatu beberapa kali untuk mendapatkan artinya.

• Ejaan, tanda baca dan tata bahasa yang buruk serta kesulitan belajar mengeja.

• Kesulitan belajar dengan hafalan, sehingga menghafal fakta untuk tes dan belajar tabel kali.

• Memiliki banyak ide hebat dan mengetahui semua jawaban tetapi mengalami kesulitan untuk menuangkan pemikiran mereka di atas kertas.

• Ketidakcocokan dalam kemampuan mereka dan karya tulis yang mereka hasilkan merupakan indikator kuat dari disleksia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mendukung dan memberdayakan anak-anak disleksia

Hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk anak-anak penderita disleksia kita adalah mencari tahu apa yang sangat mereka kuasai dan sukai, dan membantu mereka melakukan banyak hal, karena di situlah letak formula untuk melepaskan kekuatan super disleksia mereka.

Pikiran penderita disleksia itu secara alami memiliki keingintahuan yang besar, sangat kreatif, dan mampu menghubungkan titik-titik pemikiran dan berpikir secara tidak bias. Sehingga mereka sangat jago di bidang kreativitas, pemecahan mmasalah, empati, dan komunikasi.

Namun disleksia memang menantang dalam belajar dan tes yang umum. Katie Griggs, yang menulis artikel ini di Grazia, adalah penderita disleksia. Ia mengenang masa-masa sekolahnya yang membuatnya merasa gagal dan berusaha lebih keras sampai cukup membenci sekolahnya.

"Ketika saya gagal dalam ujian masuk pada usia sembilan tahun, saya dikirim ke sekolah baru, yang merupakan sekolah umum tetapi sekolah yang memahami dan menganut disleksia, dan dalam beberapa minggu hidup saya berubah total. Transformasi ini dimungkinkan oleh guru yang dilatih untuk mengenali dan mendukung kami, dan yang berfokus pada kekuatan disleksia. Sesederhana itu," katanya.

Namun, kemudian kenangan buruk tentang sekolahnya kembali ketika anaknya Ted juga mengalami hal yang sama namun lebih buruk. Ia frustasi karena bahkan setelah sekian lama, gurunya masih tidak tahu bagaimana mengenali dan mendukung perjuangan disleksianya yang jelas atau kekuatan disleksianya yang luar biasa, tambahnya.

Kemudian ia menemukan formula sukses yang cocok untuk penderita disleksia, baik tua maupun muda, untuk mencapai karir yang memuaskan, adalah sebagai berikut.

• Pikirkan tentang apa yang anak Anda suka lakukan dan akan lakukan selama berjam-jam, jika dibiarkan sendiri. 

• Cari tahu apa yang mereka sukai, apa yang mereka suka bicarakan, tonton, atau pelajari.

• Dorong mereka untuk melakukan kedua hal di atas, karena Keterampilan + Latihan + semangat = Kekuatan Super.

• Kekuatan yang mudah dikenali termasuk olahraga, seni, musik, tari. Tetapi empati, kebaikan, imajinasi, mendengarkan, bertanya, semuanya juga merupakan kekuatan super yang berharga.

• Mengakui keahlian mereka. Penderita disleksia sering tidak menyadari betapa bagusnya mereka dalam hal-hal ini, jadi mungkin tidak mengenali mereka sebagai Kekuatan Super mereka.

Membantu anak Anda menemukan kekuatan super disleksia mereka akan menyiapkan mereka dengan kepercayaan diri, dan semangat yang mereka butuhkan untuk berhasil, baik di sekolah maupun, saat mereka tumbuh dewasa, di dunia.

Sehingga ia pun mencoba mengubah banyak hal dan mengadvokasi tinjauan pemerintah Inggris tentang disleksia, bahkan memulai badan amal bernama 'Made By Dyslexia'.

"Saatnya untuk menghargai pemikiran disleksia dan peran penting yang akan dimainkannya di semua masa depan kita. Bantulah anak Anda menemukan kekuatan super disleksia mereka akan menyiapkan mereka dengan kepercayaan diri, kepercayaan diri, dan semangat yang mereka butuhkan untuk berhasil, baik di sekolah maupun, saat mereka tumbuh dewasa, di tempat kerja," jelas Kate.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.