Sukses

Hari Kesadaran Dwarfime Sedunia, Hindari Kata Kerdil dan Cebol pada Orang Bertubuh Mini

Memperingati Hari Kesadaran Dwarfisme Seduania 25 Oktober, seniman penyandang achondroplasia Nanik Indarti menjelaskan apa yang perlu diperbaiki oleh masyarakat saat berkomunikasi dengan orang bertubuh mini.

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Kesadaran Dwarfisme Seduania 25 Oktober, seniman penyandang achondroplasia Nanik Indarti menjelaskan apa yang perlu diperbaiki oleh masyarakat saat berkomunikasi dengan orang bertubuh mini.

Menurutnya, achondroplasia sendiri adalah istilah untuk orang-orang bertubuh mini. Kondisi ini masih termasuk dalam dwarfisme atau kondisi yang menyebabkan seseorang memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek dibandingkan manusia pada umumnya.

Ada lebih dari 300 kondisi yang menyebabkan kondisi dwarfisme. Sebagian besar dwarfisme disebabkan karena kondisi genetik. Achondroplasia merupakan kondisi genetik penyebab dwarfisme yang paling umum terjadi.

Perempuan asal Yogyakarta ini menyebutkan hal yang tak boleh dilakukan saat berkomunikasi dengan penyandang achondroplasia. Salah satunya adalah penggunaan sebutan yang cenderung merendahkan seperti kerdil atau cebol.

“Yang tidak boleh dilakukan ya paling memanggil dengan sebutan yang berkonotasi negatif, ini mungkin karena kita juga kurang mengedukasi masyarakat bahwa orang bertubuh mini itu ada penyebutan khusus,” kata Nanik dalam diskusi daring Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) dikutip Senin (25/10/2021).

Kurangnya edukasi membuat masyarakat terbiasa menggunakan sebutan berkonotasi negatif tanpa menyadari bahwa itu salah, tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebutan yang Baik

Sedang, sebutan yang baik bagi penyandang dwarfisme menurut Nanik adalah teman mini atau orang mini.

“Biasanya aku manggil temen-temenku yang dwarfisme itu teman mini jadi rasanya lebih ramah sih.”

Founder dari komunitas seni teater Unique Project ini juga menceritakan bahwa ketika lahir ia sama seperti bayi pada umumnya. Bahkan, orangtuanya pun tidak mengetahui bahwa ia termasuk dalam golongan penyandang disabilitas.

“Jadi selama ini orangtuaku memperlakukan aku ya biasa saja seperti anak-anak lain, cuman fisiknya aja yang berbeda. Sejak kecil pertumbuhanku memang lambat.”

3 dari 4 halaman

Keuntungan Punya Tubuh Mini

Memiliki tubuh mini bukan berarti segala sesuatu menjadi sulit dilakukan. Nanik merasakan sendiri keuntungan dari memiliki tubuh mini.

“Contohnya kalau beli baju itu enggak boros karena ukurannya itu-itu aja. Kalau dari wajah kita seperti anak-anak jadi terlihat awet muda,” katanya sambil tertawa.

Bahkan, acap kali ketika pergi bersama teman, Nanik dianggap anak atau adik teman-temannya.

Selain itu, jika naik transportasi umum, sering kali ongkosnya lebih ringan. Bahkan, ia pernah tidak dimintai bayaran saat naik bus karena dikira anak-anak.

4 dari 4 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.