Sukses

Mengenal Disabilitas Intelektual dan Perilaku Adaptif yang Perlu Dimiliki

Awalnya, banyak sekali istilah bagi disabilitas intelektual. Bahkan, tak jarang disabilitas ini disamakan dengan disabilitas mental.

Liputan6.com, Jakarta Awalnya, banyak sekali istilah bagi disabilitas intelektual. Bahkan, tak jarang disabilitas ini disamakan dengan disabilitas mental.

Menurut Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, disabilitas intelektual awalnya disebut sebagai retardasi mental, tapi diganti menjadi disabilitas intelektual karena istilah lama memiliki asosiasi negatif.

“Istilah paling umum biasanya mental retardation, mentally retarded, retarded, atau di UK mental (gila), ini sangat kasar,” ujarnya dalam kuliah daring yang diunggah di saluran YouTube pribadinya (Regis Machdy) ditulis Senin (12/4/2021).

Karena istilah mental lebih mengarah ke nuansa emosional dan memiliki konotasi negatif, maka istilah tersebut diganti menjadi disabilitas intelektual atau sering juga disebut intellectual and developmental disabilities.

American association of intellectual developmental disabilities (AAIDD) mengemukakan definisi tersendiri untuk disabiitas intelektual. Yakni, ketidakmampuan yang ditunjukkan dengan adanya keterbatasan pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif yang membutuhkan kemampuan konseptual, sosial, serta praktis.

“Ada dua di sini penekanannya, fungsi intelektual dan perilaku adaptif. Permasalahan biasanya terjadi pada masa perkembangan sebelum 18 tahun, makanya disebut sebagai gangguan perkembangan juga,” ujarnya.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenal Perilaku Adaptif

Menurut Regis, perilaku adaptif mencakup dua bagian yakni social intelligence dan practical intelligence.

Social intelligence adalah kemampuan untuk memahami dan menginterpretasi perilaku orang lain dalam situasi sosial. Termasuk gestur (gerak tubuh), tatapan mata dan ciri-ciri sosial orang lain.

“Dengan kita memahami perilaku orang lain, maka kita jadi bisa berinteraksi dan memahami apa yang perlu kita lakukan dan apa yang mereka maksudkan.”

Sedang, practical intelligence adalah kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dari yang sederhana seperti membuka botol, membuka kaleng ikan, menyalakan kompor, mengunci pintu, mandi dan lain-lain.

“Jika kita tidak memiliki keduanya maka akan sulit berinteraksi dengan orang lain dan mengurus diri sendiri.”

Bagi anak-anak dengan IQ umum, berbagai hal sederhana tersebut bisa dilakukan dengan mudah. Namun, bagi anak dengan disabilitas intelektual akan cenderung sulit melakukannya.

3 dari 3 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.