Sukses

4 Jenis Disabilitas Intelektual yang Bisa Dialami Anak

Disabilitas intelektual adalah kondisi di mana seseorang memiliki masalah dengan fungsi intelektual dan fungsi adaptifnya. Disabilitas ini dapat disandang dengan tingkat berbeda baik ringan, sedang, maupun berat.

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas intelektual adalah kondisi di mana seseorang memiliki masalah dengan fungsi intelektual dan fungsi adaptifnya. Disabilitas ini dapat disandang dengan tingkat berbeda baik ringan, sedang, maupun berat. 

Menurut dr. Bobtriyan Tanamas dari Klikdokter, ada beberapa jenis disabilitas intelektual yang dapat dialami oleh anak-anak, yakni Sindrom Fragile X, Down syndrome, keterlambatan perkembangan, dan Sindrom Prader-Willi (PWS).

Sindrom Fragile X

Sindrom Fragile X merupakan penyebab paling umum dari disabilitas intelektual yang diwariskan di seluruh dunia. Ini adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh mutasi atau perubahan struktur DNA dalam kromosom X.

“Orang yang lahir dengan sindrom Fragile X dapat mengalami berbagai kesulitan fisik, berperilaku, dan mengatur emosi. Lalu, tingkat keparahannya bisa sangat bervariasi,” tulis Bobtriyan dikutip dari Klikdokter, Kamis (21/1/2021).

Beberapa tanda-tanda umum pada sindrom ini adalah sulit berkomunikasi, sering cemas berlebih, terlalu aktif, serta menunjukkan perilaku yang mirip dengan autisme.

Misal, sering mengepakkan tangan, kesulitan berinteraksi sosial, kesulitan memproses informasi, dan kontak mata yang buruk.

Anak laki-laki biasanya lebih berpengaruh daripada anak perempuan. Sindrom ini memengaruhi sekitar 1 dari 3.600 anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan, bisa terjadi antara 1 dari 4.000-6.000 kelahiran.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Down Syndrome dan Keterlambatan Perkembangan

Down syndrome merupakan kelainan genetik yang terjadi ketika seseorang dilahirkan dengan salinan kromosom 21 penuh atau sebagian.

Di Australia, sekitar 270 anak, atau 1 dari 1.100 anak, dilahirkan dengan Down syndrome setiap tahunnya.

Orang dengan sindrom ini berisiko punya masalah pernapasan serta kondisi jantung yang lebih buruk dari anak-anak lainnya. Selain itu, karakteristik fisik yang terkait dengan Down syndrome umumnya berupa adanya kemiringan mata, wajah bulat, dan perawakan yang pendek.

Keterlambatan Perkembangan

Keterlambatan perkembangan ditandai dengan perkembangan anak yang tidak sesuai usianya. Misal ketika anak-anak seusianya sudah bisa berjalan dan berbicara namun anak dengan keterlambatan perkembangan belum.

“Terkadang, anak-anak dengan keterlambatan perkembangan ini tidak berbicara, bergerak, atau berperilaku sesuai dengan usia mereka. Alhasil, ini sangat memengaruhi pembelajaran dan pendidikan mereka.”

3 dari 4 halaman

Sindrom Prader-Willi (PWS)

Sindrom Prader-Willi (PWS) adalah kelainan genetik langka yang menyerang sekitar 1 dari 10.000-20.000 orang. Disabilitas ini cukup kompleks dan disebabkan kelainan kromosom 15.

Salah satu gejala PWS yang paling umum adalah rasa lapar yang konstan dan tak terpuaskan yang biasanya dimulai pada usia 2 tahun. Orang dengan PWS memiliki keinginan untuk makan terus-menerus karena otak (khususnya hipotalamus) tidak memberitahu bahwa mereka sudah kenyang.

Tanda PWS bisa sangat bervariasi, tetapi tonus otot yang buruk, kepala kecil, bibir atas yang terlalu tipis, rambut tipis, serta perawakan pendek sering menjadi ciri khasnya.

Anak disabilitas intelektual dengan sindrom Prader-Willi akan kesulitan dalam berbahasa, memecahkan masalah, dan menghitung matematika.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.