Sukses

Keuntungan Kerja Dari Rumah Bagi Pekerja Difabel

Bagi sebagian dari 61 juta orang Amerika penyandang disabilitas, kemampuan untuk bekerja, belajar, dan bersosialisasi dari rumah telah menjadi perluasan kemungkinan yang tak terduga.

Liputan6.com, Jakarta Maria Sotnikova seorang ilmuwan data di Atlanta, AS menghadiri pesta makan malam virtual pertamanya April lalu. Sebelum COVID-19 merebak, walau penyandang disabilitas ini memiliki banyak teman, namun ia tidak pernah diminta untuk hadir ke pesta.

Wanita usia 33 ini menghabiskan bertahun-tahun tanpa pergi ke pesta atau acara lainnya karena orang-orang menganggap dirinya tidak bisa hadir sehingga tidak mengundangnya.

“Saya sering merasa seperti akan diundang ke suatu acara, tetapi ternyata tidak, karena sangat sedikit rumah orang yang dapat diakses kursi roda,” kata pengguna kursi roda listrik itu kepada New York Times.

Sejak Maret, ketika pandemi COVID-19 membatasi kehidupan publik, Sotnikova memiliki lebih banyak kesempatan untuk bergabung dalam berbagai acara seperti pesta pribadi, konferensi profesional, pertemuan aktivis, dan kelas improvisasi, yang biasanya diadakan di ruang yang tidak dapat diakses sepenuhnya. Kini, acara-acara tersebut digelar via daring dan sangat memungkinkannya untuk bergabung.

“Pada titik tertentu, orang-orang non-disabilitas telah memutuskan bahwa hal-hal seperti itu tidak terbayangkan,” kata Aimi Hamraie, seorang sarjana penyandang disabilitas yang memimpin Lab Desain Kritis di Universitas Vanderbilt, AS yang menggunakan pendekatan multidisiplin untuk merancang aksesibilitas.

"Dan kemudian dalam semalam mereka menjadi bisa dibayangkan karena kebutuhan."

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membuka Kemungkinan yang Tak Terduga

Banyak orang yang bukan penyandang disabilitas telah melaporkan bahwa meskipun pekerjaan jarak jauh telah meningkatkan kualitas hidup mereka, namun sosialisasi virtual telah menguras tenaga dan mengecewakan.

Tetapi bagi sebagian dari 61 juta orang Amerika penyandang disabilitas, kemampuan untuk bekerja, belajar, dan bersosialisasi dari rumah telah menjadi perluasan kemungkinan yang tak terduga.

Para penyandang disabilitas telah meminta akomodasi khusus selama beberapa dekade, kata Hamraie, terutama di tempat kerja dan sekolah, meskipun permintaan mereka sering ditolak atas dasar waktu dan biaya untuk menerapkannya.

Saat ini, sebagian besar pekerjaan dapat dilakukan dari rumah, dengan makalah bulan Juni dari University of Chicago memperkirakan bahwa lebih dari sepertiga pekerjaan dapat tetap dilakukan dengan cara seperti itu.

Konferensi akademis, kelas kebugaran, kehidupan malam, dan pertunjukan langsung juga telah beralih ke daring untuk saat ini.

Saat negara terus membuka kembali aktivitas normal sedikit demi sedikit, penggunaan ruang daring untuk melakukan aktivitas jarak jauh mulai surut. Namun, banyak yang berharap bahwa beberapa dari akomodasi ini dapat bertahan lebih lama dari pandemi dan memberi jalan bagi model gabungan di mana akses fisik dan virtual bersifat universal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.