Sukses

Gelar Finance Flash, Reku Bagi-bagi Ilmu Strategi Investasi Kripto Saat Ramadan

Platform investasi dan jual-beli aset kripto, Reku menggelar acara Finance Flash bertajuk “Ngabuburit Bahas Prospek Investasi Saat Ramadhan”

Liputan6.com, Jakarta Platform investasi dan jual-beli aset kripto, Reku menggelar acara Finance Flash bertajuk “Ngabuburit Bahas Prospek Investasi Saat Ramadhan”, secara luring pada Kamis, 14 Maret 2024 di Jakarta Selatan.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara sejumlah ahli, terdiri dari regulator, perencana keuangan, hingga pegiat kripto dan saham, menyajikan edukasi mengenai pengelolaan keuangan dan strategi investasi yang perlu disiapkan investor saat Ramadan.

Co-CEO Reku, Jesse Choi menyampaikan, meskipun Ramadan identik dengan pengeluaran yang meningkat, alangkah lebih baik jika masyarakat tetap memperhatikan alokasi keuangan yang sehat termasuk untuk berinvestasi.

“Menyusun rencana keuangan sangat diperlukan agar menghindari pengeluaran bersifat impulsif, seperti diskon belanja yang kerap menggiurkan. Dengan begitu, masyarakat diharapkan tetap bisa berinvestasi di tengah potensi meningkatnya pengeluaran saat Ramadhan. Lebih dari itu, mendiversifikasi investasi ke sejumlah instrumen juga dapat menjadi strategi untuk mengoptimalkan prospek di berbagai kelas aset dan mengimbangi risiko investasi,” kata Jesse, dikutip dari keterangan resmi ditulis Sabtu (16/3/2024).

Iklim Investasi

Ia mengungkapkan bahwa, memasuki bulan Ramadan, ia optimis terhadap iklim investasi di kelas aset global maupun Indonesia.

“Di aset global seperti kripto, Bitcoin tengah berada di tren bullish hingga sempat mencetak All-Time-High di Indonesia. Selain itu, Bitcoin Halving juga mendapatkan antusiasme besar dari investor. Kemudian saham Amerika Serikat (AS) juga terpantau positif melalui Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang baru-baru ini mencatat rekor tertinggi. Sementara di kelas aset Indonesia, pasar saham di sejumlah sektor juga dipercaya melaju positif pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” imbuhnya.

Oleh karena itu, investor perlu mengoptimalkan kondisi tersebut dengan tetap mengalokasikan investasi dan melakukan diversifikasi.

Dalam memilih platform investasi, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya menyampaikan pentingnya memilih platform investasi yang memiliki izin dan mendapatkan pengawasan dari regulator.

“Keamanan merupakan faktor yang tidak dapat dikompromi. Jadi, pastikan untuk memilih platform investasi yang terdaftar di Bappebti sebelum berinvestasi di aset kripto. Dengan begitu, investor dapat melakukan investasi dengan nyaman karena sistem dan mekanisme transaksinya berada dalam pengawasan regulator. Apalagi pasar kripto dipercaya akan memasuki fase bull run, tentunya investor ingin mengoptimalkan momentum dan mengoptimalkan strategi investasinya dengan baik,” jelas Tirta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Informasi Terbuka

Tirta juga menyampaikan apresiasi Reku yang mengedepankan keterbukaan informasi publik melalui Portal Transparansi di website Reku.

“Melalui portal tersebut, masyarakat dapat mengakses informasi terkait operasional Reku, hasil audit dan cara kerja aset kripto. Hal ini tentu menjadi inisiatif yang baik untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di aset kripto,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby juga menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya dalam menjaga kepercayaan pengguna.

“Masih banyak masyarakat yang ragu berinvestasi, termasuk di aset kripto. Bukan hanya karena belum memahami tentang asetnya, namun juga khawatir akan keamanannya. Oleh sebab itulah Reku menjadi pionir dalam Portal Transparansi dan terus berkolaborasi bersama regulator dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan industri investasi yang sehat,” kata Robby.

 

3 dari 3 halaman

Sentimen Positif Bitcoin Halving dan Saham

Co-Founder Komunitas BitcoinIndo21 dan Bitcoin Indonesia, Dimas Surya Alfaruq menyoroti sentimen positif pada aset kripto.

Ia mengungkapkan, pasar kripto diproyeksi akan menghijau saat Bitcoin Halving pada bulan April mendatang, atau bertepatan dengan momen menjelang Lebaran.

“Bitcoin Halving yang membuat laju pasokan Bitcoin di pasar berkurang, memungkinkan harga Bitcoin berpotensi naik signifikan. Saat ini pun dapat dikatakan pasar kripto juga tengah berada di fase bullish, terlihat pada harga-harga yang cenderung stabil. Selain itu, permintaan terhadap Bitcoin juga terus meningkat sejak adanya Bitcoin ETF di awal Januari 2024, sebanyak 10 kali dari produksi harian Bitcoin saat ini (900 Bitcoin/hari). Sehingga ketika terjadi Bitcoin Halving, jika demand ini tetap meningkat di saat supply berkurang (menjadi 450 Bitcoin/hari), maka ada potensi kenaikan yang signifikan di kemudian hari,” papar Dimas.

Oleh karena itu, Dimas melanjutkan, investor perlu mempersiapkan strategi trading dan investasinya agar dapat memanfaatkan situasi pasar dengan baik.

“Investor dapat menabung rutin atau Dollar Cost Averaging dan diversifikasi di sejumlah aset kripto. Karena Halving Bitcoin juga berpotensi mempengaruhi naiknya harga aset-aset kripto lainnya,” bebernya.

Secara historis, halving Bitcoin di tahun 2013 mencatat peningkatan harga hingga 93,1 kali setara 164 juta.

Selanjutnya Halving di tahun 2017, harga Bitcoin meningkat 30,1 kali, mendorong harga Bitcoin mencapai level Rp 300 juta. Kemudian di tahun 2021, Bitcoin meningkat sebesar 7,8 kali, menyentuh All-Time-High (ATH) di angka Rp 939 juta.

Selain itu, pasar saham juga diproyeksi positif.

Hendra Wardana, CTA, CSA, CIB selaku Founder Komunitas Saham Stocknow.id menjelaskan saham di sejumlah sektor seperti logistik, konsumer, dan transportasi cenderung meningkat saat Ramadhan dan Lebaran.

“Dengan adanya potensi tersebut, investor kripto diharapkan bisa mendiversifikasi asetnya di pasar saham. Begitu juga investor saham juga bisa mempertimbangkan masuk ke aset kripto untuk menyambut bullish dan Bitcoin Halving. Sehingga dapat mendukung investor memanfaatkan momentum positif di sejumlah instrumen dengan lebih optimal,” kata Hendra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.