Sukses

Mengenal Perbedaan CBDC dan Aset Kripto

CDBC menggunakan private blockchain, identitas pengguna CDBC terikat dengan akun bank miliknya, berfungsi sebagai alat pembayaran seperti biasa dan Bank Sentral dapat mengatur jumlah pasokan dan jaringannya.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak bank sentral di berbagai belahan dunia mulai melakukan uji coba Central Bank Digital Currency atau CBDC. Begitu pun Indonesia dengan proyek Rupiah Digital yang diumumkan akhir tahun lalu. 

Lantas apa yang membedakan CBDC dan aset kripto? CDBC menggunakan private blockchain, identitas pengguna CDBC terikat dengan akun bank miliknya, berfungsi sebagai alat pembayaran seperti biasa dan Bank Sentral dapat mengatur jumlah pasokan dan jaringannya. 

Sedangkan pada cryptocurrency, menggunakan public blockchain, dapat menggunakan identitas anonim, bertujuan spekulasi dan sistem pembayaran tergantung regulasi di tiap negara serta otoritas yang mengaturnya adalah pasar jaringan kripto tersebut.

Secara pengertian pun antara CBDC dan kripto sangat berbeda. Dilansir dari Investopedia, Selasa (16/1/2024), CBDC adalah bentuk mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral suatu negara. 

Mata uang ini mirip dengan mata uang kripto, hanya saja nilainya ditetapkan oleh bank sentral dan setara dengan mata uang fiat negara tersebut.

Uang fiat adalah mata uang yang dikeluarkan pemerintah yang tidak didukung oleh komoditas fisik seperti emas atau perak. Ini dianggap sebagai bentuk alat pembayaran yang sah yang dapat digunakan untuk menukarkan barang dan jasa. 

Secara tradisional, uang kertas berbentuk uang kertas dan koin, namun teknologi telah memungkinkan pemerintah dan lembaga keuangan untuk melengkapi uang kertas fisik dengan model berbasis kredit yang mencatat saldo dan transaksi secara digital.

Sedangkan aset kripto adalah mata uang digital atau virtual yang diamankan dengan kriptografi, sehingga hampir mustahil untuk dipalsukan atau dibelanjakan ganda. Sebagian besar mata uang kripto ada di jaringan terdesentralisasi menggunakan teknologi blockchain buku besar terdistribusi yang dijalankan oleh jaringan komputer yang berbeda.

Ciri khas mata uang kripto umumnya tidak diterbitkan oleh otoritas pusat mana pun, sehingga secara teoritis menjadikannya kebal terhadap campur tangan atau manipulasi pemerintah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penerapan CBDC

CBDC akan bertindak sebagai representasi digital dari mata uang suatu negara. CBDC sudah memenuhi 3 (tiga) fungsi dasar uang, yaitu sebagai alat penyimpan nilai (store of value), alat pertukaran/pembayaran (medium of exchange) dan alat pengukur nilai barang dan jasa (unit of account).

Penerapan CBDC

Penerapan CDBC berdampak pada sistem pembayaran yang lebih cepat, efektif dan efisien. Bank sentral dapat memantau supply uang secara efektif, memudahkan penelusuran transaksi dan memangkas biaya perbankan. 

Saat ini terdapat 9 (sembilan) negara yang telah menerapkan CDBC secara penuh yaitu Nigeria, Bahama dan 7 negara di Kepulauan Karibia.Adapun di negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, Singapura dan China yang masih dalam tahap kajian/piloting memiliki tujuan dan model CDBC yang berbeda-beda.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Kepala Komisi Sekuritas Brasil Sebut CBDC Dapat Mematikan Kripto Kecil

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Brasil menaruh harapan besar terhadap masa depan drex, mata uang digital bank sentral Brasil (CBDC).  Kepala Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil (CVM), Joao Pedro Nascimento menyatakan penerbitan Drex akan mematikan banyak cryptocurrency karena beberapa faktor.

Selama simposium keuangan, Nascimento menyatakan meskipun mata uang kripto yang lebih besar dan sudah mapan akan aman, Drex akan mengalihkan perhatian dari proyek mata uang kripto yang kurang dikenal dengan menawarkan banyak fungsinya hanya dalam satu token.

“Saya tidak berbicara tentang Bitcoin, tetapi Drex akan mengurangi daya tarik mata uang kripto yang lebih kecil,” kata Nascimento, dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (30/12/2023). 

Ini bisa terjadi karena Drex bertujuan untuk memasukkan banyak keuntungan yang ditawarkan mata uang kripto saat ini, seperti kemampuan program kontrak pintar dan interaksi dengan struktur yang ada karena asal usulnya yang kompatibel dengan Ethereum.

Kemudian ini dikombinasikan dengan kecepatan dan kepraktisan teknologi buku besar terdistribusi (DLT) yang dikembangkan. Menurut pemberitaan sebelumnya, Drex diperkirakan akan diluncurkan tahun depan.

 

4 dari 4 halaman

Pendekatan Berbeda terhadap Regulasi Kripto

Meskipun regulator lain telah mengambil sikap keras terhadap mata uang kripto, CVM mempromosikan pendekatan yang lebih fleksibel. 

Nascimento menekankan meskipun inovasi teknologi memerlukan regulasi, hal ini harus dilakukan secara inklusif, dengan mengidentifikasi peluang untuk mengintegrasikan teknologi tersebut alih-alih menghambat inovasi.

"Setiap kali manusia mencoba menghentikan inovasi, mereka selalu gagal. Saya memahami bahwa kita harus melihat peluang dalam hal-hal baru dan mencoba membawa hal-hal baru ini agar dapat diterima pasar,” ujar Nascimento.

Nascimento membela kebangkitan ekonomi mata uang kripto yang diatur, yang membawa semua pelaku “baik” di sektor ini ke bawah hukum. 

Alternatif untuk hal ini adalah dengan mendorong mereka ke dalam pasar marginal di mana risiko yang berasal dari tindakan mereka akan timbul tanpa adanya kesempatan untuk mengendalikan kemungkinan kejadian negatif seperti pencucian uang dan penghindaran pajak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini