Sukses

Melihat Prediksi Ripple terhadap Industri Kripto di AS pada 2024

Stuart Alderoty meramalkan ada 2024, bagian terakhir dari tuntutan hukum SEC yang salah terhadap Ripple akhirnya akan berakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kripto Ripple Labs membagikan beberapa prediksi kripto untuk 2024 di platform media sosial X dahulu bernama Twitter. Kepala bagian hukum perusahaan, Stuart Alderoty, membuat tiga prediksi mengenai kebijakan kripto dan regulasi kripto Amerika Serikat (AS).

“Kami telah meminta para pemimpin di Ripple untuk mempertimbangkan apa yang menurut mereka akan terjadi pada tahun 2024,” jelas perusahaan tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, ditulis Rabu (20/12/2023).

Pertama, dia meramalkan ada 2024, bagian terakhir dari tuntutan hukum SEC yang salah terhadap Ripple akhirnya akan berakhir. Namun, dia memperingatkan kampanye regulasi melalui penegakan SEC akan terus berlanjut melawan para pemimpin industri lainnya.

Kedua, ia memperkirakan hakim akan terus menjadi garis pertahanan terakhir terhadap tindakan SEC yang berlebihan, dan SEC akan terus kalah dalam permasalahan besar di pengadilan menyiapkan kemungkinan terjadinya pertarungan di Mahkamah Agung.

Prediksi ketiga Alderoty berkaitan dengan peraturan kripto AS yaitu kongres AS pada prinsipnya akan menyetujui peraturan kripto namun tidak akan menyetujui tindakan terbaik.

“Sehingga perusahaan kripto AS terjebak sementara negara-negara lain membuat kemajuan positif yang signifikan,” ujar Alderoty. 

Ia juga memperkirakan pada 2024 Ripple memperkirakan tingkat adopsi akan terus meningkat. Selain itu Bank sedang bereksperimen dengan aset yang diberi token, dan harus mampu melakukannya dengan percaya diri, dalam kerangka kepatuhan yang ketat dan protokol keamanan, serta integrasi yang lancar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ripple Gandeng Uphold Kerek Likuiditas Pembayaran Lintas Batas Kripto

Sebelumnya diberitakan, Ripple mengumumkan pada Selasa, 24 Oktober 2023 mereka telah membentuk kemitraan baru dengan Uphold, platform mata uang digital multi-aset yang beroperasi di lebih dari 184 negara, menawarkan akses ke lebih dari 200 mata uang kripto dan fiat. 

Kemitraan ini akan membuat Uphold memberi Ripple kemampuan likuiditas kripto yang ditingkatkan untuk mendukung dan meningkatkan infrastruktur pembayaran lintas batasnya. 

CEO Uphold Simon McLoughlin menjelaskan platform perusahaannya memiliki fitur tumpukan perdagangan frekuensi tinggi yang sepenuhnya otomatis yang terhubung ke 30 tempat perdagangan yang mendasarinya. 

“Hal ini memungkinkan Uphold untuk menawarkan likuiditas yang dalam, berbagai jalur eksekusi untuk transaksi, dan spread yang sangat ketat,” kata McLoughlin, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (29/10/2023). 

Di sisi lain, kepala pembayaran Ripple, Pegah Soltani kemitraan baru ini dengan Uphold memungkinkan untuk meningkatkan infrastruktur dasar dan keahlian likuiditas Uphold yang mendalam semakin mendukung kemampuan Ripple untuk menawarkan pembayaran lintas batas yang cepat dan fleksibel di seluruh dunia.

Saat ini, Ripple melayani ratusan pelanggan di lebih dari 55 negara dan 6 benua, dengan kemampuan pembayaran di lebih dari 70 pasar, dan telah memproses volume senilai USD 30 miliar atau setara Rp 477,3 triliun dan 20 juta transaksi sejak solusi pembayarannya pertama kali diluncurkan.

 

3 dari 4 halaman

Anak Perusahaan JPMorgan, Chase Larang Pembayaran Kripto

Sebelumnya diberitakan, anak perusahaan bank digital yang berbasis di Inggris di bawah JPMorgan Chase, mengatakan kepada pelanggan melalui email mereka akan melarang klien Inggris melakukan pembayaran terkait kripto atau transfer bank keluar mulai 16 Oktober karena penipuan kripto.

Chase, yang meluncurkan layanan berbasis aplikasinya di Inggris pada 2021, mengumpulkan lebih dari 1,6 juta klien. JP Morgan Chase, perusahaan induknya, adalah bank terbesar di AS, dengan total aset senilai lebih dari USD 3 triliun atau setara Rp 46.640 triliun (asumsi kurs Rp 15.546 per dolar AS).

“Kami telah melihat peningkatan jumlah penipuan kripto yang menargetkan konsumen Inggris, jadi kami telah mengambil keputusan untuk mencegah pembelian aset kripto dengan kartu debit Chase atau dengan mentransfer uang ke situs kripto dari akun Chase,” kata juru bicara Chase, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (28/9/2023).

Sebelumnya pada Maret, NatWest Bank yang berbasis di Inggris membatasi pembayaran pelanggannya ke bursa kripto hingga USD 1.214 atau setara Rp 18,8 juta per hari sebagai perlindungan terhadap pencurian kripto. 

NatWest mencatat dalam siaran persnya pada Maret konsumennya di Inggris kehilangan USD 400 juta atau setara Rp 6,2 triliun karena penipuan kripto tahun lalu.

Inggris telah melakukan upaya untuk mengembangkan sektor blockchain dan kripto, dengan Perdana Menteri Rishi Sunak yang merupakan pendukung vokal industri ini.

Perkembangan Regulasi Kripto di Inggris

Pada Juni, Inggris mengesahkan Undang-Undang Layanan Keuangan dan Pasar 2023, sebuah undang-undang reformasi yang memungkinkan otoritas keuangannya memperlakukan kripto sebagai instrumen keuangan yang diatur. 

Meskipun memberikan lebih banyak kejelasan, peraturan kripto yang baru menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pendukung kripto di Inggris karena batasan yang diterapkan pada kampanye pemasaran.

 

4 dari 4 halaman

Transaksi Harian Bitcoin Anjlok 46 Persen, Apa Penyebabnya?

Seperti diberitakan sebelumnya, selama 37 hari terakhir, sejak 15 September 2023, jumlah transaksi bitcoin harian telah menurun drastis. Dalam dua minggu pertama bulan September, jumlah rata-rata transaksi harian yang dikonfirmasi di blockchain Bitcoin menurun lebih dari 46 persen.

Dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (24/10/2023), tren penurunan ini didorong tren prasasti Ordinal Bitcoin mengalami perlambatan yang signifikan. Sejak 1 September hingga 15 September 2023, rata-rata transaksi harian sebanyak 528.503. 

Sedangkan dari 1 Oktober hingga 21 Oktober 2023, rata-rata hariannya adalah 284.704. Itu berarti rata-rata harian pada paruh pertama September lebih tinggi 46,13 persen dibandingkan tiga minggu pertama Oktober.

Pada September 2023, jumlah rata-rata transaksi BTC yang dikonfirmasi adalah sekitar 489,165 per hari. Pada Agustus, rata-ratanya adalah 464.969 per hari, pada Juli sebanyak 455.893, dan pada Juni sebanyak 404.906.

Sejauh ini pada 2023, rata-rata hariannya adalah sekitar 392.170 transaksi. Pada 2022, rata-rata harian adalah 255.085. 

Data menunjukkan, meskipun terjadi penurunan sebesar 46 persen pada September hingga Oktober 2023, terdapat peningkatan rata-rata jumlah transaksi harian sebesar 53 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perbedaan yang mencolok adalah 2023 belum berakhir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini