Sukses

Bitcoin Bisa Jadi Alternatif di Negara dengan Sistem Keuangan yang Rusak

Mata uang kripto kini terus meningkat popularitasnya dan menjadi titik nyala bagi regulator.

Liputan6.com, Jakarta CEO Block, Jack Dorsey dan petingginya datangi Accra di Ghana untuk Konferensi Bitcoin Afrika perdana pada Desember lalu untuk membicarakan salah satu alternatif keuangan yang paling berpotensi mengganggu dan transformatif untuk sistem keuangan yang ada di benua ini, yaitu Bitcoin.

Sejak dimulainya pada 2008, uang digital ini telah diremehkan dengan berbagai pernyataan seperti mainan yang sangat rumit, bentuk perjudian yang dilegalkan, taruhan spekulatif untuk menjadi kaya dengan cepat, dan kendaraan bagi penjahat dan penipu untuk mengaburkan asal-usul uang. keuntungan buruk mereka.

Tetapi sistem keuangan paralel ini juga dapat melayani kebaikan sosial yang nyata, menawarkan jalan masuk ke sistem keuangan bagi orang-orang yang jika tidak akan tersisih. 

Bitcoin Sebagai Alternatif 

Di negara-negara di mana sebagian besar penduduknya tidak memiliki rekening bank, mata uang nasional tidak lagi menjadi penyimpan nilai yang aman, pengiriman uang merupakan bagian besar dari PDB, dan sanksi internasional memperumit hubungan dengan ekonomi global, mata uang virtual yang tidak memerlukan perantara untuk menyetujui transaksi dapat menjadi jalur penting untuk kelangsungan hidup.

Saat mata uang kripto terus meningkat popularitasnya dan menjadi titik nyala bagi regulator, Dorsey dan para deputinya memberikan kontranarasi penting, Bitcoin membawa kekuatan finansial kepada orang-orang yang tidak memilikinya.

“Tidak masalah bagi saya apakah harganya turun atau naik, karena saya masih bisa menggunakan bitcoin sebagai kendaraan untuk memindahkan uang ke seluruh dunia secara instan,” kata CEO TBD di Block, Mike Brock, sebuah unit yang berfokus pada cryptocurrency dan keuangan terdesentralisasi, dikutip dari CNBC, Selasa (28/3/2023).

Sistem Keuangan di Afrika

Memindahkan uang di Afrika adalah proses yang mahal dan rumit. Akses cabang bank umum terbatas, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan pedesaan.

Beberapa masalah yang dihadapi seperti, pilihan perbankan digital juga terbatas, hiperinflasi yang merajalela, korupsi pemerintah yang meluas, dan kontrol modal yang menjebak uang domestik di bank, dan uang bisa berhenti masuk akal sama sekali.

Sebagian dari masalah berasal dari kerangka pembayaran kuasi-kolonial di benua itu, di mana sekitar 80 persen pembayaran lintas batas yang berasal dari bank-bank Afrika diproses di luar negeri, sebagian besar di AS atau Eropa. Itu berarti biaya dan waktu pemrosesan yang lebih tinggi yang terkadang diukur dalam beberapa minggu.

Lalu ada mobile money, yang sudah ada sejak awal 2000-an. Anggap saja seperti dompet elektronik yang diikat ke nomor telepon yang tidak memerlukan smartphone atau data untuk beroperasi. Pengguna dapat membayar tagihan dan berbelanja dengan ponsel mereka melalui SMS, alih-alih harus bergantung pada opsi perbankan tradisional.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.